Sungai di Eropa Alami Kekeringan, Peringatan dari 'Batu Kelaparan' Terlihat

Konten Media Partner
13 Agustus 2022 11:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Batu dari zaman pra-sejarah yang mencatat terjadinya kekeringan dan kemiskinan.
zoom-in-whitePerbesar
Batu dari zaman pra-sejarah yang mencatat terjadinya kekeringan dan kemiskinan.
Kekeringan di Eropa yang ditandai dengan gelombang panas mengungkap peringatan yang menandai periode kesengsaraan.
Peringatan ini terlihat dari batu yang disebut "batu kelaparan", yang mencuat ketika sungai-sungai kering.
"Batu kelaparan" mengungkap kesulitan yang dihadapi penduduk terlihat di Republik Ceko.
Lebih dari selusin batu ditemukan di dan dekat Kota Decin, yang dilintasi Sungai Elbe.
Suhu yang terik membuat air sungai menyusut dan memperlihatkan batu-batu besar di dasar sungai yang pernah digunakan untuk mencatat penyusutan air.
Batu yang paling lama tercatat adalah dari tahun 1616 di Sungai Elbe dan ditemukan di Jerman.
Pengguna Twitter @Batallitass mengunggah lagi cerita tentang batu kuno ini dalam utas yang viral, di tengah kekeringan parah yang melanda Eropa saat ini.
Menurut sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2013 oleh tim ilmuwan dari Ceko, di batu-batu itu tercatat tahun 417, 1616, 1707, 1746, 1790, 1800, 1811, 1830, 1842, 1868, 1892, dan 1893"
"Hidup akan kembali makmur bila batu ini tak terlihat lagi," tulis salah satu pahatan di batu itu.
"Yang pernah melihat saya satu kali, menangis. Yang melihat saya sekarang, akan menangis," tulis pahatan yang lain.
"Bila kamu melihat batu ini lagi, kamu akan menangis. Beginilah penyusutan air pada tahun 1417," demikian tertulis di salah satu batu.
Pahatan di batu yang tertulis, "Bila kamu melihatku, menangislah".

Batu berisi peringatan kemiskinan

Peringatan di batu-batu ini pada zaman dahulu menunjukkan, penyusutan air yang terjadi di banyak kota menandai kemiskinan.
Kekeringan menyebabkan rusaknya panen dan juga mematikan jaringan air yang diperlukan untuk hidup, juga mengancam mereka yang tinggal di sepanjang aliran sungai.
Setelah kekeringan, terjadilah kelaparan.
Zaman dahulu, kawasan Eropa tengah yang mencakup sebagian Jerman, Republik Ceko, Slovakia, Austria dan Hungaria bergantung pada lahan subur di sepanjang sungai untuk memproduksi makanan.
Pahatan di batu-batu itu tertulis dalam bahasa Jerman.
Pengguna Twitter yang mengunggah cerita itu mengatakan salah satu pahatan menyebut "terjadinya tahun kelaparan pada 1947".
Pada akhir Perang Dunia II, Jerman mengalami kelaparan parah pada musim dingin 1946-1947.
Pada Januari 1947, sepanjang 60 kilometer Sungai Rhine membeku, cerita @warstories. Aliran sungai berhenti, dan melumpuhkan pengangkutan batubara untuk penghangat. Banyak yang meninggal karena kelaparan dan kedinginan.
Batu di Dresden, Jerman.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, kekeringan melanda, menandai terjadinya perubahan iklim.
Batu-batu di sungai ini kembali terlihat, antara lain di Kota Děčín, sebuah kota di Republik Ceko, tempat Sungai Elbe dan Ploučnice menyatu, di dekat perbatasan Jerman.
Batu-batu yang terlihat ini mengingatkan akan masa sulit di masa lalu.
Batu kelaparan lain dipajang di museum Kota Schönebeck. Batu ini terletak di dasar sungai dan dipahat oleh penduduk saat itu.
Pada tahun 1904, air sungai menyusut sampai hanya sedalam 47 cm sehingga tidak memungkinkan kapal-kapal untuk lewat.
Sebagian besar "batu kelaparan" ditemukan di Sungai Elbe, dan sejumlah lain di Sungai Rhine, Mosel, Mündesee atau Weser.
Selain batu, yang ditemukan di dasar sungai adalah bom-bom yang tak meledak pada Perang Dunia II.

Kekeringan parah

Dalam beberapa minggu terakhir, Prancis dan Spanyol membatasi penggunaan air karena kekeringan parah.
Di sebagian wilayah di dua negara itu, pemerintah terpaksa menghentikan jalur pasok.
Pemerintah Prancis menetapkan bahwa negara itu menghadapi kekeringan paling parah dalam sejarah.