news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Asosiasi Pertekstilan Indoneisa: Harus Dibentuk Dirjen Khusus Tekstil

Konten Media Partner
11 Oktober 2019 19:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fashion show di salah satu produsen batik Ndalem Gondosuli Laweyan Solo. (Agung Santoso)
zoom-in-whitePerbesar
Fashion show di salah satu produsen batik Ndalem Gondosuli Laweyan Solo. (Agung Santoso)
ADVERTISEMENT
SOLO - Persaingan ditingkat global dinilai oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) perlu dukungan dari pemerintah untuk memperkuat nilai tawar Indonesia sebagai negara produsen tekstil, minimal pemerintah bisa membentuk Dirjen Khusus Pertekstilan dengan melalui Kementerian terkait. Hal ini dikatakan Wakil Ketua API Jawa Tengah periode 2016-2019, Lilik Setiawan, Solo, Kamis (10/10).
ADVERTISEMENT
"Saat ini sudah saatnya berkolaborasi, bergandengan tangan baik secara organisasi maupun perusahaan, di bawah API maupun sebagai 'stakeholder' dari negara agar bisa memenangkan persaingan di tingkat global," katanya.
Sekarang cuma Kasubdit, bagaimana bisa berunding dengan kementerian yang lain. Pihaknya ingin ada Kementerian Tekstil sebagaimana kementrian lainnya. Selain itu, pihaknya menginginkan adanya Safeguard atau tindakan pengamanan dalam perdagangan internasional untuk menjaga produk dalam negeri.
"Sekarang impor kan mulai kencang dan mulai tidak sehat. Safeguard adalah satu hal yang sangat baik, juga sebagai bentuk tanggung jawab kita kepada WTO (World Trade Organization) karena dengan adanya safeguard ini pasti banyak negara lain yang tidak suka," ungkapnya.
Indonesia harus waspada dengan kondisi perekonomian dalam negeri karena mengalami resesi ekonomi. Bahkan, sudah di dua kuartal pertama tahun 2019 ini pertumbuhan ekonominya tidak ada bahkan minus.
ADVERTISEMENT
"Ini yang harus hati-hati, jangan terlena. Kalau Indonesia masih tumbuh positif, untuk pertumbuhan tekstil di kuartal pertama masih surplus 1 miliar dolar AS, artinya ada pertumbuhan sekitar 1,87 % secara yoy (tahunan)," jelasnya.
Pihaknya mencatat pada penutupan tahun 2018 pendapatan dari ekspor tekstil sebesar 13 Miliar Dolar AS atau tumbuh dari 12,58 Miliar Dolar AS di tahun 2017. Pertumbuhan pasar domestik juga menggembirakan yaitu 13 Miliar Dolar AS.
(Agung Santoso)