BNPB Waspadai Longsor di Lereng Merapi

Konten Media Partner
19 November 2020 19:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo saat kunjungannya di Balai Pengungsian Desa Balerante, Kemalang, Klaten
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo saat kunjungannya di Balai Pengungsian Desa Balerante, Kemalang, Klaten
ADVERTISEMENT
KLATEN - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mewaspadai terjadi longsor di Gunung Merapi menyusul curah hujan yang tinggi di sekitar lereng Merapi. Status Gunung Merapi sendiri dinaikkan menjadi Siaga pada 5 November 2020.
ADVERTISEMENT
Kepala BNPB, Doni Monardo di sela kunjungannya di Balai Pengungsian Desa Balerante, Kemalang, Klaten mengingatkan agar masyarakat yang berada di lereng Merapi untuk mewaspadai longsor.
"Yang perlu diantisipasi adalah curah hujan, ketika saat ini curah hujan tinggi resiko adanya longsor semaikn tinggi," ujar Doni Monardo, Kamis (19/11).
Lebih lanjut, Doni meminta kepada masyarakat yang berada di lereng-lereng Gunung Merapi di kemiringan 30 derajat ke atas untuk betul-betul bisa mengantisipasinya.
Bahkan, jika memang sudah emergency masyarakat diharapkan untuk mengungsi ke tempat yang sudah disediakan oleh pemerintah daerah. Selain itu, Doni juga mewaspadai banjir lahar dingin aliran Gunung Merapi.
"Kalau perlu mengungsi, mengungsi untuk sementara dulu. Juga nanti saat hujan yang lebih deras, maka aliran sungai yang membawa material dari arah hulu harus menjadi perhatian semuanya," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu dibutuhkan kerja sama dengan semua pihak, meski saat ini masih dalam kondisi yang bisa dikontrol serta resiko bahaya yang relatif aman, prioritas masyarakat yang harus dievakuasi ke balai pengungsian adalah kelompok rentan.
"Kerja sama satu sama lain sangat penting, kita dalam menghadapi wabah ini dan kita juga belum tahu batas waktu erupsi terjadi. Secara kemampuan relatif rentan harus memdapatkan prioritas berada di pengungsian, termasuk lansia, penderita komobrid, ibu hamil, menyusui, dan balita," tutupnya. (Tara Wahyu)