Ibu Palestina Mencari Anak Kesayangan di Antara Tumpukan Mayat Kuburan Massal

Konten Media Partner
28 April 2024 15:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Ibu Palestina Mencari Anak Kesayangan di Antara Tumpukan Mayat Kuburan Massal

Kareema Elras menemukan mayat putranya, Ahmed, yang tewas 25 Januari lalu, di rumah sakit Nasser.
zoom-in-whitePerbesar
Kareema Elras menemukan mayat putranya, Ahmed, yang tewas 25 Januari lalu, di rumah sakit Nasser.
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Oleh Fergal Keane, BBC News, melaporkan dari Jerusalem
---
Seorang ibu akan mencari anaknya yang hilang di manapun berada. Selama napas masih berhembus, ia tak akan pernah berhenti.
Entah anaknya masih hidup atau sudah meninggal dunia, itu sudah tidak penting lagi.
Kareema Elras menghabiskan waktu selama empat hari untuk mencari keberadaan anaknya. Ia berjibaku dengan kebisingan, debu, serta bau menyengat dari kuburan massal di rumah sakit Nasser.
Ia adalah ibu dari Ahmed, 21 tahun, yang tewas pada 25 Januari lalu di Kota Khan Younis, Gaza bagian selatan. Jasadnya hilang setelah kejadian itu.
Pada Selasa (23/04), Kareema menemukan anaknya.
"Saya selalu datang ke sini sampai sekarang," katanya, "sampai saya menemukan jasad Ahmed, anak laki-laki yang saya sayangi, anak laki-laki kesayangan ibu. Ayahnya meninggal pada saat usianya 12 tahun, dan saya yang membesarkannya."
Di dekatnya, keluarga-keluarga lain berjalan di sekeliling kuburan.
Ini adalah pemandangan yang sangat familiar dari zona perang di seluruh dunia.
Buldoser menggaruk tanah untuk menjangkau dan mengangkat jenazah. Sebuah lengan, terbujur kaku menyembul dari bawah tanah. Para penggali kubur membuat jarak antar mayat yang telah digali, untuk dikubur kembali. Mereka yang kehilangan, berharap menemukan anggota keluarganya yang dicintai di antara mayat-mayat itu.
Pekerja Pertahanan Sipil Palestina mengatakan lebih dari 330 mayat telah ditemukan dari halaman rumah sakit Nasser.
Namun, setiap kuburan massal berbeda-beda situasinya - apakah itu di Balkan, Afrika Tengah, Timur Tengah, dan daerah lainnya.
Dalam perang di Palestina yang dilaporkan telah merenggut nyawa lebih dari 34.000 orang di lahan yang sempit, menguburkan orang meninggal menjadi tugas yang rumit dan sering kali berbahaya.
Beberapa pemakaman terisi penuh. Lahan lainnya sulit dijangkau karena serangan masih berlangsung. Karena kondisi ini, jenazah dikuburkan di halaman rumah sakit. Pasukan Israel mengeklaim mereka sedang memerangi Hamas.
Dalam beberapa kasus perang yang pernah saya laporkan, sangat mungkin mengetahui dengan cepat apa yang terjadi pada korban. Hal ini karena para penyidik forensik segera berada di tempat kejadian, dan para jurnalis dapat mengakses daerah tersebut.
Baca Juga:
Dalam kondisi di Gaza, Israel dan Mesir menolak kehadiran jurnalis internasional dan pertempuran menciptakan situasi sangat berbahaya bagi penyidik forensik. Hal ini menjadi tantangan besar, khususnya dalam menentukan bagaimana dan kapan setiap korban - yang digali dari kuburan di RS Nasser serta RS al-Syifa di utara Kota Gaza - menemui ajalnya.
Apakah di antara mayat-mayat tersebut korban dari serangan pasukan Israel, seperti klaim Hamas dan petugas penyelamat setempat?
Apakah ratusan orang yang tewas di kuburan massal itu adalah korban serangan udara, atau pertempuran di dalam atau sekitar kompleks rumah sakit, atau korban penyakit dan kekurangan gizi yang disebabkan perang?
Apakah pihak Israel memindahkan mayat-mayat dari satu kuburan ke kuburan yang baru?

Apa yang diketahui tentang kuburan massal di RS Nasser?

Oleh Shayan Sardarizadeh, BBC Verify
BBC Verify telah memverifikasi video yang diunggah di internet pada 22, 25 dan 28 Januari, yang menunjukkan warga Palestina menguburkan jenazah di dua lokasi di halaman RS Nasser. Rekaman tersebut diidentifikasi secara geolokasi dengan menggunakan barisan pohon palem dan mencocokkan bangunan yang terlihat dari kejauhan.
Pemakaman sementara itu terjadi ketika staf medis dan pengungsi warga sipil melaporkan adanya pertempuran sengit di daerah tersebut, dan setelah rumah sakit tersebut dikatakan telah dikepung oleh pasukan darat Israel.
Kami tidak memiliki cara untuk mengonfirmasi secara pasti berapa banyak mayat yang dikuburkan sebelum serangan Israel dimulai pada 15 Februari. Kementerian Kesehatan Palestina yang dikelola oleh Hamas mengatakan, pada 27 Januari lalu, terdapat 150 mayat telah dikuburkan di halaman rumah sakit, namun hampir tidak mungkin untuk memverifikasi angka tersebut.
Kami dapat mengonfirmasi bahwa rekaman yang dipublikasikan dalam beberapa hari terakhir, setelah penarikan pasukan Israel dari Khan Younis, menunjukkan lokasi pemakaman yang sama. Deretan pohon dan bangunan di sekitarnya dapat terlihat dengan jelas.
Hasil analis BBC Verify
Pasukan pertahanan sipil di Gaza mengatakan, telah menemukan 330 mayat, namun ada beberapa pertanyaan yang tak dapat kami jawab tentang kapan dan bagaimana orang-orang itu meninggal. Para pejabat RS Nasser mungkin telah menyimpan catatan tentang jenazah yang dikuburkan sebelum serangan Israel, tapi kami tidak tahu.
Militer Israel telah mengonfirmasi bahwa mereka memang menggali dan memeriksa mayat-mayat di halaman rumah sakit, untuk melihat apakah ada warganya yang disandera oleh Hamas, dan bahwa mereka kemudian "dikembalikan ke tempatnya". Namun, Sky News telah memverifikasi video dan citra satelit yang menunjukkan buldoser Israel melaju di atas area pemakaman selama penyerbuan mereka, menyebabkan kerusakan yang terlihat jelas di lokasi tersebut.
Direktur kantor Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia wilayah Palestina, Ajith Sunghay, mengatakan kepada saya bahwa harus ada investigasi forensik independen terhadap kuburan-kuburan tersebut.
Pada hari Selasa (23/04), seorang pejabat PBB lainnya mengatakan bahwa beberapa mayat ditemukan dengan tangan terikat.
Hal ini menyusul pernyataan seorang pejabat Pertahanan Sipil Palestina, sebuah kelompok yang melakukan operasi penyelamatan dan pemulihan, bahwa mayat-mayat ditemukan dalam keadaan diborgol, beberapa lainnya terlihat ditembak di kepala, dan beberapa di antaranya mengenakan seragam tahanan.
Warga Palestina menggali kembali jenazah-jenazah yang dikubur di RS Nasser dengan sekop karena mereka tidak punya alat berat.
Reem Zeidan menghabiskan waktu dua minggu untuk mencari jasad putranya, Nabil, yang ditemukan pada Rabu (24/04) sore.
Reem mengatakan bahwa ia melihat mayat-mayat yang memiliki tanda-tanda penyiksaan, dengan tangan diborgol. "Mereka dieksekusi. Beberapa di antaranya dengan tangan dan kaki diborgol, lalu dieksekusi. Sampai kapan hal ini akan terus berlanjut?"
Saya bertanya kepada Sunghay, apakah dia telah melihat bukti kuat adanya mayat dengan tangan terikat.
"Kami masih belum memiliki bukti, kami hanya memiliki informasi," jawabnya. "Dan informasi itu perlu dikuatkan dari berbagai sumber. Dan itulah mengapa kami membutuhkan penyelidikan internasional yang independen."
"Apa yang tidak bisa kita biarkan, dalam situasi saat ini di mana kita telah melihat di Gaza banyak pelanggaran HAM yang berat, banyak di antaranya berpotensi menjadi kejahatan perang, dan di mana kita telah meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kejahatan kemanusiaan, bahwa ini menjadi titik terang. Intensitas pelanggarannya sangat besar."
Sunghay mengatakan bahwa ia memiliki tim yang siap untuk diterjunkan ke Gaza jika diberikan izin dan perjalanan yang aman oleh Israel.
Kantor HAM PBB menerima laporan bahwa 30 jenazah dikubur di halaman RS al-Shifa.
Pihak Israel membantah bahwa mereka menguburkan mayat-mayat di rumah sakit.
Dalam sebuah pernyataan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan: "Klaim bahwa IDF menguburkan jenazah orang Palestina adalah tidak berdasar dan tidak terbukti."
IDF menambahkan bahwa mayat-mayat itu digali dan diperiksa untuk memastikan apakah ada yang berasal dari sandera Hamas dan dibawa ke Gaza selama serangan 7 Oktober ke Israel.
Pernyataan itu mengatakan: "Pemeriksaan dilakukan dengan cara yang hati-hati dan secara eksklusif di tempat-tempat, di mana intelijen mengindikasikan kemungkinan adanya sandera. Pemeriksaan dilakukan dengan penuh hormat dengan tetap menjaga martabat almarhum."
Upaya untuk mengidentifikasi dan memberikan pemakaman yang layak bagi para korban tewas akan terus berlanjut selama beberapa hari ke depan.
Somaya al-Shourbagy berlutut di dekat makam suaminya, Osama, bersama putri mereka yang masih kecil, Hind.
Somaya al-Shourbagy mengambil jenazah suaminya, Osama, di RS Nasser dan berhasil membawanya ke pemakaman untuk disemayamkan di samping anggota keluarga mereka yang lain.
Dia bersimpuh di samping kuburan yang baru saja digali bersama putri pasangan itu, Hind.
"Putri saya yang masih kecil meminta saya untuk mengunjungi makam ayahnya," kata Somaya, "dan saya mengatakan kepadanya bahwa, segera setelah kami menguburkannya, kami akan mengunjunginya. Terima kasih Tuhan. Situasinya memang sulit, tetapi kami mungkin akan merasa lega setelah menguburkannya."
Hind kecil, yang berusia sekitar lima tahun, mengenang ayahnya melalui mata yang jernih dan sederhana dari seorang anak kecil: "Dia menyayangi saya, dan sering membelikan barang-barang untuk saya, dan sering mengajak saya jalan-jalan."
Reportase tambahan oleh Alice Doyard, Haneen Abdeen dan Nik Millard.