Barongsai Digunakan untuk Mengamen, Dikeluhkan Perkumpulan Tri Pusaka

Konten Media Partner
26 Februari 2020 17:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Salah satu pentas kesenian Imlek secara resmi didepan Balaikota Solo beberapa waktu yang diikuti komunitas, wartawan hingga Kepolisan.(Agung Santoso)
SOLO – Sejumlah perkumpulan maupun pihak menyayangkan tradisi aksi barangsai dibuat untuk mengamen. Seperti halnya warga keturunan Tionghoa yang tergabung dalam Perkumpulan Tri Pusaka yang resah. Setidaknya ini disampaikan Koordinator Perkumpulan Liong dan Barongsai Tri Pusaka, Reynardus, saat berbincang dengan Bengawan News, Rabu (26/2)
ADVERTISEMENT
"Sempat lihat di beberapa wilayah di Kota Solo. Kemarin di Kawasan Joyotakan. Tentu saja kami keberatan, ada warga juga yang mengeluh,” terangnya.
Kemudian pihaknya mengingatkan aksi ngamen barongsai secara langsung tapi tidak diperhatikan. Bahkan peringatan itu dianggap tidak ditanggapi serius serta dijawab iya yang diulang-ulang. Aksi mengamen dengan barongsai berimbas pada perkumpulan Liong dan Barongsai Tri Pusaka. Pasalnya, masyarakat mengetahui jika permainan barongsai hanya di perkumpulan mereka maupun perkumpulan resmi lainnya.
"Masyarakat tahunya, dari Tri Pusaka. Apalagi yang mengamen penampilannya lusuh. Pakaian pemainnya juga gak terawat. Apa dari Tri Pusaka? pasti, pikiran orang begitu, dan itu juga diungkapkan oleh sejumlah warga saat mengetahui aksi ngamen barongsai tersebut,” ungkap Rey.
Dia mengatakan tradisi ini dinilai sakral yang selalu pentas waktu acara Imlek, pentas kesenian, hajatan hingga pentas seremonial. Dengan demikian pihak perkumpulan menyayangkan sehingga pihaknya akan menemui kelompok yang mengamen barongsai.
ADVERTISEMENT
"Kita temui baik-baik dan memberi pemahaman serta menandatangi pernyataan supaya tidak diulang," jelasnya.
Terpisah, tokoh masyarakat Tionghoa, Sumartono Hadinoto, saat dikonfirmasi mengatakan hal sama. Barongsai yang digunakan untuk mengamen dinilai kurang tepat. Menurutnya, liong dan barongsai merupakan sebuah kesenian yang lahir dari budaya masyarakat. Meski sebagai kesenian tapi liong dan barongsai masih dipercaya memiliki nilai kesakralan.
“Bisa dilihat, liong dan barongsai ditampilkan saat perayaan Imlek atau dalam acara peresmian kantor. Harapannya, tentu mendatangkan hal positif dan mengusir hal negatif. Kalau digunakan untuk ngamen, saya rasa kok kurang tepat,” katanya. (Agung Santoso)