Kisah Polwan yang Menyusui Bayi Korban Bencana

Konten Media Partner
12 November 2023 10:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Kisah Polwan yang Menyusui Bayi Korban Bencana

Arisbeth Dionisio dikirim ke Acapulco, Meksiko bersama dengan ratusan petugas keselamatan lain. Ia sendiri merupakan ibu dari dua anak perempuan.
zoom-in-whitePerbesar
Arisbeth Dionisio dikirim ke Acapulco, Meksiko bersama dengan ratusan petugas keselamatan lain. Ia sendiri merupakan ibu dari dua anak perempuan.
Di tengah kondisi kehancuran yang timbul akibat Badai Otis di kota Acapulco, Meksiko, seorang polisi wanita (polwan) menggendong bayi yang tak ia kenal sambil memberinya ASI di jalanan.
Polwan itu bernama Arisbeth Dionisio Ambrosia, yang berusia 33 tahun.
Pada Sabtu (28/10), Dionisio ditugaskan ke Acapulco bersama dengan aparat keamanan lain dari Sekretariat Keamanan Sipil (SSC) di Meksiko untuk membantu para korban badai.
Badai Otis mengakibatkan puluhan warga Acapulco tewas dan hilang.
Saat sedang membantu warga yang membutuhkan makanan, air dan kebutuhan mendasar lainnya, sang polwan menyadari ada bayi yang membutuhkan pertolongan.
“Saya mendengar suara bayi menangis. Itu menarik perhatian saya dan saya mencoba mencarinya,” kata Dionisio kepada BBC Mundo.
“Saya tidak sungkan untuk langsung mendekati orang-orang yang mengelilingi bayi itu, saya bertanya apakah bayi itu baik-baik saya, karena saya mendengar dia cukup gelisah,” ujar sang polwan.
“Perempuan yang berada bersama bayi itu mengatakan pada saya: ‘Iya, mungkin dia lapar’. Tanpa keraguan, saya memberitahu kepada perempuan itu, 'jika saya diperbolehkan, saya dapat memberikan ASI saya kepada bayi ini'.”
Momen itu ditangkap dalam berbagai foto dan video yang diunggah ke media sosial seluruh dunia, termasuk beberapa publikasi yang disebarluaskan di dunia maya.

Rasa empati seorang ibu

Dionisio merupakan ibu dari dua anak perempuan. Putri pertamanya berusia lima tahun dan putri keduanya masih bayi yang belum genap dua tahun.
Dionisio masih menyusui bayinya.
Menurut Dionisio, sebagai seoarang ibu, dia memiliki naluri untuk mendengar suara tangisan bayi dan menggendongnya secara alami. Bayi laki-laki, yang sedang dijaga oleh bibinya itu, langsung melekatkan diri ke dada Dionisio.
“Itu merupakan momen yang indah. Saya merasakan berbagai emosi. ‘Saya sedang menyusui bayi yang saya tak kenal sambil memikirkan anak saya sendiri, yang sedang jauh dari saya,“ kata Dionisio.
“Saya tahu bayi saya aman, dia sedang bersama ayahnya dan bibinya, dan itu memberikan saya ketenangan. Tetapi bayi ini yang berasal dari Acapulco… ada hal-hal yang tidak bisa dijelaskan, tapi itu menjadi momen yang sangat indah.“
Setelah beberapa saat, Dionisio membawa kembali bayi itu kepada bibinya.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada bibinya karena sudah mengizinkan saya untuk memberi sedikit ASI saya kepada bayi dan kami meninggalkan tempat itu,” kata Dionisio.
Para petugas keamanan SSC yang dikirim ke Acapulco.
Tindakan solidaritas itu membuat Dionisio banyak dipuji oleh masyarakat Meksiko dan orang-orang dari berbagai belahan dunia.
“Saya sangat menghargainya [Dionisio]. Karena dia sendiri harus meninggalkan bayinya untuk bekerja dan sekarang ia membantu bayi yang membutuhkan pertolongan,” bunyi salah satu komentar di media sosial.
“Selamat karena mampu menggabungkan rasa keibuan dengan tanggung jawab pekerjaan,” tulis pengguna internet lain.
“Kami membutuhkan lebih banyak orang sepertinya di dunia ini, tolong,” bunyi komentar lain.

‘Jangan kehilangan kepekaan’

Setelah kembali dari penugasannya di Acapulco pekan lalu dan foto yang menunjukkan dirinya memberikan ASI kepada bayi menjadi viral, Dionisio mendapat ganjaran dari para atasannya berupa kenaikan pangkat ‘atas panggilannya dalam melayani warga negara dan menjunjung tinggi nama SSC‘.
“[Dionisio] menjadi contoh kemanusiaan bagi semua orang,“ kata Sekretaris SSC, Pablo Vázquez Camacho, dalam cuitannya di X.
Setelah bekerja 10 tahun sebagai petugas keamanan, bagi Dionision, membantu bayi itu dan para korban Acapulco menjadi salah satu misi yang memberinya kepuasaan tersendiri.
“Selama saya bekerja, ini menjadi kejadian paling relevan bagi saya,“ ujar Dionision dengan nada yakin.
Arisbeth Dionisio menerima kenaikan pangkat dan diploma penghargaan atas “panggilannya untuk melayani“ dari SSC.
Lebih dari 100 petugas kesehatan dan aparat kepolisian yang datang ke Acapulco menjadi pihak pertama yang dikirim untuk membantu warga kota itu setelah Badai Otis.
“Semuanya terasa sangat berat, semua orang kesakitan, karena badai itu membawa banyak kehancuran,“ Dionisio mengingat.
Kelompok penyelamat menemukan mayat-mayat dan membantu dalam mengangkat puing-puing di berbagai permukiman kota itu.
Dionisio menyuarakan pentingnya dalam situasi seperti itu, orang-orang harus memiliki rasa empati terhadap segala bentuk kebutuhan, khususnya dengan anak-anak dan kaum minoritas.
“Kami harus mengingatkan publik agar mereka tidak kehilangan rasa kemanusiaan. Saya percaya semua orang, kapan pun, di mana pun, dan dalam keadaan apa pun, pasti membutuhkan sesuatu. Dan kami tidak perlu menunggu sampai itu datang ke kita, atau bertanya ‘mengapa saya membantu?‘“
“Dengan menjadi manusiawi dan tidak kehilangan kepekaan sudah lebih dari cukup,“ lanjutnya.