Potret Hitamnya Pantai Bintan di Kepri Akibat Limbah Oli Kapal
Konten dari Pengguna
20 Februari 2020 9:35 WIB
Tulisan dari BATAMNEWS tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bintan - Kabupaten Bintan termasuk daerah yang memiliki pantai-pantai yang indah. Masyarakat pesisir biasa bekerja sebagai nelayan. Namun limbah musiman sludge oil (tar) tak kunjung teratasi pemerintah selama bertahun-tahun. Kemolekan pantai Bintan dikotori jamahan limbah internasional itu tiap musim tertentu.
ADVERTISEMENT
Musim limbah itu kembali datang saat ini. Nelayan pesisir mengeluh. Sepanjang laut di Kabupaten Bintan menjadi hitam dan lengket.
Hampir setiap memasuki musim agin utara wilayah Bintan mendapat kiriman limbah ini. Tentu hal ini mempengaruhi tangkapan nelayan. Pengelola objek wisata di Bintan ikut menjerit.
Pantauan Batamnews.co.id di sepanjang pantai Bintan sebut saja Kelurahan Kawal, Desa Malang Rapat, Desa Teluk Bakau di Kecamatan Gunung Kijang hingga Desa Tanjung Berakit, Kecamatan Sri Kuala Lobam.
Ketua RT 02 Desa Teluk Bakau Kurnia mengatakan, limbah itu dibawa harus pasang hingga sampai ke pemukiman masyarakat pesisir.
"Ketahuannya semalam pas air pasang, pompong nelayan dikotori minyak hitam dan sebagainya sudah kami bersihkan," kata Kurnia saat ditemui di kediamannya.
ADVERTISEMENT
Selama ini diduga limbah itu berasal dari tank cleaning kapal-kapal di perairan internasional. Saat musim tertentu, biasa menyelimuti pantai-pantai di Bintan. Namun entah kenapa di saat musim angin mengarah ke Singapura, tidak pernah terdengar kejadian serupa.
"Setiap musim angin utara masalahnya minyak hitam ini, rata-rata masyarakat di sini nelayan tradisional. Sangat dirugikan dengan minyak ini," keluhnya.
Ia berharap pemerintah baik daerah dan pusat mengambil langkah untuk mengatasi limbah minyak itu. Apalagi menurutnya Kabupaten Bintan dikenal dengan objek wisata pantainya. "Segeralah ambil langkah, karena ini sangat meresahkan," ujarnya.
Baca berita lainnya di Batamnews.co.id
Berita ini pertama kali terbit di