Filep Karma, Aktivis Kemerdekaan Papua, Meninggal di Pantai Jayapura

Konten Media Partner
1 November 2022 9:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Filep Karma, Aktivis Kemerdekaan Papua, Meninggal di Pantai Jayapura
zoom-in-whitePerbesar
Filep Karma, aktivis kemerdekaan Papua, dilaporkan meninggal dunia pada Selasa (02/11) pagi. Jenazahnya ditemukan oleh warga di bibir pantai Base G, Jayapura, Papua.
Seorang pejabat polisi di Jayapura mengatakan, jenazah yang ditemukan di pantai Base G diduga adalah Filep Karma.
"Diduga Filep Karma, tetapi untuk memastikan masih menunggu konfirmasi keluarganya," kata Kapolsek Jayapura Utara, Akp Yahya Rumra, kepada Antara, Selasa.
Keterangan yang dihimpun dari aktivis dan jurnalis di Papua, membenarkan bahwa jenazah yang ditemukan di pantai itu adalah Filep Karma.
Sampai sekitar pukul 08.30 WIB, Selasa (02/11), belum ada keterangan resmi dari keluarga Filep Karma atas informasi tersebut.
Dilaporkan jenazah Filep Karma sudah ditempatkan di RS Bhayangkara Jayapura. Disebutkan jenazahnya akan diautopsi.
Sejauh ini belum ada penjelasan dari rumah sakit terkait penyebab kematiannya.
Dalam foto-foto yang diterima BBC News Indonesia, jenazah yang disebutkan sebagai Filep Karma itu seperti mengenakan baju selam warna biru.
Terlihat sudah ada pembatas warna kuning oleh kepolisian di lokasi ditemukan jenazah tersebut.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP), Timotius Murib, mengatakan, dirinya sudah diberitahu bahwa jenazah yang ditemukan di pantai itu adalah Filep Karma.
Keluarganya sudah membawa jenazahnya ke RS Bhayangkara, "guna kepentingan autopsi," ungkap Timotius kepada wartawan BBC News Indonesia, Jerome Wirawan, Selasa (02/11) pagi.
Sementara, Direktur Eksekutif Gerakan Pembebasan Papua Barat (ULMWP), Markus Haluk, mengatakan bangsa Papua kehilangan salah-satu tokoh pejuang yang sejati.
"Ia telah mendedikasikan hidupnya untuk memperjuang hak politik bangsa Papua untuk merdeka dan berdaulat," katanya kepadda BBC News Indonesia, Selasa pagi.

Siapa sosok Filep Karma?

Sosok Filep Karma banyak disebut kembali setelah dia dibebaskan pada 19 November 2015 dari penjara Abepura, Papua.
Dia adalah tahahan politik yang penjara karena menaikkan bendera Bintang Kejora dan berbicara dalam pawai prokemerdekaan Papua pada 2004.
Dia dibebaskan lebih awal setelah menjalani 11 tahun dari 15 tahun vonis penjara.
Pembebasan Filep Karma, pada 2015, merupakan bagian dari kebijakan pemberian grasi yang ditempuh Presiden Joko Widodo terhadap sejumlah tahanan politik di Papua.
Saat itu Jokowi menyebut langkah itu sebagai upaya pemerintah dalam menyelesaikan konflik di Papua.
Lima orang yang diberikan grasi oleh Presiden Jokowi adalah para pelaku serangan ke gudang senjata di markas Kodim Wamena pada 2003.
Felip Karma, yang menolak menandatangani proses grasi, tidak termasuk dalam pembebasan itu.
Dalam wawancara dengan BBC, Filep mengatakan dia tidak mau mengajukan grasi karena itu berarti dia mengaku bersalah dan meminta presiden mengampuninya.
Filep menginginkan amnesti karena, menurutnya, dia tidak bersalah.
Pada 19 November 2015, Filep Karma akhirnya dibebaskan dari penjara Abepura, setelah menjalani 11 tahun penjara dari 15 tahun vonis yang dijatuhkan.
"Saya tahunya akan dibebaskan tahun 2019. Karena saya menolak semua remisi," kata Filep Karma kepada wartawan BBC Indonesia, Rebecca Henschke, Kamis, 19 November 2015.
"Tiba-tiba saya dipaksa harus keluar dari penjara," tambahnya saat itu.
Usai dibebaskan, Filep Karma menegaskan tekadnya untuk terus memperjuangkan kemerdekaan Papua secara damai.
"Papua belum merdeka, berarti perjuangan saya belum selesai. Saya akan terus berjuang sampai Papua merdeka."
Dan untuk itu, katanya, ia siap untuk kembali dipenjara.