news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

114 Anak di Kepulauan Riau Terjangkit Rubella

Konten Media Partner
4 Oktober 2018 10:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi imunisasi anak.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi imunisasi anak. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Batam - Jumlah anak penderita Rubella di Kepulauan Riau mencapai 114 orang tersebar di kabupaten/kota se-Kepulauan Riauu, jumlah terbanyak berada di Batam. Data ini berdasarkan survei dari Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Tjejep Yudiana, mengatakan pemberian imunisasi MR di Kepri diperpanjang hingga 31 Oktober. Hal tersebut terkait belum tercapainya target imunisasi MR di Kepri.
“Kendala terbesar dan paling sulit itu adalah sudah telanjurnya masyarakat terbentuk opini bahwa pemberian imunisasi atau vaksin MR ke anak itu haram hukumnya. Tanpa dukungan yang kuat dari seluruh masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, MUI, dan pimpinan daerah, mustahil target imunisasi di Kepri bisa dicapai," ujar Tjejep, Rabu (3/10).
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di Kepri agar mau mengimunisasi MR anaknya, pihaknya terus gencar menggelar pertemuan dengan tokoh masyarakat, kepsek, MUI, tokoh agama di beberapa kabupaten/kota di Kepri, termasuk di Batam yang penduduknya paling padat di Kepri.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 114 anak yang terjangkit virus rubella belum dapat dipastikan merupakan itu data valid. Kemungkinan masih ada yang belum dilaporkan.
“Bahkan saat rapat kami dengan Kabid penanggulangan penyakit di Tanjungpinang, tiap satu RW itu, rata-rata dua sampai tiga anak terkena rubella," katanya.
Namun kesulitan lain yaitu, para orangtua tidak mau melaporkan anaknya jika sudah terjangkit virus rubella, karena tak ingin terpublikasi.
"Tapi saya jumlah pastinya tak hafal. Anak yang terkena rubella ketahuan setelah memeriksakan ke rumah sakit. Belum lagi yang sudah telanjur kandungannya keguguran, telanjur cacat, itu tak diperiksakan oleh orang tuanya," katanya.
Tjejep menegaskan dari jumlah SLB tersebut tiap sekolah itu sebagian dipastikan cacat karena terkena rubella. Saat ini jumlah SLB di Kepri ada enam, termasuk di Batam dengan jumlah murid sekitar dua ribuan lebih.
ADVERTISEMENT
"Kalau kurang yakin dengan ganasnya virus rubella yang menjangkiti anak-anak di Kepri, saya sarankan masyarakat datanglah ke SLB. Virus rubella sendiri bagi yang terjangkit dampaknya menimbulkan kebutaan, bisu, tuli, perkembangan tubuhnya tak normal atau cebol, hingga kematian," jelasnya.
Untuk jadwal pemberian imunisasi MR di tiap posyandu dilakukan sebulan sekali. Sementara untuk di puskesmas se-Kepri dilakukan tiap seminggu sekali dan itu semua gratis. Sedangkan di rumah sakit bisa dilakukan tiap hari, namun dikenakan biaya jasa penanganan dokter.
"Yang imunisasi di puskesmas itu jumlahnya sedikit sekali. Kalau tiap hari hanya ada tiga atau empat orang saja yang mau imunisasi MR, itu sangat mubazir sekali. Karena satu ampul vaksin MR itu harus dipakai untuk delapan anak dan sekali dibuka, apabila masih tersisa, harus segera dibuang, tak boleh lagi disimpan atau digunakan lagi ke anak lainnya," kata Tjejep.
ADVERTISEMENT
(ret)
*Baca berita terkait lainnya di Batamnews.co.id
Berita ini pertama kali terbit di Batamnews.co.id