Pasien Keempat di Dunia yang 'Sembuh' dari HIV: Saya Tidak Berpikir Bisa Hidup

Konten Media Partner
28 Juli 2022 13:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasien Keempat di Dunia yang 'Sembuh' dari HIV: Saya Tidak Berpikir Bisa Hidup
zoom-in-whitePerbesar
Seorang laki-laki yang telah hidup dengan HIV sejak tahun 1980-an disebut telah sembuh dari virus penyerang sistem kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan Aids itu.
Dia menjadi pasien keempat di dunia yang berhasil bersih dari virus imunodefisiensi manusia, kata sejumlah dokter.
Pasien itu menjalani operasi transplantasi sumsum tulang untuk mengobati leukemia kanker darah dari donor yang secara alami resisten terhadap virus.
Pria berumur 66 tahun yang tidak ingin disebutkan namanya itu kini telah berhenti minum obat HIV.
Dia mengatakan "sangat bersyukur" karena virus itu tidak lagi ditemukan di tubuhnya.
Laki-laki tersebut dikenal sebagai pasien "City of Hope", seperti nama rumah sakit tempatnya dirawat di Duarte, California.
Banyak temannya telah meninggal akibat HIV di era sebelum ada obat antiretroviral yang dapat memberikan harapan hidup mendekati normal.
'Saya tidak pernah berpikir akan hidup'
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh.
Virus ini dapat menyebabkan Aids (acquired immunodeficiency syndrome), yaitu kondisi ketika tubuh sudah lemah melawan infeksi HIV.
Dalam sebuah pernyataan, laki-laki itu berkata, "Ketika saya didiagnosis HIV pada tahun 1988, seperti banyak orang lain, saya pikir itu adalah hukuman mati."
"Saya tidak pernah berpikir akan hidup untuk melihat hari ketika saya tidak lagi memiliki HIV."
Namun, dia diberi terapi bukan untuk HIV-nya, melainkan karena dia mengidap leukemia kanker darah pada usia 63 tahun.
Tim medis pasien memutuskan, laki-laki itu membutuhkan transplantasi sumsum tulang untuk menggantikan sel darah kankernya. Secara kebetulan, pendonor kebal terhadap HIV.
Virus masuk ke sel darah putih tubuh manusia dengan menggunakan pintu mikroskopis, protein yang disebut CCR5.
Namun, beberapa orang, termasuk donor, memiliki mutasi CCR5 yang mengunci pintu dan mencegah HIV.

Penyembuhan masih menjadi 'cawan suci'

Pasien "City of Hope" ini terus dipantau secara ketat setelah transplantasi, dan tingkat HIV menjadi tidak terdeteksi di tubuhnya.
Dia sekarang telah dalam remisi (mengurangnya atau menghilangnya tanda klinis suatu penyakit) selama lebih dari 17 bulan.
"Kami sangat senang untuk memberitahu dia, bahwa HIV-nya dalam remisi dan dia tidak perlu lagi memakai terapi antiretroviral yang telah dipakai selama lebih dari 30 tahun," kata Jana Dickter, seorang dokter penyakit menular di City of Hope.
Pertama kali pasien yang bersih dari HIV terjadi pada tahun 2011, ketika Timothy Ray Brown, yang dikenal sebagai Pasien Berlin, menjadi orang pertama di dunia yang sembuh dari HIV.
Sekarang, telah ada tiga kasus serupa dalam tiga tahun terakhir.
Pasien City of Hope adalah pasien tertua yang dirawat dengan cara ini dan pasien yang hidup dengan HIV untuk waktu yang lama.
Namun, transplantasi sumsum tulang tidak akan merevolusi pengobatan HIV untuk 38 juta orang di dunia yang saat ini terinfeksi.
Dickter mengatakan, "Ini adalah prosedur yang kompleks dengan potensi efek samping yang signifikan. Jadi, ini bukan pilihan yang cocok untuk kebanyakan orang yang hidup dengan HIV."
Para peneliti masih terus mencari cara untuk menargetkan pintu CCR5 menggunakan terapi gen sebagai pengobatan potensial.
Kasus ini dilaporkan pada konferensi AIDS 2022 di Montreal, Kanada.
Mengomentari temuan tersebut, Profesor Sharon Lewin, presiden terpilih dari International Aids Society, berkata bahwa penyembuhan tetap menjadi 'cawan suci' penelitian HIV.
Lewin mengatakan telah ada beberapa kasus penyembuhan individu sebelumnya. Pasien yang sembuh itu, kata dia, memberikan harapan berkelanjutan bagi orang yang hidup dengan HIV, sekaligus inspirasi bagi komunitas ilmiah.