Zakat, Mencegah Dusta dalam Beragama
Konten dari Pengguna
10 Mei 2021 8:12 WIB
Tulisan dari Badan Amil Zakat Nasional tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Saidah Sakwan, MA (Pimpinan BAZNAS RI)
ADVERTISEMENT
Bila berangkat mengaji ke majelis-majelis, di tengah jalan bersedih melihat pengemis menangis, berarti kesadaran diniyah masih menggema di dada. Sederhana bukan? Namun, tentu tak sekadar berempati, tapi segera bergerak untuk berbagi.
Inilah sentuhan humanisme yang luar biasa dalam Surat Al-Ma’un (QS 107: 1-7). Allah SWT langsung menyindir dengan keras penggunaan mata mereka yang kerap menyaksikan duka kaum papa sebagai tontonan belaka.
“Tidakkah kamu melihat, siapakah (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. Maka celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya, yang berbuat ria dan enggan (memberikan) bantuan.”
Inilah yang mendorong Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS ), membantu kebutuhan produksi usaha kuliner mitra mustahik untuk memenuhi kebutuhan pangan dhuafa lewat Hidangan Berkah Ramadhan.
ADVERTISEMENT
BAZNAS Microfinance Desa (BMD), memasok makanan siap saji dan menyediakan boks untuk menjaga higienitas hingga sampai ke tangan penerima manfaat.
Hidangan Berkah Ramadhan didistribusikan ke titik-titik wilayah mustahik di Jabodetabek. Kegiatan yang sama juga dilakukan BAZNAS provinsi/kabupaten/kota.
Tak hanya itu, bersama perbankan, BAZNAS menginisiasi program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui zakat produktif, untuk mendorong mustahik menjadi micropreneur berdaya.
Program ini bertujuan mewujudkan kemandirian usaha mikro melalui pemberian modal, pendampingan serta pelatihan untuk membantu mereka agar bisa sejahtera.
Zakat yang ditunaikan muzaki memberikan dampak nyata bagi mustahik, sebagai efek kebaikan mereka ("in ahsantum ahsantum li anfusikum”).