5 Mahasiswa Bantu Mobilitas Tunanetra Dengan Aplikasi Sensor

Konten Media Partner
16 Desember 2019 10:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
5 mahasiswa ketika menerima penghargaan atas inovasinya. (Agung Santoso)
zoom-in-whitePerbesar
5 mahasiswa ketika menerima penghargaan atas inovasinya. (Agung Santoso)
ADVERTISEMENT
SOLO - Upaya membantu tunanetra berjalan sampai tujuan membuat lima mahasiswa menciptakan alat beraplikasi sensor. Alat ini dinamakan SO-LI Sense dengan konsep 3D Mapping and Artificial Intelligence Combination Based Assistive Technology for Blind People.
ADVERTISEMENT
“Teman-teman tunanetra biasanya menggunakan teknologi asistif berupa white cane (tongkat orang buta) dan anjing pemandu untuk meningkatkan mobilitas. Hanya saja kedua alat tersebut tidak cukup untuk meningkatkan mobilitas tunanetra secara signifikan. Maka diperlukan terobosan teknologi asistif baru seperti yang kami buat,” ujar Andreas Wegiq, salah satu mahasiswa pencipta alat inovasi ini.
Dalam hal ini, Andreas bersama temannya dari mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidian Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, mereka adalah Ragil Setiawan, Adimas Agustinus, Muhammad Afriyansyah dan Calvin Gibran. Alat tersebut terdiri beberapa bagian, yakni SO-LI Helmet, SO-LI Bracelet, dan SO-LI Bag.
"SO-LI Helmet merupakan pemandu tunanetra untuk menghindari penghalang dan komponennya dengan depth censor dan 360 derajat lidar sensor. Bahkan dilengkapi dengan komponen headphone sebagai speaker untuk menyampaikan informasi objek oleh asisten digital," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Selanjutnya, SO-LI Bag difungsikan sebagai tas pengolah data yang didesain khusus untuk pengolahan data berat. Di dalamnya terdapat laptop yang terinstal Robotic Operating System (ROS) untuk mengolah data hasil tangkapan sensor," urainya secara teknis.
Terakhir SO-LI Bracelet, gelang getar pemberi informasi kedekatan objek disekitar tunanetra dalam bentuk getaran. Supaya terhubung dengan SO-LI Bag dan SO-LI Helmet, gelang ini menggunakan komunikasi data melalui Wi-Fi. Dari karya inovatif ini berhasil meraih Bronze Prize di Seoul International Invention Fair (SIIF) 2019. Bahkan Special Award for Innovation dari Universitas King Abdulaziz, Saudi Arabia pada Sabtu (30/11) di Korea Selatan.
"Untuk target pemasarannya, kami target satu tahun dari sekarang. Selama satu tahun itu kami akan fokus ke pengembangan dulu," jelasnya
ADVERTISEMENT
(Agung Santoso)