Interkoneksi Listrik Kepri-Singapura Segera Dimulai

Konten Media Partner
26 Oktober 2021 12:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perspektif interkoneksi listrik yang akan dikembangkan Sunseap Group Singapura. (Foto: ist)
zoom-in-whitePerbesar
Perspektif interkoneksi listrik yang akan dikembangkan Sunseap Group Singapura. (Foto: ist)
ADVERTISEMENT
Singapura - Perusahaan penyedia energi bersih terbesar di Singapura, Sunseap Group meneken nota kesepahaman (MoU) untuk mengeksplorasi dan mengembangkan sistem tenaga surya di sekitar Provinsi Kepulauan Riau.
ADVERTISEMENT
MoU proyek pengembangan sistem tenaga surya dengan kapasitas gabungan 7 gigawatt-peak (GWp), termasuk PV surya terapung 2.2GWp yang diumumkan sebelumnya di Duriangkang, Batam, ini diteken pada Selasa (26/10/2021). Demikian siaran pers yang diterima Batamnews.
Proyek ini akan membantu Singapura dan Indonesia memenuhi tujuan energi hijau mereka dan akan menjadi salah satu proyek energi bersih interkoneksi lintas batas terbesar di Asia Tenggara, kata pernyataan Sunseap.
Sejumlah pihak yang terlibat dalam MoU ini antara lain PT Mustika Combol Indah, PT Agung Sedayu, Sumitomo Corporation, Samsung C&T Corporation, Oriens Asset Management, ESS Inc dan Durapower Group.
Selain Batam, salah satu pulau di Kepulauan Riau yang dipertimbangkan untuk proyek tersebut adalah Combol yang terletak di Kabupaten Karimun.
ADVERTISEMENT
Rencananya adalah menyalurkan energi rendah karbon ke Singapura melalui kabel listrik bawah laut baru yang diusulkan.
Ditambah dengan beberapa sistem penyimpanan energi dengan total lebih dari 12GWhr, proyek ini bertujuan untuk menyediakan 1 GigaWatt (GW) energi bersih rendah karbon non-intermiten untuk Singapura dan Indonesia.
Dengan menghubungkan sistem PV surya dari berbagai pulau, konsorsium berharap untuk mencapai skala ekonomi dan lebih mengoptimalkan kapasitas kabel bawah laut baru yang diusulkan ke Singapura.
Teknologi ini akan membantu menurunkan biaya transmisi, sehingga mengurangi biaya impor listrik rendah karbon ke Singapura, dan pada akhirnya menghasilkan listrik rendah karbon yang lebih terjangkau bagi konsumen di Singapura.
Konsorsium bertujuan untuk mencocokkan impor listrik rendah karbon yang dibutuhkan ke Singapura sebesar 1,2 GW pada tahun 2027 dan 2,8 GW lainnya pada tahun 2035, seperti yang disebutkan awal pekan ini oleh Gan Kim Yong, Menteri Perdagangan dan Industri.
ADVERTISEMENT
Otoritas Pasar Energi (EMA) mengatakan akan mengeluarkan dua permintaan terpisah untuk proposal impor hingga 4 GW listrik rendah karbon pada tahun 2035.
Konsorsium tersebut bertujuan untuk menjadi salah satu pihak yang membantu memenuhi 20-25% dari 4 GW impor listrik rendah karbon ke Singapura.
Konsorsium yang dipimpin Sunseap hari ini menandatangani MoU sebagai bagian dari Asian Clean Energy Summit yang diadakan di Sands Expo and Convention Centre.
(dod)
Baca berita lainnya di www.batamnews.co.id
Berita ini pertama kali terbit di