news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bom Meledak Saat Salat Jumat di Masjid Syiah Afghanistan, 16 Orang Meninggal

Konten Media Partner
15 Oktober 2021 18:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bom. Foto: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bom. Foto: Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
Sedikitnya 16 orang tewas dan 32 lainnya luka-luka setelah sebuah ledakan mengguncang satu masjid milik umat Syiah saat salat Jumat di kota Kandahar, Afghanistan.
ADVERTISEMENT
Foto-foto dari dalam masjid Fatemieh menunjukkan jendela-jendela kaca pecah dan mayat-mayat tergeletak di lantai dan jemaah lainnya berusaha membantu.
Penyebab ledakan belum jelas, tetapi diduga bom bunuh diri.
Seorang saksi mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa dia mendengar tiga ledakan, dua di antaranya di pintu utama dan di tempat para jemaah melakukan wudu.
Masjid itu dipenuhi orang pada saat ledakan dan setidaknya 15 mobil ambulans berada di tempat kejadian.
Pasukan khusus Taliban telah mengamankan lokasi tersebut dan telah meminta orang-orang untuk mendonorkan darahnya guna membantu para korban, demikan laporan Reuters.
Wartawan BBC Afghanistan, Secunder Kermani, mengatakan bahwa IS-K, cabang lokal dari Kelompok Negara Islam, diperkirakan akan mengeklaim bahwa mereka berada di balik serangan itu.
ADVERTISEMENT
Pada Jumat lalu, serangan bunuh diri di sebuah masjid Syiah selama salat Jumat di wilayah utara kota Kunduz telah menewaskan sedikitnya 50 orang.
Saat itu IS-K mengatakan mereka berada di balik serangan paling mematikan semenjak pasukan Amerika Serikat meninggalkan Afghanistan pada akhir Agustus.
IS-K merupakan kelompok paling ekstrem dan brutal dari semua kelompok militan jihad di Afghanistan, dan menyatakan sebagai penentang pemerintahan Taliban.
Kelompok Taliban mengambil alih Afghanistan setelah pasukan asing menarik diri dari negara itu pada akhir Agustus menyusul kesepakatan dengan AS.
Hal itu terjadi dua dekade setelah pasukan AS menyingkirkan kelompok militan itu dari kekuasaan pada 2001.