Pasokan Air Bersih Sering Mati, Irwansyah: Hasil Reses Warga Batam Kecewa

Konten Media Partner
30 November 2022 14:58 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Waduk air bersih Sei Ladi yang menjadi penopang sumber air di Kota Batam tampak dari udara (Foto: Batamnews)
zoom-in-whitePerbesar
Waduk air bersih Sei Ladi yang menjadi penopang sumber air di Kota Batam tampak dari udara (Foto: Batamnews)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Batam, Batamnews - Permasalahan pengelolaan air bersih atau air minum di Batam, Kepulauan Riau, tengah bermasalah. Warga Batam pun kerap mengeluh dan mengaku kecewa terkait pelayanan air bersih saat ini.
ADVERTISEMENT
Tidak saja persoalan teknis, terkadang, kualitas air hingga seringnya mati air juga menjadi permasalahan.
Anggota DPRD Kepri Dapil Batam Irwansyah juga mengaku kerap mendapat keluhan dari konstituennya di Batam terkait kualitas air dan layanan pihak pengelola air bersih saat ini.
Saat ini distribusi air bersih di Batam ditangani BP Batam melalui SPAM Batam dan dioperasikan pihak PT Moya. Sayangnya sejak transisi dari PT Adhya Tirta Batam layanan air bersih di Batam tampak menurun.
"Hasil reses saya ke masyarakat banyak keluhan masyarakat soal pelayanan air bersih. Mereka bilang air sekarang lebih buruk pelayanan dari yang sebelumnya," ujar Irwansyah kepada Batamnews, Rabu (30/11/2022).
ADVERTISEMENT
Permasalahan yang dihadapi semakin kompleks. "Sekarang lebih sering mati, sebelumnya tidak," ujar Irwansyah.
Tidak itu saja, yang tak kalah penting, saat ini pelanggan baru yang masuk daftar tunggu juga semakin banyak, bahkan tak terlayani.
"Pelayanan baru tak terlayani. Pengembang takut bersuara karena takut, karena mereka punya kepentingan. Ada satu perumahan di Tiban. Orang beli rumah baru, ternyata tak ada meterannya" ujar anggota DPRD dari Partai Persatuan Pembangunan ini.
Baru-baru ini juga terjadi aksi dari warga Tanjunguncang yang juga merasa tak teraliri air bersih hingga kini.
"Kualitas air juga menurun. Kontinunitas. Saya bertanya sebagai anggota DPRD saya menuntut penjelasan resmi dari BP Batam, BP yang punya kewenangan pengelolaan air bersih. Harusnya BP tinggal melanjutkan. Coverage infrastruktur sudah luas. 90 persen lebih," ujar Irwansyah.
ADVERTISEMENT
Moya seperti Ada dan Tiada
Anggota DPRD Provinsi Kepri Irwansyah juga mempertanyakan sikap BP Batam terkait pengelolaan air bersih tersebut.
"BP harus menjelaskan siapa yang mengelola air bersih. SPAM Batam atau pihak ketiga? Kemarin sempat dibuka lelang. Ada masa transisi. Ada yang kelola hulu hilir. Kalau diserahkan ke pihak ketiga siapa? Moya seperti ada dan tiada," ujar Irwansyah.
Irwansyah mengungkapkan setelah dilepas dari PT ATB belum ada kejelasan mengenai pihak yang mengelola air bersih secara profesional dan transparan.
Irwansyah mengakui, proses transisi dari ATB ke BP Batam tidak mulus sehingga BP Batam saat ini kesulitan mengelola air bersih.
"Teknologi SCADA ternyata tak diserahkan. Sehingga tak ada sistem yang bagus untuk memastikan kualitas air maupun pengelolaannya," ujar Irwansyah.
ADVERTISEMENT
Dampaknya, Irwansyah bilang, pemasangan pipa baru, ganti pipa lama, untuk kualitas dan penyambungan air bersih, sejauh ini masih belum terkelola dengan baik.
"BP seharusnya tidak hanya mengutip uang dari pelanggan yang sudah ada, tapi tidak ada investasi," ujar Irwansyah.
Selain itu, kalau pun diserahkan nantinya pengelolaan ke pihak ketiga harus jelas tanggungjawabnya. Baik dari sisi investasi, pelayanan, hingga pemasukan ke negara.
Saat ini, kata Irwansyah, pertumbuhan penduduk di Batam semakin berkembang. Diperlukan cadangan air baku yakni waduk atau dam baru. "Debit air baku kedepan akan kurang. Ketersediaan air baku harus jelas," ujarnya.
Irwansyah mengatakan, mengelola air bersih sebenarnya tidaklah sulit. Apalagi sumber air bersih sudah tersedia, simpelnya tinggal pipa, pompa, listrik, kemudian SDM. "Selesai. Tapi harus ada perencanaan dan tidak asal asalan," katanya.
ADVERTISEMENT
Irwansyah pun mengungkapkan, akan memanggil BP Batam terkait keluhan warga dari hasil reses tersebut untuk rapat dengar pendapat mengenai pengelolaan air bersih.
"Kita akan memanggil BP Batam soal pengelolaan air bersih agar kebutuhan masyarakat akan air bersih bisa terjamin," ujar dia.
(ruz)
Baca berita lainnya di www.batamnews.co.id
Berita ini pertama kali terbit di