Piala Dunia 2022: Jepang Cetak ‘Momen Bersejarah’, Pendukungnya Tunda Perayaan

Konten Media Partner
24 November 2022 8:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Piala Dunia 2022: Jepang Cetak ‘Momen Bersejarah’, Pendukungnya Tunda Perayaan
zoom-in-whitePerbesar
Tim nasional Jepang mampu menciptakan kejutan setelah mengalahkan timnas Jerman 2-1 dalam pertandingan Grup E Piala Dunia 2022 di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar, pada Rabu (23/11).
Dua gol Jepang diciptakan Ritsu Doan dan Takuma Asano yang masing-masing bermain untuk klub Bundesliga, SC Freiburg dan VfL Bochum.
Adapun gol tunggal Die Mannschaft—julukan timnas Jerman—dicetak Ilkay Gundogan yang memperkuat Manchester City.
Uniknya, kemenangan timnas Jepang tidak serta-merta dirayakan para pendukungnya sesaat setelah pertandingan berakhir di stadion. Mereka justru menunda perayaan dan memilih untuk bersih-bersih di stadion.

'Sebuah momen bersejarah'

Dalam laga tersebut, 'Samurai Biru'—julukan timnas Jepang—hanya menguasai bola sebanyak 26% sepanjang pertandingan.
Akan tetapi, tim asuhan Hajime Moriyasu tersebut justru sanggup membalikkan keadaan dan mengalahkan timnas Jerman.
"Saya meyakini setidaknya ini adalah momen bersejarah dan sebuah kemenangan [bersejarah]," ujar Moriyasu.
Dua gol Jepang diciptakan Ritsu Doan dan Takuma Asano yang masing-masing bermain untuk dua klub Bundesliga, SC Freiburg dan VfL Bochum.
Dia menambahkan bahwa kualitas tim asuhannya telah mencapai standar dunia.
"Kami mencapai standar dunia. Kami menunjukkan kemampuan kami dari sepak bola Asia. Walau mereka punya seorang penjaga gawang yang menakjubkan, para pemain kami sangat cerdas.
"Saat kami kebobolan, kami lanjut. Kami harus gigih sehingga kami bisa maju. Tim kami berjuang sangat keras. Kami harus menjadi tangguh sampai menit akhir, kemudian kami bisa meraih momen ini.
"Mungkin kami bisa menunjukkan bahwa para pemain Jepang telah mengembangkan kemampuan sejatinya."
Moriyasu juga membahas mengenai para pemainnya yang bermain di sejumlah liga di Eropa.
"Kami meyakini liga-liga tersebut telah berkontribusi pada kemampuan para pemain kami, jadi kami sangat bersyukur dan menghormati hal tersebut.
"Banyak orang Jerman dan begitu banyak pemain dan pelatih brilian yang berkontribusi dan menolong kami di sepak bola Jepang. Hari ini Jepang memang. Bagaimanapun, Jepang ingin terus belajar dari Jerman dan dunia. Itu adalah ide kami untuk masa depan," papar Moriyasu.
Para pemain timnas Jerman menutup mulut mereka sesaat sebelum pertandingan dimulai sebagai bentuk protes terhadap Piala Dunia Qatar.
Di sisi lain, timnas Jerman—yang harus meladeni Spanyol dan Kosta Rika pada dua pertandingan selanjutnya—hanya punya peluang 37% untuk lolos ke babak 16 besar, menurut perhitungan statistik Opta.
Ketika ditanya soal hal tersebut, pelatih timnas Jerman, Hansi Flick berkata: "Tentu kami tahu dengan kekalahan ini dan nol poin kami berada dalam tekanan. Tidak perlu diragukan.
"Kami hanya perlu menyalahkan diri kami sendiri. Kami perlu memastikan kami bisa lolos dan berani dan gigih."

Bersih-bersih di stadion

Walau timnas Jepang menciptakan momen bersejarah, para pendukungnya tidak serta-merta larut dalam perayaan di stadion.
Tidak peduli situasinya, para pendukung timnas Jepang menunjukkan perilaku dan kebiasaan baik mereka.
Setelah wasit meniup peluit tanda pertandingan rampung, para penyokong 'Samurai Biru' siap dengan kantung sampah di tangan dan memunguti bungkus makanan, cangkir minuman kosong, serta berbagai sampah lainnya di tribun penonton.
Mereka melakukan hal yang sama pada perhelatan Piala Dunia di Rusia empat tahun lalu, walau kalah 3-2 dari Belgia di babak 16 besar. Kemudian pada pertandingan pembuka Piala Dunia 2022 antara tuan rumah Qatar dan Ekuador - pertandingan yang tidak melibatkan tim kesayangan mereka.
Di Jepang, kebersihan adalah bagian dari budaya dan ditanamkan pada masyarakatnya sejak usia dini.
Pada 2018, Scott North, seorang profesor sosiologi di Universitas Osaka, mengatakan kepada BBC bahwa bersih-bersih adalah cara orang Jepang "menunjukkan kebanggaan dalam cara hidup mereka".
"Bersih-bersih setelah pertandingan sepak bola merupakan perpanjangan dari perilaku dasar yang diajarkan di sekolah, di mana anak-anak membersihkan ruang kelas dan lorong sekolah," katanya.
Jepang akan menghadapi Kosta Rika pada pertandingan Grup E berikutnya, Minggu (27/11), diikuti oleh laga melawan Spanyol pada Kamis (1/12).
Kalaupun timnas Jepang tidak memenangkan Piala Dunia, fans mereka sudah menjadi pemenang.