Pertanian di Natuna, Sektor Potensial yang Belum Tergarap Maksimal

Konten Media Partner
12 Juni 2021 14:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lahan persawahan di kawasan Batubi, Natuna.
zoom-in-whitePerbesar
Lahan persawahan di kawasan Batubi, Natuna.
ADVERTISEMENT
Natuna, Batamnews - Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau dikenal sebagai daerah yang kaya akan hasil migas dan perikanan.
ADVERTISEMENT
Namun dibalik itu, Natuna juga menyimpan potensi dari sektor lain yang tak kalah menjanjikan dibandingkan migas dan perikanan, yakni pertanian.
Luas wilayah dataran dan suburnya tanah yang ada di Natuna menjadi faktor penting kenapa di Natuna dikatakan memiliki potensi di bidang pertanian dan perkebunan.
Sayangnya, sektor pertanian maupun perkebunan di Natuna masih belum terkelola dengan baik. Luasnya lahan yang ada tak diimbangi dengan jumlah Sumber Daya Manusia nya ( SDM) dan ketersediaan fasilitas yang memadai.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Natuna, Marwan Sjah Putra memaparkan problem utama tak berkembangnya sektor pertanian di Natuna.
Ia menyebut ada tiga hal yang menjadi problem pengembangan pertanian di Natuna yakni minimnya SDM, kurangnya fasilitas pertanian dan susahnya pemasaran produk pertanian.
ADVERTISEMENT
"SDM yang ada saat ini sangat terbatas, jujur yang memiliki ketrampilan dalam hal pertanian kebanyakan saat ini malah para transmigran yang notabene berasal dari Pulau Jawa, sedangkan masyarakat lokal belum banyak yang berminat ke sektor pertanian, karena sudah terbiasa bekerja sebagai nelayan," kata Marwan dalam perbincangan dengan Batamnews, pekan ini.
Ia juga menyebut, pengelolaan pertanian di Natuna masih jauh dari sentuhan teknologi modern. Kebanyakan petani masih menggunakan cara-cara manual untuk mengolah hasil pertanian mereka.
Ia mencontohkan, para petani yang berada di Batubi masih mengelola hasil pertanian berupa padi dengan cara penggilingan manual.
"Hasilnya kurang maksimal karena butiran padinya banyak yang patah dan pecah," terang Marwan.
Selain itu, tidak adanya solusi pemasaran dan distribusi yang pasti, membuat hasil pertanian masyarakat selama ini banyak tidak terjual.
ADVERTISEMENT
Hal ini dinilai Marwan sebagai salah satu faktor utama kenapa panen beras di Natuna tidak bisa berkembang dan meningkat.
"Petani takut untuk menanam dalam jumlah banyak, sebab takut tak terjual karena belum ada solusi pemasaran yang konkret," imbuhnya.
Berbekal dari persoalan di atas, pihaknya kini perlahan mulai membenahi satu persatu permasalahan.
"Mulai dari SDM, akan kita lakukan penyuluhan kepada masyarakat, terkait peralatan pertanian pun akan kita mulai datangkan, sementara untuk masalah pemasaran akan kita carikan solusi bersama dengan melibatkan semua instansi, seperti Disperindagkop dan lainya," kata Marwan.
Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Natuna, Hendra Kusuma mengatakan pemerintah daerah akan berupaya mencari solusi agar bisa meningkatkan hasil sektor pertanian.
Dirinya berharap dengan pemimpin yang baru maka akan ada semangat baru untuk lebih membenahi segala sektor, terutama bidang pertanian.
ADVERTISEMENT
Sehingga ke depannya, bukan hanya sentra kelautan dan perikanan saja yang menjadi komoditi Natuna, namun juga pertanian dan perkebunan bisa berbicara di kancah Nasional.
(Yan)
Baca berita lainnya di www.batamnews.co.id
Berita ini pertama kali terbit di