Pernikahan Mewah Anjing di Jakarta Memicu Polemik, Pemiliknya Minta Maaf

Konten Media Partner
20 Juli 2023 8:25 WIB
ยท
waktu baca 6 menit
Jojo dan Luna, sepasang anjing yang 'dinikahkan' dengan mengenakan pakaian adat Jawa.
zoom-in-whitePerbesar
Jojo dan Luna, sepasang anjing yang 'dinikahkan' dengan mengenakan pakaian adat Jawa.
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernikahan sepasang anjing ras Alaskan Malamute bernama Jojo dan Luna menarik perhatian warganet di media sosial.
Biaya untuk pesta mewah yang digelar di sebuah mal kawasan Pantai Indah kapuk (PIK) Jakarta Utara ini menghabiskan uang hingga Rp200 juta lebih.
Perdebatan yang bergulir di media sosial terbelah menjadi dua: sebagian menilai perhelatan mahal itu adalah bentuk kasih sayang pemiliknya kepada hewan peliharaan yang sudah dianggap sebagai anak.
Sebagian lagi menganggap pesta glamor tersebut menunjukkan ketidakpekaan kaum kelas atas terhadap kondisi sosial masyarakat yang timpang secara ekonomi.
Pada Rabu (19/07), Indira Ratnasari selaku pemilik Luna menyatakan permintaan maaf atas penggunaan adat Jawa dalam pernikahan hewan tersebut.
"Dengan ini kami menyatakan permohonan maaf atas kegaduhan yang terjadi di masyarakat dengan terselenggaranya acara Jojo Luna Party," ujar Indira, dikutip dari unggahan Instagram akun @brigitavirginiamakeup.
"Kami sangat menyesal dan memohon maaf sebesar-besarnya kepada para penggiat budaya Jawa dan seluruh masyarakat Indonesia yang kurang berkenan dan tersakiti dengan acara ini," sambungnya.
Indira menyebut dirinya sama sekali tidak memiliki niat untuk melecehkan atau tidak menghargai budaya Indonesia, terutama budaya Jawa.
"Kami sangat berterima kasih juga karena telah diingatkan kembali untuk lebih memahami budaya tersebut," katanya.
Salah-satu acara di pesta pernikahan Jojo dan Luna.
Luna dan Jojo.
Jojo diarak menuju pelaminan.
Perayaan pernikahan dua ekor anjing ras bernama Jojo dan Luna pada Jumat (14/07) lalu berlangsung selayaknya perkawinan manusia.
Pada sesi pertama, keduanya melangsungkan acara pemberkatan. Dari foto-foto yang diunggah Indira Ratnasari di Instagram, anjing betinanya bernama Luna mengenakan gaun berwarna putih dan Jojo memakai tuksedo.
Kemudian di acara resepsi, Luna dan Jojo memakai pakaian tradisional Jawa yang didesain khusus untuk anjing.
Tak ketinggalan kedua pemiliknya juga mengenakan seragam khas Jawa berwarna hijau lengkap dengan pengiring.
"Selamat berbahagia Jojo dan Luna," demikian ucapan yang dipampang bersama foto pasangan pengantin.
Pemilik anjing jantan Jojo, Valentine Chandra, mengatakan Jojo dan Luna sebetulnya sudah melangsungkan acara pre-wedding pada Mei lalu yang berbarengan dengan ulang tahun Jojo yang ke-2.
Saat ingin menggelar pesta ulang tahun untuk Jojo, tercetus ide menyelenggarakan resepsi pernikahan.
"Tadinya mau merayakan ulang tahun Jojo aja. Ternyata kenapa nggak sekalian dibikin wedding aja ya. Ya sudah kami cari vendor sana-sini akhirnya [pernikahan] terjadi," ujar Valen seperti yang dilansir Kompas.com.
Pernikahan sepasang anjing ras Alaskan Malamunte bernama Jojo dan Luna di sebuah mal kawasan Pantai Indah kapuk (PIK) Jakarta Utara.
Valen tak menampik kalau uang yang dihabiskan untuk acara ini mencapai Rp200 juta lebih. Biaya itu dipakai untuk membeli kostum, katering, dekorasi, hingga hadiah untuk para undangan yang hadir.
"Hadiah ada doorprize, karena kita ada lomba fashion show anjing dan ownernya dengan baju adat tema Nusantara. Kami berikan hadiah kepada tiga pemenang."
"Ada doorprize mobil CRV mainan untuk anak, terus ada hadiah vacuum cleaner, yang totalnya hampir Rp10 juta."
Sebagian undangan membawa anjing kesayangannya.

Perdebatan di media sosial

Perayaan super megah untuk pernikahan sepasang anjing itu lantas memicu perdebatan di media sosial.
Ada yang menilai perhelatan mahal itu sah-sah saja selama tidak merugikan orang lain, sedangkan sebagian lagi menganggap pesta glamor tersebut menunjukkan kaum kelas atas tak punya empati dan tak bisa menahan diri untuk pamer kekayaan.
Seperti yang diungkapkan akun @fajarnugros, "Seorang bapak bunuh diri karena utang besar saat menikahkan anaknya. Lalu ada sepasang anjing dinikahkan dengan biaya Rp200 juta. Ada yang bilang, menikah semampunya saja. Tapi tidak ada yang bilang, mereka yang mampu juga seyogyanya menahan diri. Yang miskin yang harus selalu tahu diri."
Lalu akun @KayaPedagang berkomentar, "Orang kaya dari lahir dan tidak pernah touch the grass biasanya minim empati. Tidak paham penderitaan orang lain. Jadi ya kita juga tidak bisa menuntut para orang kata untuk bisa berempati sedangkan mereka tidak pernah dikenalkan dengan empati. Life is unfair anda never will be."
Adapun akun @niatajadulu berkata sebaliknya, "Hidup memang tidak adil, ngapain banding-bandingin hidup. Mereka orang kaya ya terserah mau bikin nikahan anjing kayak gimana, yang penting tidak merugikan orang miskin."
Kemudian akun @rsjkhusushewan yang mencuit, "Kalau ada yang bilang tidak ada manfaatnya, saya yang diundang dapat makanan, banyak orang dapat duit dari pesta ini kayak katering, pengusaha pesta, dan lain-lain."
Jojo dan Luna.
Pengamat sosial dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, mengatakan pangkal utama dari munculnya perdebatan bahkan sindiran dari warganet atas pernikahan mewah sepasang anjing ini karena "praktik-praktik orang yang mengglorifikasi kekayaan secara berlebihan".
Kasus-kasus pamer kekayaan ini belakangan juga marak dikuliti warganet dan berakhir dengan pemeriksaan di kepolisian bahkan KPK, kata Devie.
Dia mencontohkan kasus anak pejabat Direktorat Jendral Pajak, Mario Dandy yang memamerkan kendaraan mewah milik bapaknya di Instagram.
"Pangkal utamanya adalah mau hidup di ruang online atau offline itu sederhana, Anda harus tahu ada budaya, etika yang perlu diperhatikan kalau Anda ingin hidup harmonis dengan orang lain," ujar Devie kepada BBC News Indonesia, Selasa (18/07).
"Mengingat manusia hidup bersosial, sehingga kita tidak bisa merasa bahwa kita punya hak absolut untuk melakukan apapun dan melupakan orang-orang di sekitar kita," sambungnya.
Itu mengapa bagi Devie tidak ada yang salah dengan "kebaperan" sebagian orang melihat foto-foto mewah pesta pernikahan anjing tersebut.
Sebab ketika mengunggah sesuatu di media sosial dan dilihat oleh beragam orang dengan latar belakang pendidikan dan ekonomi yang berbeda, ada baiknya orang-orang tidak melakukan hal yang berpeluang membuat orang lain murka.
"Jadi tanggung jawab sosial dari dampak sebuah komunikasi bukan pada sang penerima pesan, tapi produsen pesan."
"Dan jangan berpikir masyarakat sekarang lebih baper dari jaman dulu. Orang dulu enggak ada alat komunikasi yang kayak sekarang aja."
Anjing bernama Luna.

'Pesta mewah itu ungkapan sayang si pemilik'

Ketua LSM Animal Defender, Doni Hendaru, mengatakan apa yang dilakukan si pemilik anjing Luna dan Jojo adalah ungkapan sayang karena sudah menganggap hewan peliharaannya sebagai anggota keluarga.
Karenanya dia menilai tidak ada yang istimewa dari menggelar pesta mewah senilai ratusan juta.
"Kalau dari kacamata saya soal kesejahteraan hewan, selama itu dilakukan tidak dalam koridor menyiksa dan tidak berbuat sia-sia atas hidupnya si anjing, aman-aman saja," imbuh Doni kepada BBC News Indonesia.
"Jadi kalau soal uang, selama pakai uang sendiri dan tidak melakukan kejahatan maka tidak ada mudharatnya."
"Karena kasih sayang berbeda-beda parameternya."
Kue pernikahan Lula dan Jojo.
Dia juga bisa memastikan sekalipun pesta pernikahan itu dihadiri banyak orang tapi si pemiliknya cukup memperhatikan segi kesejahteraan hewan karena turut melibatkan dokter hewan di sana.
Sedangkan terkait perlakuan mewah terhadap hewan peliharaan, kata Doni, pesta yang digelar beberapa waktu lalu bukanlah hal yang baru.
Seorang kawannya bahkan membelikan villa di kawasan Puncak, Jawa Barat dan ada juga yang membeli rumah lengkap dengan perawat dan perlengkapan untuk hewan.
"Kalau melihat pesta itu sangat serius, kayaknya netizen harus lebih santai. Lagian juga apa salahnya bersenang-senang dengan hewannya kecuali ada yang tersiksa hewannya."