Pencurian Batu Permata: Setelah 30 Tahun, Arab Saudi dan Thailand 'Berdamai'

Konten Media Partner
27 Januari 2022 9:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arab Saudi dan Thailand mengakhiri perselisihan selama 30 tahun yang dipicu skandal pencurian perhiasan yang diikuti serangkaian pembunuhan.
Pemulihan hubungan diplomatik secara penuh ini ditandai dengan kunjungan Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-ocha ke ibu kota Arab Saudi, Riyadh.
Kriangkrai Techamong, seorang pembantu rumah tangga di Thailand yang bekerja untuk Pangeran Faisal, putra tertua Raja Fahd, pada tahun 1989 mencuri berlian biru 50 karat.
Permata yang langka itu hingga kini tidak pernah ditemukan.
Setelah kejadian itu, tiga diplomat Arab Saudi ditembak mati di Bangkok. Beberapa pimpinan kepolisian Thailand terlibat dalam persoalan ini, tapi tidak pernah dihukum.
Kesepakatan pemulihan hubungan diplomatik membuka jalan bagi orang Thailand untuk bekerja di Arab Saudi yang membutuhkan jutaan pekerja di luar negeri.
Babak baru hubungan dua negara ini juga akan memungkinkan kerja sama baru di berbagai bidang seperti pariwisata dan petrokimia.
Maskapai Saudi Arabian Airlines mengumumkan akan memulai kembali rute penerbangan langsung menuju Thailand pada Mei mendatang.
Kriangkrai Techamong dipenjara kurang dari tiga tahun dalam kasus ini.
Kriangkrai menjual permata itu di Thailand tanpa menyadari nilai sebenarnya.
Namun ketika kepolisian Thailand mengembalikan beberapa permata, pihak Saudi menyebut sebagian besar batu perhiasan itu palsu.
Permata itu dikatakan bernilai $20 juta atau sekitar Rp287 miliar.
Setahun setelah pencurian, tiga diplomat Saudi di Thailand ditembak mati. Seorang penyelidik yang dikirim ke Thailand untuk melacak keberadaan permata itu juga menghilang.
Dua warga Thailand yang terkait dengan kejahatan itu juga tewas dalam keadaan yang mencurigakan.
Kriangkrai dan seorang polisi Thailand adalah dua orang yang dipenjara dalam kasus tersebut.
Arab Saudi menuduh kepolisian Thailand melakukan penyelidikan yang ceroboh. Muncul pula tuduhan bahwa perhiasan yang dicuri diperoleh oleh perwira senior.
Pada tahun 1994, kuasa usaha Saudi mengatakan para diplomat yang terbunuh telah "dibungkam".
Kunjungan Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-ocha ke Arab Saudi adalah pertemuan tingkat tertinggi antara kedua negara tersebut sejak skandal aneh dan memalukan itu, kata wartawan BBC, Jonathan Head, dari Bangkok.
Dalam pernyataan bersama, pimpinan kedua negara menyatakan penyesalan yang tulus atas peristiwa tragis di Thailand antara tahun 1989 dan 1990.
Para pemimpin Thailand dan Arab Saudi berharap membuka lembaran baru hubungan diplomatik.
Sejumlah perkiraan menaksir skandal permata itu telah menelan biaya miliaran dolar dan menyebabkan puluhan ribu pekerja migran Thailand kehilangan pekerjaan
Sebelum kasus itu, sebanyak 300 ribu warga Thailand bekerja di Arab Saudi.
Sebagian besar permata yang dicuri tidak pernah ditemukan. Kelangkaan dan nilai permata biru yang tinggi dipicu fakta bahwa begitu sedikit tempat di dunia yang menambangnya.
Batu-batu perhiasan itu mendapatkan warna mereka ketika boron kimia muncul selama pembentukannya.
Asal usul berlian biru Arab Saudi itu tidak jelas dan tidak ada foto yang membuktikan keberadaannya...