Butet, Bukti Nyata Usaha Tak Mengkhianati Hasil

Konten dari Pengguna
21 Desember 2018 18:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bayu S tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Owi, Butet”, “Owi, Butet pasti bisa!” atau “Ayoo, Ci Butet!” adalah sedikit dari sekian banyak teriakan bernada semangat yang menggema di Istora Senayan setiap ganda campuran andalan Indonesia, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir tampil. Sebagai penggemar bulu tangkis, menyaksikan penampilan Owi/Butet tentu menjadi agenda wajib tiap ada turnamen bulu tangkis di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu penggemar bulu tangkis Indonesia, pengujung tahun ini tentu menjadi salah satu momen yang cukup berat. Bagaimana tidak? Butet telah memutuskan untuk gantung raket meski tidak sedikit kabar berembus bahwa dirinya akan tetap berkontribusi di dunia raket tanah air meski dari balik layar.
Butet adalah bukti nyata bahwa usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Saya sempat mendengar bahwa Butet harus menempuh berjam-jam setiap harinya untuk latihan, bahkan merelakan dirinya berpisah dengan keluarga demi menjadi atlet bulu tangkis.
Owi/Butet di Babak Kedua All England 2018 (Foto: Bergas Agung/kumparan)
Berkenalan dengan dunia raket bulu di usia sembilan tahun, Butet mendapat dukungan penuh dari sang ayah, setidaknya itulah sedikit dari panjangnya awal mula kisah perempuan Manado ini yang saya ketahui. Perjuangan yang tidak singkat ini membawa Butet 3 kali menjadi juara dunia dan 2 kali juara All England. Pada tahun 2014, Butet pun memutuskan untuk bergabung dengan PB Djarum dengan harapan dapat menambah deretan prestasi untuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bergabungnya Butet dengan PB Djarum pun semakin mengharumkan nama Indonesia di dunia bulu tangkis. Butet semakin berjaya dengan meraih juara All England untuk ke-3 kali, juara dunia untuk yang ke-4 kali, dan medali emas Olimpiade. Medali Olimpiade Butet rasanya menjadi salah satu keberhasilannya yang paling saya ingat. Sebab kala itu, rapor penampilan Owi-Butet cukup jauh dari kata baik.
Perjalanan Owi-Butet tidak berjalan mulus begitu saja. Mereka juga pernah berada di titik ‘lelah’ dengan performa yang sempat menurun. Meski demikian, mereka masih bisa meraih medali emas Badminton Asia Championships 2015 dan juara Malaysia Open Superseries Premier 2016. Namun, penurunan performa ini membuat Owi-Butet ditempatkan menjadi unggulan ketiga di Olimpiade 2016.
Namun sekali lagi, Owi-Butet memang bukti nyata dari usaha tidak mengkhianati hasil. Mereka berhasil menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang meraih medali emas di Olimpiade Rio de Janeiro dari cabor bulu tangkis. Medali tersebut sekaligus menjadi emas pertama Butet di Olimpiade.
ADVERTISEMENT
“Saya pertama kali masuk (PB Djarum), juara All England, juara dunia, sampai saya juara olimpiade. PB Djarum, enggak henti-hentinya memberi support materi maupun support lainnya,” itulah petikan wawancara Butet mengenai raihan manisnya Bersama PB Djarum.
Saya jadi teringat, ungkapan Owi mengenai Butet. Dalam sesi wawancara bersama salah satu media, ia mengatakan bahwa Butet adalah sosok pekerja keras dan memiliki mental yang kuat sejak muda. Pernyataan Owi tersebut memang sangat identik dengan PB Djarum.
PB Djarum memang dikenal sebagai klub yang tidak hanya mengajarkan atlet mudanya hal-hal dasar, seperti cara memegang raket, teknik memukul atau mengatur strategi. Para atlet pun dibekali motivasi kuat demi menciptakan mental dan semangat juang. Bermodalkan “nutrisi” yang mumpuni seperti itu, Butet lahir dan tumbuh menjadi atlet yang menurut saya sudah pantas disebut legenda bulutangkis Indonesia.
Memiliki seorang Liliyana Natsir sebagai seorang atlet Indonesia membuat saya selalu bangga. Saya bahkan belum dapat membayangkan menyaksikan bulutangkis tanpa teriakan “Ayoo Ci Butet”, “Owi/Butet Bisa!!!” atau “Yo, Ayo, Ayo Ci Butet”, tetapi saya tetap bersyukur dapat menjadi satu di antara jutaan mata yang pernah melihat keringat demi keringat Butet mengalir demi mendapatkan poin di atas arena pertandingan.
ADVERTISEMENT
Saya yakin berbekal pondasi yang kokoh dari keluarga dan PB Djarum, lembaran baru akan terbuka untuk Butet di dunia balik layar bulutangkis tanah air. Meski perjalanan masa depan Butet masih menjadi misteri, tapi rasanya saya sudah bisa membayangkan nama Liliyana bersanding di jajaran pelatih.
Butet akan selalu menjadi pahlawan Indonesia. Terima kasih Butet, terima kasih Liliyana Natsir.