Didiskualifikasi dari UTBK, Ini Kata Sang Pelatih

Konten Media Partner
9 Juli 2020 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kasus pencoretan Marcelino Michael alias MM dari Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) sampai ke telinga pelatih National Paralympic Commitee (NPC)
zoom-in-whitePerbesar
Kasus pencoretan Marcelino Michael alias MM dari Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) sampai ke telinga pelatih National Paralympic Commitee (NPC)
ADVERTISEMENT
SOLO - Kasus pencoretan Marcelino Michael alias MM dari Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) sampai ke telinga pelatih National Paralympic Commitee (NPC). Sang pelatih, Slamet Widodo mengaku telah menanyakan kejadian tersebut ke Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
ADVERTISEMENT
"Kemarin sudah saya tanyakan ke SPMB ya, itu sebenarnya ada semacam salah paham dan kesalahan. Kesalahpahaman itu pengawas tidak tahu bahwa tunanetra ada beberapa level. Ada level P1, P2, P3 dan Marcel itu masuk P3, dia bisa melihat beraktivitas tapi punya keterbatasan sudut pandang dan jarak pandang," ujar Slamet saat dikonfirmasi, Kamis (09/7).
Ia menerangkan, bahwa Marcel masuk kategori P3 atau low vision. Marcel bisa beraktivitas seperti biasa dengan jarak pandang 20 derajat sehingga Marcel hanya bisa melihat pandangan ke depan saja.
"Keterbatasan sudut pandang dan jarak berbeda. Untuk panitia tidak tahu dianggap bukan tunanetra, lalu didiskualifikasi," paparnya. 
Slamet mendatangi Gedung SPMB untuk meluruskan kasus pencoretan Marcelino. Slamet menyebut telah terjadi kesalahan pahaman dari pihak pengawas. Ia juga mengatakan bahwa Marcel merupakan atlet NPC lempar lembing dan lempar cakram
Setelah mendatangi Gedung SPMB, ujian yang akan dijalani Marcel akan dijadwalkan ulang. Selain itu, untuk mengikuti SPMB harus membawa surat keterangan bahwa disabilitas netra. 
ADVERTISEMENT
"Kami sudah punya dan periksakan matanya Marcel sejak 2019 di Jakarta dan dia masuk katagori low vision," ujarnya. 
Slamet juga meminta, pihak kampus memberikan surat resmi atas pencabutan diskualifikasi Marcel. 
Sementara itu, Ketua SMPB UNS Ahmad Yunus, untuk selanjutnya akan melakukan verifikasi data serta pemeriksaan terhadap Marcel.
"Kami akan periksa lagi, bukan hanya dokumen tapi juga pemeriksaan fisik dan dicek oleh dokter," ucapnya. 
Sebelumnya, Marcelino didiskualifikasi dari UTBK UNS lantaran Marcel tidak seperti disabilitas lainnya yang menggunakan alat bantu sehingga menimbulkan kecurigaan pengawas. (Tara Wahyu)