Memahami Belt and Road Initiative dan Implikasi terhadap Tatanan Dunia

Odemus Bei Witono
Direktur Perkumpulan Strada, Pengamat Pendidikan, Mahasiswa Doktoral Filsafat di STF Driyarkara, Jakarta, dan Penggemar Sepak Bola.
Konten dari Pengguna
5 November 2023 13:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mengenai Tiongkok dan sebagian peta dunia. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengenai Tiongkok dan sebagian peta dunia. Foto: Pexels

Sudut Pandang

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belt and Road Initiative (BRI), merupakan inisiatif mega Tiongkok yang dinilai banyak pihak sebagai gagasan “ambisius”. BRI dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, baik secara filosofi, politik, ekonomi, dan keamanan.
ADVERTISEMENT
BRI didasari oleh filosofi mewujudkan "Community of Shared Future for Mankind," di mana Tiongkok melihat inisiatif ini sebagai upaya jangka panjang untuk membangun komunitas global yang bersatu untuk kesejahteraan manusia.
Gagasan tersebut mencerminkan visi Tiongkok untuk berperan aktif dalam menciptakan perdamaian dan kemakmuran dunia melalui konektivitas ekonomi dan pembangunan infrastruktur.
Tiongkok—sebagai negara besar—merasa bertanggung jawab untuk berkontribusi secara aktif dalam upaya membangun dunia yang lebih baik. BRI merupakan salah satu wujud dari tanggung jawab tersebut.
Tiongkok juga mengembangkan diplomasi dengan 151 dari 200 negara yang bergabung dalam BRI, menciptakan norma alternatif yang lebih mudah diterima, dan memberikan bantuan yang jelas dan transparan.
BRI mengandung elemen mutual development dan keterbukaan dalam perjanjian yang memungkinkan mitra-mitra untuk bersama-sama membangun infrastruktur.
ADVERTISEMENT
Tiongkok dikenal sebagai mitra yang dapat dipercaya dan mempunyai standar teknologi tinggi dalam berbagai proyek infrastruktur, termasuk teknologi pembangunan jalur kereta api cepat yang melewati medan-medan sulit. Perkembangan teknologi seperti ponsel dan laptop juga semakin banyak bersumber dari Tiongkok.
BRI juga berkontribusi pada keamanan regional dengan memperkuat daerah-daerah yang rawan konflik, terutama di wilayah Xinjiang dan Tibet. Konektivitas yang dihasilkan oleh BRI diharapkan dapat mengurangi instabilitas dan mempromosikan perdamaian melalui pertumbuhan ekonomi.

Faktor Domestik

Latar belakang BRI merupakan refleksi dari tiga faktor domestik yang signifikan. Pertama-tama, Tiongkok menurut Cai (2017) menghadapi masalah kelebihan kapasitas produksi, yang mendorong pemerintah untuk mengambil tindakan drastis dalam mengatasi hal ini.
Salah satu langkah paling mencolok adalah penghentian lebih dari 1,8 juta pekerja dari sektor pertambangan baja dan batu bara, serta upaya menutup pabrik-pabrik yang berkontribusi pada polusi. Tindakan ini, meskipun kontroversial, memiliki tujuan jelas untuk mengurangi kapasitas produksi yang berlebihan dan memitigasi dampak lingkungan.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Tiongkok juga mendorong BRI memperkecil kesenjangan ekonomi antara wilayah barat dan timur RRT. Provinsi-provinsi yang kaya di wilayah timur memiliki pendapatan per kapita yang tinggi, sementara wilayah barat masih rendah.
BRI bertujuan untuk membangun konektivitas infrastruktur yang kuat, memungkinkan transfer pengetahuan teknis, dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah yang kurang berkembang. Hal ini sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan yang dianut oleh Tiongkok.
Terakhir, aspek keamanan juga menjadi faktor penting dalam perencanaan BRI. Tiongkok bergantung pada pasokan energi, terutama yang melewati provinsi-provinsi pinggiran yang mungkin tidak stabil akibat gerakan separatis.
Pemerintah Tiongkok memiliki kepentingan strategis untuk menjaga jalur-jalur energi ini tetap aman dan beroperasi lancar, sehingga BRI juga berfungsi sebagai upaya pengamanan jalur energi yang vital.
ADVERTISEMENT

Perwujudan Tianxia

Tiongkok yakin bahwa implikasi BRI berpotensi membuat perubahan terhadap tatanan dunia (world order) dan upaya mewujudkan pemikiran Tianxia menjadi kenyataan. BRI (dalam chinapower.csis.org, 2023) merupakan inisiatif payung yang mencakup banyak proyek yang dirancang guna mendorong arus barang, investasi, dan manusia.
BRI berpotensi membuat perubahan dunia, karena Tiongkok sebagai negara besar bersama 151 negara mitra, mempunyai pengaruh besar dalam membangun tatanan global menjadi lebih baik dalam berbagai bidang.
BRI merupakan proyek infrastruktur global berskala besar yang digagas oleh Tiongkok dengan tujuan untuk mempromosikan konektivitas ekonomi dan pembangunan di seluruh dunia.
Dalam analisis Raditio (2023) prinsip dasar BRI—berdasarkan upaya mewujudkan Tianxia—adalah kesukarelaan/voluntary, di mana negara-negara diundang untuk berpartisipasi secara sukarela, tanpa tekanan atau dominasi. BRI memajukan konsep solusi win-win, dengan tujuan menciptakan pertumbuhan ekonomi dan manfaat bersama bagi semua pihak yang terlibat.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, terdapat kekhawatiran terkait aspek hierarki (Sino-sentrisme), di mana beberapa pihak khawatir bahwa BRI bisa menciptakan hubungan yang tidak seimbang antara Tiongkok dan negara-negara mitra.
BRI juga menekankan keterbukaan dan inklusivitas, mengundang berbagai negara dan sektor swasta untuk berpartisipasi dalam aneka proyek dan mempromosikan konektivitas infrastruktur antar negara.
BRI juga mengedepankan dinamika relasional, membangun hubungan kuat antara Tiongkok dan negara-negara peserta melalui berbagai sektor, dan mempertimbangkan isu kedaulatan relatif, terutama bagaimana kerja sama dengan Tiongkok dapat mempengaruhi kedaulatan negara-negara yang berpartisipasi.
Dengan begitu, BRI menjadi sebuah inisiatif global yang kompleks dengan sejumlah aspek yang perlu dikelola secara hati-hati, seiring dengan pengejaran tujuan konektivitas ekonomi dan pembangunan lintas negara.
ADVERTISEMENT

Catatan akhir

Dalam analisis Jin (dalam Cai, 2017), BRI adalah bukti bahwa Tiongkok tidak hanya fokus pada masalah internal, tetapi juga berkomitmen untuk berperan aktif dalam konteks global.
Langkah-langkah perubahan dalam BRI mencerminkan kesadaran akan tanggung jawab Tiongkok sebagai salah satu negara dengan peran besar dalam ekonomi dunia, dan harapan untuk memberikan kontribusi positif dalam pembangunan berkelanjutan di tingkat global.
Dengan kerja sama produksi internasional, restrukturisasi rantai produksi global, dan upaya membangun konektivitas, BRI menjadi inisiatif yang memiliki potensi membawa manfaat bagi Tiongkok dan komunitas internasional secara keseluruhan.
BRI menjadi sebuah inisiatif global yang kompleks—yang potensial mempunyai implikasi terhadap tatanan dunia—tentu saja perlu dikelola secara cermat, seiring dengan pengembangan konektivitas pembangunan ekonomi lintas negara.
ADVERTISEMENT