Dirjen BKSDA Kaget Laju Alih Fungsi Hutan Lindung di Batam

Konten Media Partner
6 Agustus 2019 10:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi terkait konservasi alam oleh BKSDA di Batam. (Foto: Dyah Asti/Batamnews)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi terkait konservasi alam oleh BKSDA di Batam. (Foto: Dyah Asti/Batamnews)
ADVERTISEMENT
Batam - Kawasan hutan lindung harusnya menjadi tempat ideal untuk daerah resapan air. Namun kenyataannya, banyak area resapan air di Batam yang telah beralih fungsi.
ADVERTISEMENT
Dirjen Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nasional, Wiratno mengatakan, Pulau Batam seharusnya menjadi daerah yang tertutup dari pohon.
Keberadaan hutan lindung di Batam dinilai sangat penting, sehingga Wiratno menghimbau agar hutan di pulau ini dan sekitarnya wajib dijaga.
Wiratno kaget saat ditanyai terkait banyaknya area hutan lindung di Batam yang sudah beralih fungsi. "Oh banyak ya saya tidak tahu soal itu, Pulau ini penting dijaga hutannya," kata dia.
Padahal kedatangannya ke Batam ini, dan memilih Batam sebagai tuan rumah Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) sebagai bentuk promosi menjaga alam. "Makanya pengembangan awarenes HKAN dilaksanakan disini untuk membangun kesadaran bersama dan kerja sama dengan pemerintah daerah untuk menjaga hutan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dia sangat menyayangkan apa yang terjadi di Kota Batam. Dimana seharusnya ini menjadi perhatian dari badan otorita setempat, BKSDA, lembaga pemerintah kota juga.
Batam menjadi perhatian karena lokasi yang berdekatan dengan Singapura, menurutnya hal lainnya juga harus dijaga terutama keberadaan hutan untuk kelangsungan air.
Wiratno juga sempat mengingatkan bahwa semua pihak harus benar-benar mengawasi terkait keberadaan hutan. Sehingga tidak boleh lagi ada hutan yang diubah menjadi bukan hutan.
"Hati-hati dengan kondisi pulau kecil dengan tanah yang tidak subur. Tidak boleh ada lagi, udah cukup. Jadi tata ruangnya harus kita perhatikan betul-betul, karena ini pulau kecil, " tegasnya.
Menurut Profesor dari Institute Pertanian Bogor Kukuh Murtilaksono, yang turut hadir sebagai pembicara dalam talk show Membangun Konsep Hutan Kota, di HKAN 2019. Jika dilihat didata konservasi hutan, kawasan resapan air utama di Batam, yaitu Hutan Duriangkang terlihat hijau, namun kenyataannya area ini menjadi zona merah karena terlalu banyak mengandung sedimen.
ADVERTISEMENT
Hal ini disebabkan oleh pengalihfungsian lahan hutan tersebut, menjadi kawasan lain, seperti pemukiman, perkebunan, area terbuka, tambang dan segala macam, sehingga sedimennya tinggi.
"Label ini menunjukkan bahwa air yang masuk cepat namun bersamaan dengan sedimen, jadi ketika kemarau tidak ada yang tersimpan di bawah tanah karena tanahnya tipis," jelasnya.
Hal ini justru berbanding terbalik dengan kondisi TWA Mukakuning, yang justru lebih banyak zona hijaunya. Walau masih ada titik merahnya karena pemukiman disekitar juga banyak
Menurutnya ini menjadi PR besar bagi pemerintah kota Batam untuk melindungi daerah resapan air, hal ini juga menjadi tanggung jawab masyarakat untuk ikut mengawasi.
"Itu harusnya menjadi tugas kita semua dan tantangan kita semua, BKSDA dan badan pemerintah daerah," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
(das)
*Baca berita lainnya di Batamnewsi.co.d
Berita ini pertama kali terbit di Batamnews.co.id