Tren Gowes Menurun, Penjualan Sepeda di Batam Menukik Tajam

Konten Media Partner
8 Juni 2021 10:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas bersepeda di Batam, beberapa waktu lalu. (Foto: Rudi untuk Batamnews)
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas bersepeda di Batam, beberapa waktu lalu. (Foto: Rudi untuk Batamnews)
ADVERTISEMENT
Batam, Batamnews - Pandemi Corona sempat mendorong angka penjualan sepeda, menyusul tren bersepeda yang terjadi di berbagai kota besar, di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Namun, setahun lebih pandemi berlangsung, tren bersepeda mulai meredup, termasuk di Kota Batam, Kepulauan Riau. Hal ini berpengaruh pada lesunya penjualan sepeda.
Redupnya tren bersepeda di Batam diakui oleh Fajar, pemilik bengkel dan penjualan sepeda F Bike, di kawasan Bida Asri, Batam Kota.
Baca: Tren Menurun, Harga Sepeda Kini Merosot Tajam
Fajar melihat tren penurunan dalam dua bulan terakhir. Penjualan sepeda merosot cukup tajam.
"Merosotnya penjualan bukan hanya saya saja merasakan, tapi juga kawan-kawan distributor sepeda yang lain," ujar Fajar kepada Batamnews, Senin (7/6/2021).
Ia menyebut, merosotnya penjualan itupun tidak tanggung-tanggung, bisa sampai 80 persen. Lesunya penjualan yang paling terasa itu kata Fajar, untuk penjualan sepeda lipat atau yang terkenal dengan sebutan seli.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, Fajar masih bisa berharap dari jasa bengkel sepeda yang dikelolanya. Menurut dia, bengkel sepeda tak terlalu terimbas turunnya tren ini.
“Tapi kalau untuk bengkel masih stabil,” ucapnya.
Bukan Gaya-gayaan
Menurunnya tren sepeda di Batam, juga diakui oleh pegiat komunitas sepeda, Ridzky. Ia membandingkan dengan situasi saat aktivitas bersepeda lagi ngetren di awal pandemi.
“Kalau memang dilihat secara fakta di lapangan memang berkurang dibandingkan dulu, biasanya mulai dari hari Jumat itu biasanya pasti rame, sekarang sudah berkurang,” ujarnya.
Berkurangnya minat masyarakat terhadap pemakaian sepeda itu kata Ridzky ada berbagai faktor. Ada yang mulai bosan dan tidak punya cukup waktu karena pekerjaan.
“Tapi ada juga yang berpikir kalau Corona itu bisa terbawa oleh angin, jadi pada ada yang takut,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai pesepeda yang sudah aktif, bahkan sebelum tren sepeda muncul, Ridzky mengaku agak sedikit kecewa,
“Karena menurut saya sepeda itu bukan hanya untuk gaya-gayaan, bukan hanya untuk posting di media sosial, tapi memang untuk olahraga dan mencari sehat,” ucapnya.
Bangun Akses Pesepeda
Tren bersepeda yang menjamur di Kota Batam direspons pemerintah dengan membuat akses khusus bagi pesepeda.
Salah satu jalur pesepeda yang kelar dibangun BP Batam adalah Jalan Kolektor Bundaran Madani sampai dengan Ocarina, Bengkong Sadai.
Kepala BP Batam mengatakan, salah satu alasan utama mengapa ia menginiasi pembangunan tersebut adalah untuk menyediakan fasilitas yang mudah diakses bagi para pejalan kaki dan pesepeda, selain para pengguna kendaraan bermotor.
ADVERTISEMENT
“Kita sudah lihat betapa cepatnya masyarakat menyadari pentingnya menjaga metabolisme tubuh dengan berolahraga. Pembangunan jalan ini kami hadirkan untuk memfasilitasi hal tersebut. Kita bangun juga jalur pejalan kaki dan pesepedanya, sudah kita bedakan juga warnanya per jalur agar memudahkan,” terang Muhammad Rudi, Minggu (9/5/2021).
(ude)
Baca berita lainnya di www.batamnews.co.id
Berita ini pertama kali terbit di