Dua Pecatur Putri Jadi Andalan Indonesia di Kejuaraan Internasional

Konten Media Partner
3 Juli 2019 7:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana kejuaraan Asian Junior and Girls Chess Championship 2019 di Lor In Hotel, Karanganyar, pada Senin (1/7/2019). (Agung Santoso)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana kejuaraan Asian Junior and Girls Chess Championship 2019 di Lor In Hotel, Karanganyar, pada Senin (1/7/2019). (Agung Santoso)
ADVERTISEMENT
KARANGANYAR - Indonesia mengandalkan pecatur Ummi Fisabilillah dan Dita Karenza dalam kejuaraan Asian Junior and Girls Chess Championship 2019. Kompetisi ini digelar di Lor In Hotel, Karanganyar, yang berlangsung mulai Senin (1/7/2019) hingga Senin (8/7/2019). Hal ini disampaikan Ketua Bidang (Kabid) Pembinaan dan Prestasi (Binpres) Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) Jawa Tengah, Kristianus Liem, Selasa (2/7/2019).
ADVERTISEMENT
"Pecatur kita memiliki peluang yang bagus tapi lawan yang datang dari luar juga tidak main-main," katanya.
Untuk nomor catur cepat, pecatur Indonesia Novendra Priasmoro menjadi juara kedua, setelah juara pertama diraih pecatur Vietnam, Nguyen Anh Khoi, dengan menyandang gelar International Master (IM) dengan rating 2516. Juara ketiga diraih Raghunandan Kaumandur Srihari dari India.
"Novendra meraih enam poin dari tujuh babak dan kalah dari Nguyen," lanjut Liem.
Asian Junior and Girls Chess Championship 2019 akan digelar hingga Senin (8/7/2019) pekan depan. (Agung Santoso)
Untuk nomor catur klasik, Indonesia mengandalkan pecatur Arif Abdul Hafiz dan Catur Adi Sagita. Sementara di nomor pecatur putri, Ummi Fisabilillah yang baru saja lolos di ajang Sea Games menjadi andalan Indonesia dengan bermain di tiga nomor. Selain itu, Dita Karenza, andalan Indonesia lainnya, juga berpeluang menjadi juara.
ADVERTISEMENT
"Ada juga Gracelia Paramesthi, meskipun tidak lolos di Sea Games tapi dia mampu bersaing di tingkat nasional. Meskipun tidak juara di nomor catur cepat, tapi dia bisa bersaing," ujar Liem dengan optimis (Agung Santoso)