Delegasi UNS Raih Emas di "Japan Design, Idea & Invention Expo"

Konten Media Partner
5 Juli 2019 6:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelima mahasiswa dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo saat menjuarai kompetisi “Japan Design, Idea & Invention Expo” di Tokyo, Jepang. (Agung Santoso)
zoom-in-whitePerbesar
Kelima mahasiswa dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo saat menjuarai kompetisi “Japan Design, Idea & Invention Expo” di Tokyo, Jepang. (Agung Santoso)
ADVERTISEMENT
SOLO- Lima mahasiswa dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo membawa pulang medali emas dari Jepang. Prestasi ini diraih setelah mereka mengikuti kompetisi “Japan Design, Idea & Invention Expo” di Tokyo, Jepang, yang digelar pada 15-17 Juni 2019. Ungkapan kebahagiaan ini disampaikan Prof Djoko Purnomo selaku dosen pembimbing dari kelima mahasiswa beprestasi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Puji syukur di kompetisi Japan Design, Idea & Invention Expo kami berhasil meraih medali emas" jelas Djoko.
Kelima mahasiswa yang berhasil mengharumkan nama UNS dan Indonesia itu adalah Sofia Oka Rodiana dari Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Untuk empat mahasiswa lain berasal dari program studi Agroteknologi Fakultas Pertanian (FP), yakni Rizhal Akbar Jaya Pratama, Nor Isnaeni Dwi Arista, Rahma Amira Zhalzabila Wakak Megow, dan Hifqi Himawan.
"Event yang diadakan oleh World Invention Intelectual Property Associations," jelas Sofia sebagai perwakilan dari tim.
Mereka tergabung dalam Studi Ilmiah Mahasiswa UNS ini dengan karya mosquito killer dengan nama BONGI, yaitu spray untuk membunuh nyamuk yang terbuat dari kotoran kerbau. Nama BONGI sendiri merupakan kepanjangan dari kata berbahasa Jawa, yaitu “Kebo Wangi” (kerbau yang wangi/harum). Branding ini menunjukkan jika produk tersebut berasal dari kotoran kerbau atau dalam bahasa Jawa disebut dengan “Keo”. Delegasi UNS ini mempresentasikan karya yang mereka buat di hadapan dewan juri. dan finalis lain dari berbagai negara, seperto Kanada, Iran, Taiwan, Korea, dan Hongkong.
ADVERTISEMENT
"Ide produk ini muncul ketika salah satu mahasiswa Agroteknologi, Rizhal, melakukan praktikum di Karanganyar. Dia melihat kotoran kerbau hanya dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Lalu dia coba kembangkan untuk yang lain," jelas Sofi. (Agung Santoso)