Harta Karun Tak Ternilai di Rawa Irlandia yang Disembunyikan Para Biarawan

Konten Media Partner
28 Agustus 2022 11:43 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tracey Croke
BBC Travel

Salah satu penemuan arkeologi paling menarik dalam sejarah seni Irlandia ditemukan di Pulau Derrynaflan di Tipperary oleh seorang pria dan anak lelakinya, dengan menggunakan detektor logam.

"Pergilah ke sana dan celupkan jarimu ke dalam air suci - airnya selalu penuh," desak seorang petani dalam perjalanan saya ke Pulau Derrynaflan.
Saya mujur bersua dengannya, karena tak ada tanda untuk mengarahkan saya di sepanjang jalan berbatu ke tempat suci ini, yang sebagian besar cuma diketahui oleh warga setempat.
Derrynaflan bukanlah pulau biasa. Lahan mungil milik perorangan seluas 44 hektar ini, di kawasan pedalaman terbesar di Irlandia, tidak dikelilingi lautan atau danau.
Tidak seperti biasanya, daratan itu muncul dari rawa-rawa di lahan gambut kecoklatan nan luas di daerah Tipperary. Kehadirannya mirip fatamorgana hijau yang menakjubkan.
Namun demikian, menurut kamus, daratan itu dikategorikan sebagai pulau.
Saya datang ke tanah rawa-rawa terpencil ini guna melihat di mana para biarawan hermetis paling awal di Irlandia ini menyepi pada abad ke-6.
Ketika sebagian besar Eropa terguncang akibat kekacauan pasca-Romawi pada Abad Kegelapan, daratan bagi orang-orang kudus dan cendekiawan (sebagaimana Irlandia dikenal secara luas) ini melawan dengan memasuki zaman keemasan skolastik dan pencapaian artistik luar biasa, yang ditandai dengan pemukiman para biarawan seperti Derrynaflan.
Tapi yang sangat menarik dari Derrynaflan adalah harta karun tak ternilai yang kemungkinan besar ditinggalkan di sini oleh para biarawan.
Ditemukan hanya beberapa dekade silam, temuan itu telah mengubah hukum Irlandia dan menjadi salah satu penemuan arkeologi paling menarik dalam sejarah seni Irlandia.
Berhati-hatilah agar tak mengganggu kawanan lembu yang tengah makan, saya perlahan mendaki sejauh 200m menuju reruntuhan bangunan nan molek yang masih menjadi daya tarik pulau itu hingga saat ini.
Sesampai di puncak, saya mengelilingi sisa-sisa biara abad ke-12 yang menggantikan biara sebelumnya.
Cahaya lembut berwarna aprikot saat petang mengalir melalui jendela tanpa panel ke arah altar yang sudah lama ditinggalkan.
Hanya dua bejana batu yang tersisa. Satu – sebuah batu Bullaun (mangkuk) peninggalan abad pertengahan – berlubang yang cukup untuk menampung air 'suci' (hujan) yang dijanjikan bagi para petani.
Saya secara agnostik lantas memberkati diri saya sendiri seperti yang diinstruksikan.
Sebuah informasi berupa tanda-tanda di reruntuhan biara mengungkapkan lebih banyak hal di Derrynaflan ketimbang yang pertama kali dilihat oleh mata gerejawi.
Secara kontroversial, daratan mistis yang jarang diketahui ini menjadi tersohor di bidang arkeologi internasional pada 1980 ketika seorang pria dan anaknya dari kota Clonmel, sekitar 25km jauhnya, menemukan cangkir dan piring dengan hiasan rumit. Mereka menemukannya dengan menggunakan detektor logam sederhana.
"Piala" itu sebenarnya adalah piala yang dipakai dalam misa suci abad ke-9.
Dan "piring" yang ditemukan adalah sebuah patena peninggalan abad ke-8 yang digunakan untuk menampung roti selama ekaristi gereja abad pertengahan Irlandia, ungkap Nessa O'Connor, kurator dan arkeolog di Museum Nasional Irlandia.
"Benda-benda ini merupakan obyek elit dengan standar pengerjaan yang sangat, sangat tinggi yang dibuat pada titik tertinggi di gereja awal Irlandia," ujarnya.
Piala perak dan patena dihias dengan luar biasa oleh para pengrajin emas Celtic kuno, jelas O'Connor.
Anyaman emas nan halus yang disebut "filigree", menjadi hiasan rumit seukuran perangko di sekitar tepian patena, dengan gaya khas Irlandia.
Patena juga merupakan satu-satunya contoh dari jenisnya yang bertahan dari peninggalan awal abad pertengahan di Eropa Barat.
Saringan anggur dan penyangga (untuk patena) melengkapi koleksi Seni Insular yang tak ternilai.
Insular adalah gaya seni bersama di Irlandia dan Inggris sekitar tahun 600 hingga 900 Masehi, yang sangat dipengaruhi oleh perluasan tradisi monastik Irlandia).
"Kombinasi benda-benda itu unik ... itu satu set altar yang lengkap," kata O'Connor, menjelaskan bahwa mengubur barang-barang berharga adalah hal biasa selama serangan Viking dan kekacauan dinasti pada abad ke-10 hingga ke-12.
"Sepertinya itu disimpan dengan sengaja [oleh para barawan] saat berisiko tinggi."
Sejak itu, para arkeolog telah mengamati pulau itu dengan cermat dan tidak ada lagi yang ditemukan, tambahnya.
Pulau Derrynaflan dikelilingi oleh rawa-rawa Lurgoe.
Sekarang, berbagai peninggalan di Derrynaflan dapat dilihat di Museum Nasional Irlandia di Dublin, bersama dengan penemuan luar biasa lainnya pada periode Seni Insular, seperti Ardagh Chalice, yang ditemukan pada 1868 oleh seorang pemuda di dekat Ardagh, County Limerick.
O'Connor mencatat bahwa seni dan gayanya sebanding Book of Kells dengan hiasan rumitnya, yang merupakan "harta budaya terbesar Irlandia", menurut Trinity College Dublin, di mana benda-benda itu dipajang.
Kondisi alam berupa rawa-rawa terbukti amat bagus untuk melestarikan artefak-artefak kuno.
Suhu rendah, pasokan oksigen yang minim dan keasaman tanah yang tinggi membuat bahan organik bahkan dapat bertahan selama ribuan tahun.
Sebuah tong mentega berusia 3.000 tahun ditarik keluar dari rawa gambut Irlandia.
Mayat berusia lebih dari 2.000 tahun telah ditemukan dengan rambut dan kuku yang masih utuh.
Namun, sebelum berkembang motif berburu harta karun demi cepat kaya , Irlandia sudah memiliki salah satu undang-undang paling ketat di Eropa yang mengatur tentang penggalian dan pencarian menggunakan logam – dan, penemuan harta karun Derrynaflan makin memperketatnya, jelas Sharon Greene, arkeolog dan editor  Archaeology Magazine.
Baca juga:
Pertarungan hukum selama tujuh tahun di Derrynaflan antara pemburu harta karun yang menggunakan detektor, para pemilik tanah dan pemerintah, yang sampai ke Mahkamah Agung, akhirnya memutuskan bahwa harta karun itu milik negara.
"Itu berarti tidak ada adegan perburuan harta karun yang legal di Irlandia seperti di negara lain," jelas Greene.
Di Inggris, operator tur spesialis dapat mengatur perjalanan untuk berburu harta karun.
"Hal seperti itu tidak akan pernah terjadi di Irlandia," katanya.
Perselisihan terkait kepemilikan dan nilai ekonomi dari harta karun Derrynaflan melahirkan aturan yang melarang aktivitas pendeteksian yang menggunakan logam di Irlandia.
Hukuman bagi upaya pencarian dan penggalian tanpa izin sangatlah keras.
Dan setiap benda purbakala yang ditemukan secara tidak sengaja (misalnya, saat membajak tanah) secara otomatis menjadi milik negara.
Namun, lanjut Greene, saat ini, minat akan aktivitas arkeologis bukanlah tentang keuntungan finansial pribadi dan lebih banyak tentang kebanggaan akan tempat dan menemukan hubungan khusus dengan masa lalu Anda.
Dengan semangat inilah, saya berjalan tanpa tergesa-gesa ke Derrynaflan mengikuti jalur baru sepanjang 9km dari Horse and Jockey Hotel di kota kecil bernama sama.
Dua kilometer pertama saya berada di jalan berkelok-kelok, di mana saya bertemu dengan satu mobil, yang, dilihat dari kecepatannya, tidak menyangka akan bertemu dengan saya.
Tapi tak lama kemudian, saya menyeberangi jembatan ke jalur berbatu yang baru dibuat oleh penduduk setempat yang bersemangat selama pandemi untuk membuat rawa yang berbahaya lebih mudah diakses.
Pulau tersebut, yang dapat dicapai melalui jalan setapak, sekitar 200m dari rute utama, mulai terlihat.
Setelah beberapa dekade aktivitas industri pemangkasan gambut untuk bahan bakar di Irlandia, kawasan rawa tidak lagi sekedar selimut alami menyehatkan seperti dulu.
Tetapi, beberapa tahun sejak aktivitas memanen gambut diakhiri (karena kebijakan 'hijau'), sungguh menggembirakan melihat dunia tumbuhan mendapatkan kepercayaan diri atas lanskap yang sebagian besar sudah jenuh.
"Alam akan mengambilnya kembali dengan amat cepat," kata Eoin O'Connell, guru ilmu pertanian dan biologi di sekolah menengah terdekat yang saya temui dalam perjalanan.
O'Connell seringkali berjalan kaki ke Derrynaflan dari lokasi pertanian keluarganya di Lurgoe, sebuah kota yang berjarak beberapa kilometer jauhnya, yang dilalui rute dalam perjalanan kembali ke Horse and Jockey.
Cashel town
Rerumputan, bunga liar, dan deretan gorse – semak berduri dengan bunga kuning cerah beraroma vanila – telah mengakar di kawasan itu.
Genangan air, yang suatu hari akan mengembang menjadi dataran banjir, memberi isyarat dengan pantulan lembut.
"Perlahan, itu akan berubah dari pelepas karbon menjadi spons karbon," kata O'Connell.
Burung-burung lahan basah, sekarang berkumpul dalam jumlah yang lebih besar, menembus kesunyian yang menakutkan.
"Saya pernah mendengar seekor kukuk," tambahnya. "Itu jarang terjadi."
Liam Fleming, warga lokal lain yang tertarik untuk menemukan warisan tersembunyi, memulai kelompok jalan kaki bernama Tipperary Siul Eile (berarti "jalan lain") yang melibatkan segelintir orang pada 2016.
Sejak itu berkembang menjadi 5.000 orang peserta.
Pengunjung dapat mengikuti jalan-jalan reguler (termasuk Derrynaflan Loop) secara gratis.
Fleming, yang baru-baru ini menerima penghargaan untuk upaya sosialnya yang berkelanjutan, mengatakan, "Kami ikut bangga menjaga aneka monumen dan jalan setapak, tetapi kami juga menyatukan orang dan berbagi cerita satu sama lain."
Kawasan pedesaan Irlandia memiliki salah satu konsentrasi terpadat monumen-monumen arkeologi yang masih hidup di Eropa Barat.
"Ada pulau rawa lain dan situs biara kuno yang tersebar di mana-mana," kata Greene, yang percaya bahwa situs warisan harus dapat diakses oleh semua orang.
Sementara sebagian besar dari 150.000 atau lebih monumen arkeologi Irlandia tercatat berada di tanah pribadi (membutuhkan izin dari pemilik tanah untuk mengunjunginya), masyarakat berhasil mengakses situs kuno lokal mereka, seperti makam megalitik, biara, kastil, lingkaran batu dan areal medan perang, melalui Dewan Warisan yang memulai sebuah program Monumen.
County Tipperary
Para pengunjung tidak akan pernah jauh dari komunitas yang memiliki kebanggaan dengan tempat atau lokasi yang menghubungkan mereka dengan masa lalu.
Karena banyak harta tersembunyi ini seringkali berada di luar kemampuan mesin pencari Google, Greene dan Fleming sama-sama merekomendasikan untuk mengandalkan cara yang lebih tradisional, yaitu "bertanya secara lokal" tentang situs kuno yang diminati.
Ini berarti "menanyakan apa yang harus dilakukan" di hotel, toko, atau pub di area tersebut.
Di Killenaule, sebuah kota kecil sekitar 9km dari Derrynaflan, di mana Anda masih bisa mengudap sajian makanan dan segelas bir Guinness di toko yang sama, orang-orang akan senang hati memberi tahu Anda tentang semua hal yang perlu Anda ketahui, mengenai pulau harta karun yang mereka cintai dan bagaimana Anda bisa sampai di sana.
Harapan mendapat informasi yang benar akan dibungkus dalam olok-olok legendaris dan cerita rakyat dari generasi ke generasi.
Namun demikian, kisah berharga lainnya akan diceritakan oleh warga setempat.
Versi bahasa Inggris dari artikel ini, Ireland's priceless treasure hidden by monks , bisa Anda simak di laman BBC Travel.