3 Aset Persis Solo Dibidik Jadi Destinasi Sport Tourism

Konten Media Partner
15 Januari 2022 21:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stadion Sriwedari ingin dikembangkan menjadi salah satu destinasi sport tourism di Kota Solo. FOTO: Agung Santoso
zoom-in-whitePerbesar
Stadion Sriwedari ingin dikembangkan menjadi salah satu destinasi sport tourism di Kota Solo. FOTO: Agung Santoso
ADVERTISEMENT
SOLO - Manajemen Persis Solo siap mengembangkan wisata olahraga atau sport tourism di Kota Solo. Program itu diharapkan bisa menawarkan sensasi baru bagi wisatawan.
ADVERTISEMENT
“Kami ingin menjadikan aset Persis sebagai bagian dari destinasi wisata. Jadi wisatawan yang datang ke Solo bisa menikmati experience sepak bola dan wisatanya,” ungkap Media Official Persis Solo, Bryan Barcelona, Sabtu (15/01/2022).
Setidaknya ada 3 aset yang ingin dijadikan destinasi wisata, yakni Stadion Sriwedari, Stadion Manahan dan Persis Store.
Menurut Bryan, Stadion Sriwedari bisa dijadikan museum perjalanan Persis. Sebab lokasi itu menyimpan sejarah panjang sepak bola di Solo, mulai venue penyelenggaraan PON pertama hingga tempat lahirnya Persis Solo.
“Stadion Manahan yang jadi homebase bisa menjadi lokasi stadium tour. Lalu untuk industri sepak bola modern, bisa dinikmati di Persis Store dan Cafe."
Rencana itu, kata Bryan, sudah dikoordinasikan dengan Pemkot Solo. Manajemen Persis Solo berharap, program ini bisa direalisasikan secepatnya.
ADVERTISEMENT
Wali Kota Gibran Rakabuming Raka mengaku, mendukung rencana tersebut.
“Kami siap menyediakan venue-nya. Wisata olahraga ini potensinya besar. Belum dieksplorasi semuanya,” tegas Gibran.
Gibran mengatakan, rencana pengembangan sport tourism itu sejalan dengan gagasan wisata kebugaran (wellness tourism) yang dikembangkan Pemkot.
“Publik bicara soal Liga 1 dan Liga 2 yang digelar di Stadion Manahan, juga sudah antusias. Belum lagi akademi Persis Solo dan sepak bola putri juga ramai dibicarakan. Apalagi kalau Persis sampai bikin kompetisi di tingkat kecamatan atau kelurahan,” papar Gibran.
(Agung Santoso)