Anak Berkebutuhan Khusus Buka Rangakaian Acara Hari Tari Dunia

Konten Media Partner
29 April 2019 18:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampilan dari siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Cangakan, Karanganyar, pada pembukaan acara Hari Tari Dunia yang digelar di Pendhapa ISI Surakarta pada Senin (29/4/2019). (Tara Wahyu N.V.)
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan dari siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Cangakan, Karanganyar, pada pembukaan acara Hari Tari Dunia yang digelar di Pendhapa ISI Surakarta pada Senin (29/4/2019). (Tara Wahyu N.V.)
ADVERTISEMENT
SOLO - Sekolah Luar Biasa (SLB) Cangakan, Karanganyar, memeriahkan peringatan Hari Tari Dunia dengan tarian "Kidung Nusantara" pada acara yang digelar di Pendhapa ISI Surakarta pada Senin (29/4/2019). Pementasan tarian tersebut juga sebagai pra event serta simbolis dibukanya rangkaian acara dalam memperingati Hari Tari Dunia.
ADVERTISEMENT
Acara ini diawali dengan Tarian Jaranan yang dibawakan oleh 8 anak penderita dronsyndrom. Kemudian dilanjutkan dengan pentas Tarian Kidung Nusantara yang dibawakan oleh sekitar 19 anak dari tunarungu dan tunadaksa.
Guru SLB Cangakan sekaligus koreografer pementasan tari, Elfitriani, mengungkapkan kesulitan dalam mengajarkan anak tunarungu dalam menari.
"Ada sedikit kesulitan saat anak tunarungu membawakan tarian ini, metode yang dilakukan untuk mengajarkan adalah dengan aba-aba dan hitungan tempo saat menari. Latihan hanya 2 bulan. Melatih anak berkebutuhan khusus dengan anak umum lainnya sangat berbeda. Harus melihat mood-nya dahulu. kalau bagus baru mau latihan" jelas Elfitriani.
Tari Kidung Nusantara sendiri diciptakan oleh Rusyanto, guru SLB Cangkan. Kidung Nusantara memiliki arti sebagai penumbuh rasa patriotisme, meskipun mempunyai banyak hambatan.
ADVERTISEMENT
"Memberikan gambaran bahwa akhir-akhir ini rasa cinta terhadap tanah air mulai luntur, Melalui tarian ini, harapannya bisa menumbuhkan kembali kecintaan dari seluruh masyarakat terhadap Indonesia" ungkap Elfitriani. (Tara Wahyu N.V.)