Ganjar Pranowo Unggul Survei, Itu Bentuk Kepuasan Warga Jateng

Kresna Suwardi
Penyuka wayang mahabharata
Konten dari Pengguna
31 Mei 2018 15:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kresna Suwardi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ganjar Pranowo Unggul Survei, Itu Bentuk Kepuasan Warga Jateng
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa survei menunjukkan bahwa Ganjar Pranowo dan pasangannya Taj Yasin unggul dari lawannya: pasangan Sudirman Said – Ida Fauziyah.
ADVERTISEMENT
Tetapi dalam keunggulan itu, seorang pengamat politik dai Universitas Al-Azhar Jakarta, Ujang Komaruddin menilai Ganjar masih potensi tumbang.
Memang survei tidak secara mutlak memberi hasil nyata bahwa Ganjar pasti menang. Tetapi survei itu menunjukkan bukti bahwa sang petahana dinilai patut untuk melanjutkan periode kedua. Lembaga survei yang menunjukkan keunggulan tidak hanya satu tapi ada sekitar 4-5 lima lembaga survei. Jadi ini benar-benar sesuatu yang luar biasa.
Jadi, saya melihat bahwa Ganjar Pranowo dianggap pemimpin yang cocok oleh warga Jawa Tengah. Kinerjanya dinilai baik oleh warga Jawa Tengah. Setidaknya angka survei itu telah bericara banyak bahwa separuh dari warga Jawa Tengah menunjukkan bahwa Ganjar Pranowo dinilai memiliki kinerja yang baik dalam memimpin Jateng.
ADVERTISEMENT
Ujang benar, hasil survei tidak masih menjadi acuan. Kemenangan sesungguhnya nanti hasilnya dalam perhelatan pemilu di mana hasilnya ditentukan oleh hasil resmi penghitungan suara KPU. Ujang tidak keliru.
Ujang juga tidak keliru dengan melihat peningkatan dari pasangan Sudirman Said – Ida Fauziyah. Tetapi dalam rentang waktu tidak sampai satu bulan lagi, jika tidak ada tsunami politik – demikian yang dikatakan secara realistis oleh pengamat politik lain – maka sangat kecil perubahan dari hasil survei tersebut.
Ingat selisih Sudirman Said dengan Ganjar Pranowo sangat jauh dari temuan kelima lembaga survei.
Ujang menilai kemungkinan potensi pasangan Sudirman Said dan Ida Fauziyah karena faktor didukung PKB yang identic dengan NU, fatayat NU dan Muslimat NU. Ingat, partai politik juga memiliki kelemahan, begitu pun jaringan organisasi yang ada. Kekuatan partai politik bisa tidak memiliki taji yang kuat apabila faktor sosok juga tidak terlalu mencolok.
ADVERTISEMENT
Sebut misalnya Sudirman Said dan Ida Fauziyah secara sosok tidak lebih tenar (bagi warga Jawa Tengah) dan tidak lebih memiliki nilai jual dari pada pasangan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin.
Faktor-faktor dukungan partai juga tidak seberapa. Belum lagi keretakan-keretakan di internal. Apakah mungkin partai solid di dalamnya mendukung satu pasangan tertentu? Itu juga masih diragukan. Barangkali secara resmi partai politik mendukung salah satu pasangan, ini tidak berarti tak ada persoalan di internalnya.
PKB dan NU dan organisasi perempuannya memang memiliki keterhubungan. Tapi juga pilihan anggotanya juga tidak bisa dipaksakan atas nama organisasi. Pilihan-pilihan yang rasional muncul dan memiliki peran signifikan. Mereka – yang cerdas – tidak lagi sekedar mempertimbangkan latar belakang identitas dan organisasi. Mereka bisa memilih berdasarkan pertimbangan yang meyakinkan dari kinerja dan prestasinya: Ganjar Pranowo membuktikan sebagai sosok yang telah memiliki banyak prestasi sebagai pemimpin di Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Ujang boleh saja berspekulasi tentang hal di atas. Tapi juga perlu kalkulasi yang baik.