Ismail Haniyeh: Pembunuhan Anak-anak Saya Tidak akan Mengubah Posisi Hamas

Konten Media Partner
11 April 2024 11:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh mengatakan bahwa tiga putranya tewas dalam serangan udara.
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh mengatakan bahwa tiga putranya tewas dalam serangan udara.
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengonfirmasi bahwa tiga putranya dan empat cucunya telah tewas dalam serangan udara di Gaza.
Menurut media yang terafiliasi dengan Hamas, mobil yang ditumpangi anak-anak sang pemimpin Hamas dihantam gempuran udara saat berada di kawasan kamp Al-Shati dekat Kota Gaza.
Haniyeh mengatakan bahwa insiden itu tidak akan mengubah tuntutan Hamas dalam pembicaraan yang bertujuan mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Militer Israel mengatakan anak-anak Haniyeh merupakan anggota dari sayap militer Hamas.
Rombongan itu dilaporkan sedang dalam perjalanan menuju acara keluarga untuk merayakan hari pertama liburan Idulfitri.
Haniyeh mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tiga putranya, yaitu Hazem, Amir, dan Muhammad, tetap tinggal di Gaza selama perang.
Keterangan resmi dari Hamas kemudian menyatakan empat cucu Haniyeh, yakni Mona, Amal, Khaled dan Razan, juga termasuk di antara mereka yang tewas dalam apa yang disebut sebagai serangan "berbahaya dan pengecut".
Haniyeh mengatakan dia mendengar berita itu ketika sedang mengunjungi warga Palestina yang terluka dan dibawa ke ibu kota Qatar, Doha, tempat pemimpin Hamas tinggal.
"Musuh berkhayal jika berpikir bahwa dengan menargetkan anak-anak saya, pada puncak negosiasi [gencatan senjata] dan sebelum gerakan mengirimkan tanggapannya, akan mendorong Hamas untuk mengubah posisinya," katanya kepada Al Jazeera.
Warga Palestina melakukan shalat berjamaah.
Dalam komentarnya di saluran Telegram Hamas, Haniyeh berterima kasih kepada Allah atas "kehormatan" yang diberikan kepadanya dengan yang ia sebut sebagai "kemartiran anak-anak dan cucu-cucunya".
Militer Israel mengatakan telah "menghilangkan tiga operasi sayap militer Hamas di Jalur Gaza tengah", di antaranya termasuk putra-putra Ismail Haniyeh.
Pernyataan dari militer Israel tidak menyebutkan kematian cucu Haniyeh yang dilaporkan.
Di kala tekanan internasional untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata terus meningkat, Presiden AS Joe Biden mengirim kepala CIA, William Burns, untuk babak terakhir pembicaraan di Kairo.
Proposal terbaru, yang Hamas sebut sedang dianalisa, dikabarkan mencakup pembebasan 40 sandera Israel yang ditahan di Gaza sebagai imbalan pembebasan 900 warga Palestina dari penjara-penjara Israel.

Siapa Ismail Haniyeh?

Haniyeh secara luas dikenal sebagai pemimpin Hamas dan telah menjadi anggota terkemuka gerakan ini sejak 1980.
Ia terpilih sebagai kepala biro politik Hamas pada 2017. Departemen Luar Negeri AS menetapkannya sebagai teroris pada 2018.
Ini bukan pertama kalinya keluarga Haniyeh terbunuh dalam perang.
Anak laki-laki lainnya dilaporkan terbunuh pada Februari lalu, sementara saudara laki-laki dan keponakannya terbunuh pada Oktober, diikuti oleh seorang cucu pada November.
Pasukan bersenjata yang dipimpin Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 dan menewaskan 1.200 orang serta menyandera lebih dari 250 orang.
Israel mengatakan bahwa dari 130 sandera yang masih berada di Gaza, setidaknya 34 telah tewas.
Lebih dari 33.000 warga Gaza, mayoritas adalah warga sipil, telah tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak serangan 7 Oktober, kata kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.