Dosen UNS Kenalkan Teknik Pengendalian Hama Tikus Kepada Petani Klaten

Konten Media Partner
2 Desember 2019 10:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim pengabdian masyarakat yang terdiri dari Dr. Supriyadi, M.S. (Ketua) dan Setya Nugraha, S.Si, M.Si, Dr. Drh. Yanuartono, M.P. Melakukan kegiatan penerapan teknologi ke masyarakat dalam rangka mengendalikan hama tikus yang efektif.  (Agung Santoso)
zoom-in-whitePerbesar
Tim pengabdian masyarakat yang terdiri dari Dr. Supriyadi, M.S. (Ketua) dan Setya Nugraha, S.Si, M.Si, Dr. Drh. Yanuartono, M.P. Melakukan kegiatan penerapan teknologi ke masyarakat dalam rangka mengendalikan hama tikus yang efektif. (Agung Santoso)
ADVERTISEMENT
SOLO - Penerapan teknologi pengendalian hama tikus menjadi inovasi oleh tim pengabdian masyarakat dari Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Sebelas Maret (UNS). Tim ini telah melakukan pemasangan 'Trap Barrier System' (TBS) dan pemanfaatan burung hantu, dengan dibuatkan Rumah Burung Hantu (Rubuha) sebagai sarangnya.
ADVERTISEMENT
"Trap Barrier System (TBS) merupakan teknik pengendalian tikus dengan prinsip memasang perangkap di lahan padi. Penerapan ini kami lakukan kepada petani di Klaten," jelas Ketua, Dr. Supriyadi, Minggu (01/11).
Komponen TBS terdiri dari dinding sebagai pagar dengan bahan fiber, agar tahan lama dan dapat dipasang berulang-ulang. Bubu perangkap dari ram kawat dan tanaman pemikat (lure crop), yaitu tanaman padi yang telah membentuk malai isi.
"Pemasangan TBS akan efektif apabila padi di lahan sekitarnya belum mencapai masa bunting/bermalai atau pada masa bera (Bero-Jawa)," jelasnya.
Dalam hal ini maka tikus akan masuk ke TBS karena mencari padi yang mengandung pati/karbohidrat sebagai kebutuhan pakan pokok guna tikus berkembang biak. Bubu perangkap di pasang sore hari dan diperiksa pagi hari. Tikus yang terperangkap dalam bubu dibunuh dengan cara ditenggelamkan. TBS modifikasi ini cukup efektif, yakni mampu menangkap antara 1-18 ekor setiap malam pemasangan. Jumlah lubang/sarang aktif tikus di sekitar lokasi pemasangan TBS juga turun signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa TBS efektif menurunkan populasi tikus di lapangan.
ADVERTISEMENT
“Spesifikasi teknologi TBS yang diterapkan adalah sebagai berikut, luas tanaman padi untuk lure crop adalah 120 m2 (meter persegi) dengan panjang 12 m dan lebar 10 m. Tanaman dipagari dengan plastik fiber setinggi 80 cm dengan rapat (bagian bawah fiber ditambal dengan tanah basah). Penyangga fiber ditempatkan di dalam pagar," jelsas Setya Nugraha, salah satu tim menerangkan.
Pemasangan TBS dapat diintegrasikan dengan pemanfaatan burung hantu, Tyto Alba untuk mendapatkan hasil lebih efektif, ramah lingkungan, dan efek jangka panjang. Pemanfaatan burung akan lebih efektif apabila disertai dengan pembuatan “Rubuha” sebagai sarangnya. Burung hantu dapat mengendalikan populasi tikus, karena makanan utamanya adalah tikus.
“Pemasangan TBS efektif apabila dipasang dengan benar, baik cara pemasangan, waktu pemasangan dan tanaman padi dalam TBS, " jelasnya.
ADVERTISEMENT
(Agung Santoso)