7 Fakta Bom Bunuh Diri di Sukoharjo

Konten Media Partner
4 Juni 2019 13:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri di Sukoharjo. (Agung Santoso)
zoom-in-whitePerbesar
Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri di Sukoharjo. (Agung Santoso)
ADVERTISEMENT
1. Bom bunuh diri Sukoharjo terjadi dua hari jelang Lebaran
ADVERTISEMENT
Aksi bom bunuh diri terjadi di Pos Polisi Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, pukul 22.45 WIB, Senin (03/06). Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini tetapi pelaku terluka dan masih hidup. Polisi yang sedang berada di lokasi kemudian mengevakuasi pelaku untuk dibawa ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kartasura.
Warga yang menjadi saksi di sekitar lokasi melihat pelaku merupakan laki-laki bertubuh kurus dengan membawa tas pinggang di bagian perut dan berjalan ke arah pos polisi saat menyeberang di Jalan Ahmad Yani dari sebelah utara. Kemudian dia mendekati pos tersebut, sementara polisi yang tengah berjaga dan melihatnya langsung menjauh dan meneriakinya untuk berhenti.
Terduga pelaku bom bunuh diri di Sukoharjo saat mendapatkan perawatan di rumah sakit. Foto: Dok. Istimewa
2. Pelaku masih hidup, namun kondisinya kritis
Pelaku yang kemudian diketahui identitasnya bernama Rofiq Asharudin (22 tahun) itu tiba di Rumah Sakit Bahayangkara sekitar pukul 05.30 WIB, Selasa (4/6). Polisi bersenjata lengkap tampak saat ambulans pelaku tiba di rumah sakit. Dia langsung dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).
ADVERTISEMENT
Saat itu pelaku tampak masih sadar dan sesekali meringis kesakitan karena sejumlah luka serius. Kepala Polda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, mengatakan kondisi pelaku kritis karena luka akibat bahan peledak yang dipasang di sekujur tubuh, termasuk tangan dan kakinya.
Petugas Polisi saat melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi kejadian bom bunuh diri di Pospam Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (4/6). Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
3. Pelaku sempat mengintai polisi
Belum diketahui motif Rofiq melakukan aksi bom bunuh diri di Pos Polisi Tugu Kartasura, serta belum diketahui dia terlibat di jaringan teror apa.
Namun, menurut keterangan sejumlah saksi, Rofiq sempat mondar-mandir di sekitar lokasi kejadian seperti mengintai polisi.
Suasana Pospam Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (4/6) usai terjadinya ledakan. (Agung Santoso)
4. Pelaku sempat ditawari naik ojek
Seorang pengemudi ojek, Suparso, mengaku sempat menyapa pelaku di pangkalan ojek yang hanya berjarak sekitar 5 meter dari lokasi kejadian Pos Polisi Tugu Kartasura untuk menawarkannya jasa tumpangan ojek.
ADVERTISEMENT
"Pelaku itu jalan dari arah barat ke timur menuju lokasi pos. Saya tawari naik ojek tapi malah pergi, terus terdengar suara ledakan dan asap sudah mengepul," ujar Suparso kepada Bengawan News, Selasa dini hari (4/6).
Menurut Suparso, pelaku berjalan sendiri menuju pos polisi Tugu Kartasura dengan mengenakan pakaian warna hitam dan celana berwarna gelap. Namun Suparso tidak melihat pelaku membawa barang seperti tas.
"Tidak bawa tas atau bawa apa-apa," kata Suparso.
Setelah bom meledak, Suparso tak berani mendekati lokasi itu karena khawatir masih ada ledakan lain.
Para petugas kepolisian saat melakukan penjagaan terkait penggeledahan rumah pelaku peledakan Pospam Kartasura di dusun Kranggan, Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (4/6). Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
5. Pelaku tertutup dan kerap menghilang
Pelaku bom bunuh diri di Pos Polisi Tugu Kartasura, Rofiq Asharudin, dikenal sebagai orang yang tertutup oleh warga tempat tinggalnya sejak lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), tepatnya dua tahun lalu. Hal itu diungkapkan Kepala Dusun Kranggan, Sudalyatno, saat dikonfirmasi pada Selasa dini hari (4/6).
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan pemuda yang dulu dikenal aktif mengikuti kegiatan di masjid tempatnya tinggal di Kranggan Kulon Rt 1/2, Desa Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, itu juga kerap berperilaku tak lazim.
"Dulu waktu SMA justru aktivis masjid di sini. Namun selepas SMA justru pendiam dan jarang berkumpul lagi," kata Sudalyatno, Selasa (4/6).
Anak kedua dari pasangan Mardi dan Sukinem itu pernah menempuh pendidikan tinggi di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta, namun akhirnya keluar. Sejak itulah, kata Suldayatno, Rofiq kerap kali menghilang.
"Tidak ada yang tahu ke mana perginya. Tapi orang tuanya sempat mengeluh anaknya tidak pulang. Kemudian mendadak dia pulang," jelas Sudalyatno.
Sejumlah barang bukti yang ditemukan di rumah pelaku bom bunuh diri di Sukoharjo. Foto: istimewa
6. Ditemukan sejumlah material bahan peledak di rumah pelaku
ADVERTISEMENT
Polisi menyita material bom dari penggeledahan rumah pelaku di Kampung Karanggan Kulon RT 1/2 Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, Selasa dini hari (04/06). Tidak hanya itu, polisi juga mengusut jaringan pelaku dan jenis bom yang digunakannya.
Hal ini diungkapkan Kepala Polda Jawa Tengah, Irjen Rycko Amelza Daniel, usai penggeledahan rumah pelaku. "Kita sita barang-barang yang sama dengan hasil olah TKP di pos polisi," jelasnya.
Rycko mengatakan pelaku masih tinggal bersama ibu dan adik-adiknya di kampung tersebut.
"Penggeledahan kita lakukan secara teliti karena kondisi masih gelap. Dia merakit sendiri masih kita dalami," jelas Rycko didampingi Pangdam Diponegoro, Jawa Tengah.
Melalui barang bukti yang disita dan pemeriksaan terhadap keluarga dan saksi mata, polisi mengusut jenis bom sekaligus jaringan tempat pelaku terlibat.
ADVERTISEMENT
Kepala Desa Wirogunan, Marjono, yang diminta menyaksikan penggeledahan mengatakan melihat barang-barang berupa baterai, label, switch on-off, belerang, dan serbuk putih berada di kamar dan lemari milik pelaku.
Seorang anggota kepolisian saat sedang menjaga lokasi kejadian ledakan di Pos Pantau Arus Mudik Joglosemar, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (4/6). Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
7. Serangan ketiga dalam sebulan terakhir terhadap pos polisi di Solo
Serangan percobaan bom bunuh diri di Pos Polisi Tugu Kartasura ini menjadi serangan teror yang ketiga yang terjadi di wilayah karesidenan Solo dalam satu bulan terakhir. Serangan sebelumnya terjadi di pos polisi di Fajar Indah, Solo; dan Delanggu, Klaten.