Daftar Kota-kota Ukraina yang Diserbu Rusia Tertera di Tembok Pusat Perbelanjaan

Konten Media Partner
22 Mei 2022 8:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Daftar Kota-kota Ukraina yang Diserbu Rusia Tertera di Tembok Pusat Perbelanjaan
zoom-in-whitePerbesar
Jika kita berkendara selama delapan jam ke arah utara dari Moskow, kita akan menemukan kota kecil bernama Russko-Vysotskoye.
Tak banyak yang dapat dilihat di sini, kecuali peternakan ayam dan gereja yang porak poranda dalam Perang Dunia Kedua.
Tapi ada satu pemandangan yang menyedot perhatian di kota ini: pusat perbelanjaan setempat.
Dmitry Skurikhin memiliki gedung pusat perbelanjaan ini - dan orang tahu apa yang dilakukannya di bagian depan.
Dengan tulisan ukuran besar ia menulis "Perdamaian untuk Ukraina, Kebebasan untuk Rusia!" Dengan cat merah, ia menuliskan nama-nama kota Ukraina yang telah serbu tentara Rusia.
Mariupol, Bucha, Kherson, Chernihiv, dan banyak lainnya.
Daftar nama-nama kota Ukraina yang diserang Rusia semakin panjang.
"Saya pikir cara ini adalah jalan terbaik untuk menyebarkan informasi," kata Dmitry kepada Editor Rusia BBC News, Steve Rosenberg di Russko-Vysotskoye.
"Karena selama pekan-pekan pertama perang, rakyat kami tidak tahu apa yang terjadi. Mereka mengira sedang dilakukan operasi khusus untuk membersihkan pemerintah Ukraina dari pecandu narkotika. Mereka tidak tahu bahwa Rusia menggempur kota-kota di Ukraina."

Dicap pengkhianat

Dmitry bahkan telah menyulap atap tokonya dengan warna kuning dan biru, warna bendera Ukraina.
Tiba-tiba, dikeluarkan kaleng cat dan kuas dan Dmitry menambah daftar nama-nama kota.
Cat merah yang menetes dari kuas Dmitry semakin menguatkan pesan yang ingin ia sampaikan.
Borodyanka, Odesa, Irpin… Sebagian cat menetes di dinding, warna merah darah, sehingga ini membuat pesan yang ingin disampaikan semakin kuat.
Dmitry paham betul bahwa apa yang dilakukannya berisiko. Di Rusia, protes terbuka sering kali berakhir dengan penuntutan atau ancaman atau keduanya. Seseorang telah membuat grafiti bertuliskan "pengkhianat" pada pintunya. Dan polisi juga telah mendatanginya.
Dmitry kemudian dikenai denda karena dianggap mendiskreditkan militer Rusia. Namun Dmitry tidak menyesal.
Dmitry Skurikhin mengaku tak bisa berpangku tangan dengan adanya disinformasi perang di Ukraina.
"Saya tidak bisa berpangku tangan. Itu akan mencabik-cabik saya. Tapi apa yang saya lakukan adalah tindakan putus asa. Sekarang orang Rusia dipinggirkan. Kami pantas diperlakukan begitu. Serbuan ini akan membayang-bayangi kami untuk waktu yang lama."
Kremlin ingin mencitrakan Presiden Vladimir Putin sebagai pemimpin yang disokong oleh rakyatnya. Pihak berwenang menegaskan rakyat Rusia mendukungnya untuk menyerbu Ukraina. Dmitry mengatakam klaim itu adalah ilusi.
"Jika Anda bertanya kepada orang-orang di sini, apakah mereka mendukung perang antara Rusia dan Ukraina, dengan menggempur kota-kota, ditambah dengan berbagai dampaknya seperti perang dan kelaparan, mereka akan mengatakan: 'Apakah Anda gila?!'" kata Dmitry kepada Steve Rosenberg, redaktur Rusia di BBC News.
"Warga Rusia diberi informasi yang keliru. Mereka mendukung operasi militer khusus seperti yang disampaikan kepada mereka lewat TV. Orang mulai menyadari bahwa apa yang sebenarnya terjadi adalah malapetaka."
Tembok depan pusat perbelanjaan dipenuhi dengan tulisan nama-nama kota Ukraina.
Di luar pusat perbelanjaan milik Dmitry Skurikhin, sejumlah orang dimintai tanggapan atas protesnya itu.
"Ia tolol. Tolol! Menutupi tembok dengan sampah!" teriak seorang konsumen. "Lebih baik ia melukis di tembok!"
Adapun seorang mantan guru biologi Dmitry mempunyai pandangan berbeda.
"Tidak seorangpun menginginkan perang, saya masih ingat Perang Dunia Kedua," kata Maria Nikolaevena, 87 tahun. "Tak masalah kita tidak menghendaki perang. Mungkin pemerintah kita lebih tahu."
"Ia punya hak untuk menyampaikan pendapatnya," kata seorang pemuda bernama Anton. "Dan saya juga khawatir dengan Ukraina, karena menyerang, mengebom negara tetangga adalah sesuatu yang aneh."
Dmitry Skurikhin paham bahwa cat saja tidak akan membawa perdamaian.
Namun, seperti dilaporkan Steve Rosenberg, jika aksi protesnya ini membuat warga setempat berhenti, berpikir bahkan bertanya maka hal itu, menurutnya, layak dilakukan.