Aliansi Jurnalis di Solo Kecam Kekerasan Terhadap Pekerja Pers

Konten Media Partner
4 Mei 2019 7:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah massa saat melakukan aksi di kawasan Gedung Monumen Pers, Banjarsari, Jumat (3/5/2019) dalam memperingati Hari Kebebasan Pers Internasional. (Agung Santoso)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah massa saat melakukan aksi di kawasan Gedung Monumen Pers, Banjarsari, Jumat (3/5/2019) dalam memperingati Hari Kebebasan Pers Internasional. (Agung Santoso)
ADVERTISEMENT
SOLO - Aksi keprihatinan atas tindak kekerasan yang dialami sejumlah pekerja pers dilakukan Aliansi Jurnalistik Indonesia (AJI) Kota Solo di kawasan Gedung Monumen Pers, Banjarsari, Jumat (3/5/2019). Mereka menggandengan Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Dewan Kota Solo dalam menyuarakan kebebasan pers. Ketua AJI Kota Solo, Adib MA, menyampaikan tujuan dari aksi ini adalah menyampaikan aspirasi para pegiat pers yang bertepatan pada peringatan Hari Kebebasan Pers Internasional.
ADVERTISEMENT
"Kami ingin membangkitkan kepedulian terhadap pers nasional. Jangan ada aksi kekerasan yang menimpa insan pers," terang Adib.
Dalam aksi ini, belasan anggota AJI Kota Solo dan PPMI Dewan Kota Solo membentangkan spanduk bertuliskan "Defend Journalism #WorldPressFreedomDay". Peserta aksi menyoroti masih adanya kekerasan fisik yang menimpa pekerja pers. Seperti yang dialami Iqbal Kusumadireza (Rezza) yang mengalami tindak kekerasan saat menjalankan tugasnya untuk meliput aksi 212 pada Februari 2019 lalu.
"Dengan aksi yang kami lakukan, semoga tidak ada lagi kasus kekerasan terhadap pers, baik fisik maupun psikis. Berdasarkan data yang dimiliki oleh AJI, ada 64 kasus kekerasan yang terjadi menimpa wartawan tahun 2018 lalu. Sedangkan di tahun 2017, tercatata 60 kasus kekerasan terjadi terhadap pekerja pers," ujar Adib.
ADVERTISEMENT
Aksi ini ditutup dengan pembagian stiker kepada pengendara dan pengguna jalan yang melintas di kawasan Monumen Pers. Sejumlah poster berisi tulisan seukuran A3 juga turut mewarnai aksi dari para jurnalis di Solo, seperti Libur Cuma Mitos No Lyfee, UU ITE Lagi ... Pencemaran Nama Baik Lagi, Kritik Jokowi Diserang Cebong, Kritik Prabowo Diserang Kampret dan masih banyak yang lain. (Agung Santoso)