Dipaksa Jadi Dancer Antar Pulau, 5 Korban Wanita Kembali Diamankan Polisi
PerbesarADVERTISEMENT
Batam - Polda Kepri kembali mengamankan lima dancer (penari hiburan) antar pulau dalam kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kota Batam. Kelimanya berstatus korban, disinyalir dipaksa bekerja sebagai penari panggung dari pulau ke pulau.
ADVERTISEMENT
Kelima korban yang diselamatkan berinisial T alias V (33) asal Tembilahan, N (30) asal Malang, G (28) asal Payakumbuh, PA (20) asal Batam dan SRM (24) asal Bengkulu, sedangkan saksi diketahui inisial BH.
Wadirkrimum Polda Kepri, AKBP Ruslan A Rasyid mengungkapkan jika pencarian para korban ini dilakukan dari Pulau Abang.
"Sebelumnya kami sudah mendapatkan informasi bahwa para korban itu sedang berada di Pulau Nopong Senayang, Kabupaten Lingga karena beberapa hari lalu ada hajatan dipulau tersebut. Tim bergegas ke pulau yang dimaksud namun masyarakat setempat mengatakan, hajatan beberapa hari lalu bukan di Pulau Nopong melainkan Pulau Baru, Senayang, Lingga,” ujarnya, Kamis (6/8/2020).
ADVERTISEMENT
Tim lalu kembali bergerak ke lokasi yang disebutkan, dan pada siangnya berhasil menyelamatkan kelima korban. Lima korban serta seorang saksi dimintai keterangan untuk proses lebih lanjut.
"Kita juga lakukan pemeriksaan kesehatan dan berencana akan memulangkan para korban ke daerah asalnya," kata Ruslan.
Kasus ini berawal saat seorang penari VS memintai pertolongan kakaknya via medsos. Polisi yang melakukan penyelidikan, menemukan VS dan mengamankan seorang tersangka MR yang mempekerjakan para wanita-wanita ini sebagai penari panggung hiburan.
Para wanita korban ini, dari keterangan polisi dipaksa menari dari pulau kepulau di wilayah Kepri mulai dari kampung pulau-pulau kecil sekitar Kota Batam hingga Kabupaten Lingga.
ADVERTISEMENT
Baca berita lainnya di www.batamnews.co.id
Berita ini pertama kali terbit di