Dinilai Masih Muda, Bagyo Pertanyakan Kemampuan Gibran Melestarikan Budaya

Konten Media Partner
4 Desember 2020 12:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Debat II Antar Paslon telah terselenggara secara live tadi malam, Kamis (03/12) di Studio TATV, Surakarta
zoom-in-whitePerbesar
Debat II Antar Paslon telah terselenggara secara live tadi malam, Kamis (03/12) di Studio TATV, Surakarta
ADVERTISEMENT
SOLO - Calon Wali Kota Solo nomor urut 02, Bagyo Wahyono mempertanyakan program Gibran dalam melestarikan budaya Kota Solo. Bagyo menilai putra presiden tersebut belum mengetahui kultur budaya Solo.
ADVERTISEMENT
"Mas Gibran kan masih muda, budaya Solo ini mau Jenengan bawa kemana? Sedangkan kultur budaya, Jenengan belum tahu banget lah," tanya Bagyo dalam debat Pilkada Putaran Kedua tadi malam, Kamis (03/12).
Lebih lanjut, Bagyo juga mempertanyakan kepemimpinan Teguh Prakosa saat masih menjadi Dewan di DPRD Solo.
"Karena begini, banyak sekali yang sudah dipimpin oleh Pak Teguh, yang sebagai anggota DPRD banyak sekali di Solo. Solo sebagai Kota Budaya, tapi tidak ada budayanya. Salah satunya keraton sebagai ikon keraton termasuk hiburan untuk orang tua seperti keroncong," ungkapnya.
Menjawab pertanyaan dari rivalnya tersebut, Gibran mengatakan memang masih muda dan masih perlu banyak belajar. Gibran akan menjadikan budaya di Kota Solo sebagi pilar kekuatan dan magnet untuk wisatawan datang ke Solo.
ADVERTISEMENT
"Kebudayaan, warisan budaya, seni jadi pilar kekuatan dan magnet tersendiri untuk wisatawan untuk datang ke Solo. Makanya, saya ingin budaya-budaya kita seperti Sekaten, Grebeg Sudiro harus dipertahankan," jawab Gibran.
Selain itu, dalam melestarikan budaya di Kota Solo sudah ada gamelan di setiap kelurahan. Namun, masih ada kendala dan belum bisa digunakan lantaran terhalang oleh tenaga pendidik.
"Ini sekarang sudah ada hibah juga Pak, gamelan slendro pelog ke sekolah-sekolah dan kelurahan. Ini sekarang PR-nya mencarikan gurunya. Kemarin saya sudah bertemu dengan perwakilan Pokdarwis dari lima kecamatan untuk mencarikan guru," terangnya.
"Jadi, saya dan Pak Teguh beda Pak, rembukannya sekarang, bukan kalau setelah dilantik. Kita cari solusinya, begitu dilantik langsung eksekusi," lanjut Gibran. (Tara Wahyu)
ADVERTISEMENT