Jenazah Para Tentara Rusia Ditinggalkan di Seputar Ibu Kota Kiev

Konten Media Partner
26 Mei 2022 16:40 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketika anjing-anjing milik penduduk desa di Zavalivka terus menggaruk-garuk tanah di kawasan itu, warga segera mengontak pemerintah setempat.
Tim militer Ukraina segera dikerahkan dengan baju pelindung dan perlahan menggali lahan di seputar desa itu.
Mereka menemukan jenazah seorang pria, dengan wajah tertelungkup dan kaki tertekuk. Jelas dari seragamnya, pria itu adalah tentara Rusia.
Berminggu-minggu setelah mereka gagal menguasai ibu kota Ukraina, jenazah para tentara masih ditemukan di dan seputar desa-desa yang dilalui atau diduduki pasukan Rusia. Namun Ukraina mengatakan Rusia tidak berminat mengambil jenazah-jenazah itu.
Dari kuburan yang digali seadanya itu, jenazah tentara dipindahkan ke kereta dengan mesin pendingin di luar Kyiv dan saat ini digunakan sebagai kamar jenazah tentara Rusia.
Bungkus plastik jenazah ditandai dengan angka dan bukan nama. Pada saat kami mengunjungi desa itu, terdapat setidaknya 137 kantong jenazah di dalam gerbong kereta.
Jenazah puluhan tentara Rusia yang ditemukan di dekat Kyiv, ditempatkan di kereta dengan mesin pendingin.
Pihak Ukraina berupaya mengidentifikasi jenazah dengan melihat kartu bank dan juga tanda pengenal lain.
"Paling tidak yang satu ini bisa dipulangkan," kata pria yang bertanggung jawab mengurus jenazah dengan menunjukkan apa yang ia temukan termasuk kaus dengan logo tentara Rusia.
Tak lama kemudian dipastikan bahwa jenazah pria yang baru diangkat itu adalah laki-laki muda yang telah menikah dari Siberia. Di samping kantong jenazahnya, ada foto hitam putih yang diambil dari akun media sosialnya.
Rusia memiliki slogan yang dibanggakan, "Kami tidak meninggalkan tentara kami." Slogan ini adalah bagian penting justifikasi Presiden Putin saat menyerang Ukraina dan klaim yang salah bahwa orang yang berbahasa Rusia harus dilindungi.
Namun slogan itu tampaknya tak berlaku bagi tentara Rusia sendiri.
"Mayat-mayat yang kami temukan menunjukkan mereka memperlakukan rakyat mereka seperti layaknya sampah dan mangsa senjata," kata Kolonel Volodymyr Liamzin kepada BBC. "Mereka tak perlu tentara mereka. Mereka buang di sini, mundur dan membiarkan mayat-mayat mereka."
Tim forensik Ukraina memindahkan mayat seorang tentara muda Rusia dari kuburan yang digali seadanya di luar Kyiv.
Kami tidak tahu persis apa yang sebenarnya terjadi dengan tentara muda yang jenazahnya ditinggalkan di hutan. Para penduduk desa di Zavalivka mengatakan mereka bersembunyi di ruang bawah tanah untuk menghindari pengeboman. Mereka memperkirakan tentara itu terluka dan tersesat ketika pasukannya terpaksa mundur.
Pasukan Rusia yang bertempur di seputar Kyiv, sebagian besar muda dan tak berpengalaman. Kemungkinan mereka menyelamatkan diri.
"Kami melakukan satu pertukaran," kata Kol Liamzin menerangkan bahwa Rusia memberikan daftar tentara yang meninggal dan minta dipulangkan.
"Kami siap mengembalikan mereka semua dan kami ingin jenazah tentara kami dipulangkan juga. Kami mencoba berbagai cara namun tak ada tanggapan, tak ada dialog," kata kolonel itu.
Penundaan pengembalian jenazah bukan dilakukan Rusia saja.
Baik Ukraina maupun Rusia tidak terbuka tentang jumlah korban. Kami berbicara dengan keluarga Ukraina yang mengatakan pemerintah mereka sendiri tak begitu membantu dalam mencari jenazah tentara Ukraina di medan perang.
Seorang perempuan, yang diberitahu bahwa suaminya meninggal, mengatakan ia berusaha mencari jenazahnya hampir tiga bulan.
Namun yang banyak ditemukan adalah mayat tentara Rusia.
Pasukan Rusia menghadapi perlawanan sengit dari tentara Ukraina saat mereka mencoba masuk ke ibu kota.
Tak jauh dari Zavalivka di Sytnyaky, seorang penduduk desa yang sudah lanjut usia mengatakan paling tidak 10 tentara Rusia meninggal dan jenazah mereka ditinggalkan pada bulan Maret lalu.
Unit tentara mereka diserang saat tersesat. Para penduduk desa mencabut semua petunjuk jalan.
Pertempuran saat itu begitu sengit. Ada satu restoran yang terletak di pinggir jalan, saat ini menjadi puing-puing dengan sedikit tembok tersisa.
Selebaran di puing-puing itu berisi seruan agar tentara Rusia menyerah dan tak membunuh mereka.
Pria lanjut usia di desa itu mengatakan ia dan warga lain mengubur tentara Rusia yang meninggal setelah pertempuran "demi alasan kebersihan." Saat saya tanyakan bagaimana bentuk jenazah itu, mereka mengatakan hancur.
Ia tidak diizinkan menunjukkan lokasi kuburan karena dianggap lokasi kejahatan sampai tim Kolonel Liamzin memeriksa dan menggali kuburan itu. Daftar kuburan yang harus digali saat ini begitu panjang.
Seorang penduduk desa lain, Mikola memastikan bahwa tentara Rusia itu meninggal di sepanjang jalan raya itu.
"Tidak manusawi meninggalkan tentara, tidak mengubur mereka," kata Mikola. Putranya sendiri adalah tentara Ukraina.
"Istri saya merasa kasihan pada awalnya dengan tentara Rusia, namun ketika kami sadar apa yang mereka lakukan di sini, tidak ada yang kasihan lagi pada tentara Rusia," katanya mengacu pada penembakan warga sipil di kota Bucha dan Irpin.
Tank Rusia yang terbakar masih ada di jalan utama menuju Kyiv. Setiap beberapa detik, mobil-mobil berhenti dan orang turun untuk mengambil foto. Anak-anak naik ke atas tank-tank terbakar itu.
Ada juga yang mencoba mengangkat bagian tank yang terbakar itu.
Namun tak jauh dari tempat tank-tank terbakar, kami menemukan lagi jenazah di satu tempat yang hangus - sepotong tulang belakang yang hangus dan potongan kaki. Bau menyengat menyebar ketika angin bertiup. Kemungkinan besar jenazah itu adalah salah satu tentara yang terbunuh dan terpental dari salah satu tank yang terbakar.
Jenazah di kereta yang digunakan sebagai kamar jenazah terus bertambah. Di kota lain di dekat tempat pertempuran, juga ada pemandangan serupa.
Bagi militer Ukraina yang menyimpan jenazah-jenazah itu, tak ada perasaan simpati. Jenazah itu adalah tentara musuh yang menyerang negara mereka.
Namun di Rusia, pasti ada seseorang yang mencari setiap jenazah itu.
Laporan tambahan oleh Dariya Sipigina dan Marianna Matveichuk