Pencarian Makna Hidup Berkelanjutan

Odemus Bei Witono
Direktur Perkumpulan Strada, Pengamat Pendidikan, Mahasiswa Doktoral Filsafat di STF Driyarkara, Jakarta, dan Penggemar Sepak Bola.
Konten dari Pengguna
26 Maret 2024 7:47 WIB
·
waktu baca 5 menit
Tulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi hiruk pikuk dalam mencari makna hidup, sumber: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hiruk pikuk dalam mencari makna hidup, sumber: Pexels.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam perjalanan hidup, banyak individu yang menghadapi pencarian berkelanjutan akan makna eksistensi diri mengapa manusia hadir di tengah-tengah dunia. Bagi sebagian orang, tujuan akhirnya adalah mencapai puncak karier atau meraih impian-impian tertinggi dalam kehidupan.
ADVERTISEMENT
Namun, bagi yang lainnya, kehidupan sederhana dan kebutuhan terpenuhi sudah dianggap cukup memadai. Mereka mungkin bertanya-tanya, mengapa harus memperjuangkan hidup jika segalanya sudah baik-baik saja.
Perbedaan pandangan tersebut mencerminkan kompleksitas eksistensi manusia, di mana dinamika emosi dan persepsi tentang kehidupan dapat mengalami fluktuasi yang signifikan.
Beban-beban hidup, seperti kegagalan, kesedihan, dan keputusasaan, dapat membuat seseorang terjebak dalam siklus perasaan negatif yang sulit diatasi, sementara di sisi lain, ada yang mampu menjalani kehidupan dengan kegembiraan, optimisme, dan penuh harapan. Dinamika hidup kompleks dapat mengikat seseorang dalam berbagai obsesi dan ketidakseimbangan emosional yang sulit untuk dikuasai.
Namun demikian, penting untuk diingat bahwa perjalanan mencari makna hidup tidak selalu berjalan lurus atau mudah dipahami. Setiap individu memiliki kisah hidup yang unik, dengan tantangan dan rintangan yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan variasi dalam cara manusia menafsirkan dan merespons pengalaman hidup mereka.
ADVERTISEMENT
Bagi beberapa orang, pencarian makna dapat menjadi sebuah petualangan yang memperkaya kehidupan mereka, sementara bagi yang lain, itu mungkin menjadi sumber kecemasan dan ketidakpastian.
Kunci pentingnya adalah bagaimana seseorang mengelola dinamika emosional dan persepsi mereka terhadap hidup, dan bagaimana mereka dapat menemukan keseimbangan yang sehat antara pencapaian tujuan dan penerimaan terhadap apa yang sudah ada.
Dalam keseluruhan kompleksitas hidup, perjalanan mencari makna merupakan bagian integral dari pengalaman manusia yang menginspirasi untuk terus bertumbuh, belajar, dan menghadapi tantangan dengan sikap yang berani dan penuh harapan.
Dalam mencari makna saya teringat karya Franz Kafka, “Poseidon”. Dalam karya "Poseidon", pembaca disuguhkan gambaran yang khas dari kekosongan dan ketidakpuasan mendalam, yang mungkin merujuk pada pengalaman eksistensial yang terasa oleh banyak tokoh Kafkaesque.
ADVERTISEMENT
Analisis terhadap karya tersebut dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang tema-tema yang diusung oleh Kafka, seperti alienasi, keputusasaan, dan ketidakberdayaan manusia di hadapan kekuatan lebih besar.
Satu aspek yang menonjol dalam cerita ini adalah perasaan ketidakpuasan yang melingkupi Poseidon terhadap pekerjaan. Meskipun dia memiliki kekuasaan dan wewenang yang besar sebagai dewa lautan, pekerjaan dirinya hanya menjadi beban.
Hal ini menyoroti konsep Kafkaesque tentang kebuntuan eksistensial, di mana individu merasa terjebak dalam rutinitas yang tidak bermakna dan tidak dapat melarikan diri.
Poseidon digambarkan sebagai sosok yang terasing dan kesepian meskipun memiliki banyak asisten dan pengikut. Hal ini menyoroti isolasi yang sering kali dirasakan oleh tokoh-tokoh Kafkaesque, yang meskipun dikelilingi oleh orang-orang, tetap merasa terpisah dan terasing dari dunia di sekitar mereka.
ADVERTISEMENT
Ketidakmampuan Poseidon untuk menemukan kebahagiaan dalam pekerjaan mencerminkan tema-tema yang umum dalam karya Kafka, di mana individu terus-menerus mencari makna dan tujuan dalam kehidupan mereka namun terus terjebak dalam siklus yang tidak ada ujungnya. Ini juga menyoroti ketidakpastian dan kebingungan yang dialami individu di hadapan eksistensi yang absurd.
Selain itu, ketika Poseidon merasa marah terhadap pendapat orang lain tentang pekerjaannya, pembaca dapat melihat bagaimana perasaan inferioritas dan ketidakpastian internal dapat dipicu oleh persepsi orang lain. Hal ini mencerminkan kekhawatiran yang umum dalam karya Kafka tentang bagaimana individu dipersepsikan oleh masyarakat dan bagaimana persepsi itu dapat mempengaruhi identitas dan kebahagiaan mereka.
"Poseidon" oleh Franz Kafka dipaparkan sebagai gambaran gelap dan melankolis tentang kehidupan manusia yang terjebak dalam eksistensi yang absurd dan tanpa makna. Melalui karakter Poseidon, Kafka memperlihatkan konflik internal, ketidakpuasan, dan kebingungan yang sering kali dirasakan oleh individu dalam mencari makna dalam kehidupan mereka.
Ilustrasi menemukan makna di balik peristiwa, sumber: Pexels.
Makna hidup seringkali merupakan pencarian yang rumit dan kompleks bagi banyak individu. Namun, ketika seseorang mampu menemukan makna tersebut, hal itu dapat menjadi sebuah berkat yang memberikan kedalaman dan kestabilan pada keberadaan dirinya. Seperti yang diungkapkan oleh seorang mistikus Barat, ada asas dan dasar yang mendasari penciptaan manusia, yaitu untuk memuji, menghormati, dan mengabdi kepada Tuhan.
ADVERTISEMENT
Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam kehidupan sehari-hari, seseorang dapat menemukan kekokohan batin yang memungkinkan dirinya menghadapi berbagai tantangan hidup dengan lebih mantap.
Hal ini juga memungkinkan orang tersebut menemukan pesan Ilahi yang terkandung dalam berbagai peristiwa hidup, sehingga menjadikan beragam aspek kehidupan dilihat sebagai bagian dari proses pencarian dan pemahaman akan makna yang lebih dalam.
Proses pencarian makna hidup tidak hanya tentang menemukan jawaban konkret, tetapi juga tentang memperoleh pemahaman lebih dalam tentang eksistensi dan tujuan hidup.
Ketika seseorang mampu menemukan pegangan dalam prinsip-prinsip spiritual dan nilai-nilai yang mendasari keberadaan dirinya, tidak lagi mudah goyah di hadapan tantangan dan kesulitan hidup. Sebaliknya, orang itu memiliki fondasi kuat yang memungkinkan menjalani hidup dengan penuh keyakinan dan ketenangan batin.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, pencarian makna hidup bukanlah sekadar perburuan, tetapi sebuah proses penemuan yang terus-menerus, di mana setiap pengalaman hidup menjadi bagian dari perjalanan spiritual yang membawa individu lebih dekat kepada pemahaman yang lebih dalam tentang hakikat eksistensi manusia dan relasinya dengan Yang Maha Kuasa.
Sebagai catatan akhir, manusia dalam pencarian makna hidup berkelanjutan diharapkan dapat menghindari jatuh dalam jurang konflik internal, ketidakpuasan, dan kebingungan yang sering menyertai proses kehidupan.
Dengan memiliki landasan personal kuat, seseorang dapat merasakan, menemukan, dan memahami hakikat serta tujuan eksistensi dirinya di dunia. Melalui penerapan asas dan dasar yang diperoleh, individu dapat mengembangkan visi hidup lebih jelas dan mampu menentukan arah yang diinginkan dalam perjalanan hidup.
ADVERTISEMENT
Orang yang memiliki pemahaman mendalam tentang tujuan hidupnya akan mampu menghadapi tantangan dan rintangan dengan sikap yang lebih kokoh dan tenang. Mereka tidak hanya menjalani hidup secara mekanis, tetapi juga memiliki pandangan lebih luas tentang arti keberadaan mereka di dunia ini.
Dengan demikian, penting bagi banyak individu untuk terus menggali dan mengasah asas dan dasar yang menjadi landasan hidup, sehingga mereka dapat mengarahkan langkah-langkah dengan lebih mantap dan bermakna dalam menjalani kehidupan.