Konten dari Pengguna

Kebebasan Manusia dalam Pengembangan Diri

Odemus Bei Witono
Direktur Perkumpulan Strada, Pengamat Pendidikan, Kolumnis, Cerpenis, Kandidat Doktor Filsafat di STF Driyarkara, Jakarta, dan Penggemar Sepak Bola.
20 Maret 2024 7:41 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kebebasan dari belenggu yang mengikat, sumber: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kebebasan dari belenggu yang mengikat, sumber: Pexels.
ADVERTISEMENT
Kebebasan manusia merupakan prasyarat fundamental bagi setiap individu yang berusaha melakukan pengembangan potensi diri secara optimal. Tanpanya, seseorang akan terjebak dalam peran yang serupa dengan robot yang dikendalikan oleh kekuatan eksternal, yang menghambat kemampuan alami untuk berkembang.
ADVERTISEMENT
Seperti halnya bangsa yang terjajah sulit untuk mencapai potensi penuh, demikian pula individu yang merasa terjebak dalam tekanan dan pembatasan akan mengalami kesulitan untuk mencapai pertumbuhan sejati.
Namun, muncul pertanyaan, apakah segala bentuk tekanan itu selalu berada pada posisi yang salah? Dalam beberapa situasi, tekanan dapat menjadi pendorong yang diperlukan untuk membangkitkan semangat dan ketekunan seseorang dalam mengejar impian mereka.
Tetapi, perlu diingat bahwa jika tekanan tersebut melebihi batas sehingga menghambat pertumbuhan individu dan menimbulkan ketakutan, maka pada dasarnya orang tersebut masih belum merasakan kebebasan sejati.
Dalam konsep Stoikisme, kebebasan manusia terletak pada kemampuan untuk mengendalikan reaksi dan persepsi terhadap tekanan eksternal. Para penganut Stoa percaya bahwa seseorang memiliki kendali penuh atas pikiran, sikap, dan tindakan mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, kebebasan sejati tidak bergantung pada kondisi eksternal, tetapi pada kekuatan internal individu untuk memilih bagaimana mereka bereaksi terhadap situasi yang dihadapi.
Jika banyak orang dapat mempertahankan kedalaman dan ketenangan batin, mereka dalam setiap pribadi dapat tetap merasa bebas meskipun terjadi tekanan dari luar.
Dengan menempatkan fondasi kebebasan pada diri sendiri, individu Stoik memperoleh kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup dengan sikap yang tenang dan penuh kebijaksanaan.
Oleh karena itu, dalam pandangan Stoikisme, dinamika eksternal seperti tekanan dan hambatan dianggap sebagai peluang untuk pertumbuhan dan kemajuan pribadi. Sementara tekanan dari luar mungkin tidak dapat dihindari sepenuhnya, individu memiliki kendali penuh atas cara mereka merespons.
Mereka dapat menggunakan tekanan tersebut sebagai sarana untuk mengasah kebijaksanaan, ketabahan, dan kebijaksanaan mereka. Dengan cara ini, setiap pengalaman, baik positif maupun negatif, dapat menjadi bagian dari perjalanan menuju pemahaman diri yang lebih dalam dan pemenuhan potensi pribadi yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Dalam esensi Stoik, kebebasan manusia bukanlah keadaan yang didefinisikan oleh ketiadaan tekanan eksternal, tetapi lebih merupakan hasil dari penerimaan dan penggunaan bijaksana atas dinamika kehidupan.
Cerita "Tali Gajah" dalam The Elephant Rope memberikan gambaran yang kuat tentang bagaimana keyakinan yang membatasi dapat mengikat dan menghambat kemampuan seseorang untuk mencapai potensi penuhnya.
Gajah-gajah dalam cerita tersebut meyakini bahwa mereka tidak dapat memutuskan tali sederhana yang mengikat mereka, meskipun sebenarnya mereka memiliki kekuatan yang cukup untuk melakukan.
Pesan moral yang terkandung di dalamnya adalah bahwa dengan melepaskan diri dari keyakinan yang membatasi, seseorang dapat mencapai hal-hal besar yang sebelumnya dianggap tidak mungkin. Hal ini menegaskan pentingnya mengidentifikasi dan mengatasi keyakinan yang membatasi agar manusia dapat meraih potensi optimal yang diharapkan.
Ilustrasi bebas untuk berekspresi meningkatkan potensi diri, sumber: Dokumen Pribadi.
Setiap individu memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berkembang. Namun, ikatan-ikatan yang membelenggu kebebasan seseorang perlu diputus atau dipecahkan agar potensi tersebut dapat terwujud sepenuhnya, mirip dengan proses di mana kepompong yang membatasi dibuka, membebaskan kupu-kupu yang indah untuk menari bebas.
ADVERTISEMENT
Kemerdekaan sejati bagi manusia terletak pada kemampuan diri untuk mewujudkan nilai-nilai luhur kebaikan melalui pikiran dan tindakan. Orang yang benar-benar merdeka adalah mereka yang tidak takut dengan rintangan yang menghalangi, karena dalam diri mereka tersirat keberanian untuk bertindak demi kebaikan. Dengan demikian, individu yang membebaskan diri dari kungkungan keyakinan yang membatasi dapat melangkah maju dengan percaya diri menuju masa depan yang lebih cerah dan berarti.
Sebagai catatan akhir, penting untuk diingat bahwa kebebasan manusia memiliki peran yang sangat vital dalam mengembangkan potensi individu secara optimal. Namun, kebebasan ini tidak boleh disalahgunakan atau dianggap sebagai alasan untuk bertindak sembrono tanpa pertimbangan.
Sebaliknya, kebebasan yang dimaksud di sini adalah tentang memiliki kendali diri yang baik sehingga individu dapat mengatasi berbagai beban hidup yang membelenggu. Dengan memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri, seseorang dapat memilih jalannya dalam hidup dengan bijaksana dan bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Melalui kebebasan, seseorang memiliki kesempatan untuk terus belajar dan berkembang sepanjang hidupnya. Dengan memanfaatkan kebebasan ini dengan baik, individu dapat mengeksplorasi berbagai peluang, menghadapi tantangan, dan meraih pencapaian baru yang mengarah pada pertumbuhan pribadi yang berkelanjutan.
Dengan demikian, kebebasan bukan hanya tentang hak untuk melakukan apa yang diinginkan, tetapi juga tentang tanggung jawab untuk mengambil keputusan yang membawa dampak positif bagi diri sendiri dan orang lain. Dengan memanfaatkan kebebasan ini secara bijaksana, seseorang dapat terus menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu.