Dinas Pariwisata Promosikan Kebudayaan Solo dan Keramahan Harga di PD U-20 2021

Konten Media Partner
28 Juni 2020 21:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dinas Pariwisata Kota Surakarta akan menggandeng komunitas budaya dalam perhelatan event olahraga Piala Dunia U-20 2021
zoom-in-whitePerbesar
Dinas Pariwisata Kota Surakarta akan menggandeng komunitas budaya dalam perhelatan event olahraga Piala Dunia U-20 2021
ADVERTISEMENT
SOLO - Perhelatan event olahraga Piala Dunia (PD) U-20 2021 menjadikan etalase wisata dan budaya Kota Solo, Jawa Tengah. Promosi kearifan lokal juga menjadi target Dinas Pariwisata Kota Solo sehingga mendongkrak perekonomian. Hal ini dikatakan Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Surakarta, Hasta Gunawan, Minggu (28/6).
ADVERTISEMENT
"Solo itu kental dengan budaya termasuk di dalamnya ada wisata, batik, kesenian hingga kuliner yang harus kita ambil peluang untuk promosi. Ini jadi ciri khas dan harus ditonjolkan, sehingga menjadi oleh-oleh bagi peserta dan suporter," terang Hasta.
Tentu harus ada persiapan dan anggaran khusus menyambut event tersebut dan termasuk nanti menggandeng komunitas budaya. Bahkan, salah satu langkah penting yang bakal dilakukan yakni menyiapkan tim pendamping sepanjang waktu untuk mengenalkan segala potensi wisata Solo. Selama penyelenggaraan, pihaknya akan menunjukkan semua potensi budaya dan pariwisata yang ada.
Promosi kearifan lokal juga menjadi target Dinas Pariwisata Kota Solo sehingga mendongkrak perekonomian
"Misalnya nanti ketoprak di Taman Balekambang, jadwalnya akan kami tambah serta menggandeng komunitas untuk street performance," jelas Hasta.
Tapi dia menilai ada hal yang tak kalah penting yakni keramah-tamahan masyarakat juga harus dijaga. Sebab, kemungkinan besar banyak suporter dari luar negeri yang ingin menyaksikan pertandingan sekaligus sisi menarik dari Kota Solo. Budaya ramah dan harga juga ditonjolkan yakni menjual dengan harga pantas wajar dan terjangkau serta tidak 'ngepruk' (tidak wajar dan mahal -red).
ADVERTISEMENT
"Keramahan yang selama ini jadi budaya orang Solo harus ditunjukkan. Contoh paling gampang adalah tidak menjual sesuatu dengan 'ngepruk' harga (menjual dengan harga tinggi dan tidak wajar)," paparnya. (Agung Santoso)