Memaknai 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional

Odemus Bei Witono
Direktur Perkumpulan Strada, Pengamat Pendidikan, Mahasiswa Doktoral Filsafat di STF Driyarkara, Jakarta, dan Penggemar Sepak Bola.
Konten dari Pengguna
1 Mei 2024 7:18 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi layanan pendidikan. Foto: Kemenkeu RI
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi layanan pendidikan. Foto: Kemenkeu RI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Memaknai pentingnya tanggal 2 Mei bagi bangsa Indonesia, menjadi hal yang esensial. Pada hari tersebut, masyarakat Indonesia merayakan Hari Pendidikan Nasional dengan semangat dan penghormatan tulus kepada para figur yang telah berperan besar dalam pembangunan sektor pendidikan.
ADVERTISEMENT
Salah satu sosok yang selalu diingat adalah Ki Hajar Dewantara, figur yang tidak hanya menjadi pionir pendidikan modern di Indonesia, tetapi juga pendiri Taman Siswa, sebuah institusi pendidikan yang mengusung prinsip kebebasan dan kesetaraan.
Melalui peringatan ini, masyarakat tidak hanya mengenang jasa-jasa para perintis pendidikan, tetapi juga meneguhkan komitmen mereka terhadap pentingnya pendidikan sebagai pondasi kemajuan bangsa.
Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan pendidikan di Indonesia terus menunjukkan progres yang signifikan. Dari era ke era, sistem pendidikan telah mengalami transformasi yang besar, mencakup perubahan dalam metode pengajaran, kurikulum, serta aksesibilitas pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Di zaman kontemporer saat ini, peran pendidik semakin penting dalam membentuk karakter dan membimbing generasi muda menghadapi tantangan zaman. Banyak pendidik yang dengan penuh dedikasi dan semangat mulia berjuang memberikan pendidikan berkualitas dan relevan bagi anak-anak bangsa, memastikan bahwa mereka siap menghadapi perubahan dan berkontribusi positif dalam pembangunan negara.
ADVERTISEMENT
Kiprah yang dilakukan oleh para pendidik tidak hanya tercermin dalam pembentukan karakter siswa saat ini, tetapi juga membekas dalam jejak alumni yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia. Mereka menjadi representasi dari hasil pendidikan yang diberikan oleh para guru, menjadi bagian integral dari wajah Indonesia saat ini.
Akan tetapi, seperti koin memiliki dua sisi, ada aspek yang mencerminkan keindahan, tetapi juga ada yang menunjukkan kerusakan. Salah satu kerusakan yang cukup mengkhawatirkan adalah lemahnya budaya literasi di Indonesia.
Budaya literasi yang kurang berkembang menjadi sebuah luka menganga dalam panorama pendidikan Indonesia. Meskipun pendidikan formal telah mencoba memberikan akses ke pengetahuan melalui kurikulum yang disusun dengan cermat, namun masih banyak siswa yang kesulitan dalam membaca dan memahami teks dengan baik.
Ilustrasi salah satu wajah pendidikan Indonesia, bergerak tetapi masih tertatih-tatih, sumber: Pexels.
Hal ini mengakibatkan rendahnya minat baca, kemampuan berpikir kritis yang terbatas, serta kesulitan dalam mengekspresikan gagasan secara tertulis. Dampak dari lemahnya budaya literasi ini tidak hanya terasa di dunia pendidikan, tetapi juga dapat merembet ke berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi, membatasi potensi perkembangan bangsa secara keseluruhan. Oleh karena itu, perbaikan dalam membangun budaya literasi unggul menjadi salah satu tantangan utama yang harus dihadapi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Meskipun hidup dalam era kemajuan teknologi di mana akses informasi begitu mudah, namun ironisnya, budaya literasi di Indonesia masih belum menunjukkan kemajuan signifikan. Dalam menghadapi tantangan ini, diperlukan sebuah gerakan literasi bersama yang melibatkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat.
Salah satu sumber daya potensial yang dapat dimanfaatkan adalah prevalensi penggunaan smartphone di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2022, sekitar 67,88% penduduk Indonesia yang berusia 5 tahun ke atas memiliki smartphone.
Jika setiap pemilik smartphone membiasakan diri dengan senang hati membaca satu artikel yang memiliki kedalaman isi setiap hari, misalnya dalam rentang waktu 4-10 menit, maka dalam setahun mereka sudah akan membaca 365 artikel, dan dalam 10 tahun, jumlahnya akan mencapai 3.650 artikel. Dengan demikian, potensi peningkatan literasi di kalangan masyarakat Indonesia akan sangat besar.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi kendati mempunyai akses ke teknologi yang semakin canggih, nyatanya masih banyak orang, belum menggunakan smartphone mereka secara optimal untuk meningkatkan literasi. Banyak yang lebih tertarik membaca konten hiburan viral dan instan, daripada mengalokasikan waktu membaca bahan-bahan lebih serius dan mendalam.
Hal ini menunjukkan perlunya perubahan pola pikir dan perilaku dalam memanfaatkan teknologi untuk tujuan yang lebih produktif, terutama dalam hal meningkatkan literasi dan pengetahuan yang berguna bagi perkembangan diri dan masyarakat secara keseluruhan.
Ilustrasi, ruang edukatif/diskursus yang menggembirakan, membuat sekolah menjadi hidup, sumber: Pexels.
Para pendidik memiliki peran krusial dalam memajukan budaya literasi di Indonesia. Saatnya bagi mereka memperkenalkan kepada anak-anak praktik mencari bahan bacaan bermutu, dan mendorong diskusi yang menghasilkan pemahaman bersama di ruang kelas.
Ruang diskursus di era saat ini perlu dibuka lebar, mengundang kolaborasi antara guru dan murid untuk meningkatkan kualitas literasi, numerasi, dan pengetahuan sains, selain materi-materi pelajaran wajib lainnya.
ADVERTISEMENT
Dengan cara ini, pendidikan tidak hanya menjadi proses pemberian informasi, tetapi juga pembentukan keterampilan berpikir kritis dan analitis yang penting guna menghadapi tantangan masa depan.
Peningkatan kualitas pendidikan nasional akan menjadi tonggak penting dalam mewujudkan impian hidup baik bagi generasi muda Indonesia. Ketika anak-anak bangsa mampu meraih potensi maksimal mereka, para perintis pendidikan nasional pasti akan tersenyum bangga melihat hasil jerih payah mereka dalam memajukan pendidikan di negeri ini.
Selamat merayakan atau memperingati Hari Pendidikan Nasional, semoga momentum ini menjadi titik awal bagi kemajuan pendidikan lebih besar, membawa Indonesia menuju puncak kejayaan bangsa yang kita cintai bersama.