Fenomena Aneh Terjadi di Solo, Ribuan Cacing Muncul ke Permukaan Tanah

Konten Media Partner
20 April 2020 12:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Fenimena ribuan cacing muncul ke permukaan tanah. (Agung Santoso)
SOLO - Ribuan cacing yang muncul ke permukaan tanah menjadi fenomena aneh di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah. Menurut Pakar Lingkungan Hidup, Prabang Setyono, hal tersebut dikarenakan habitat yang tidak mendukung.
ADVERTISEMENT
"Jadi ketika habitatnya tidak mendukung, cacing keluar ke permukaan tanah, cacing itu kan butuh kelembaban yang tinggi. Ketika kemudian kondisi kelembaban di tanah itu turun drastis dikarenakan mungkin perubahan iklim dan seterusnya, sehingga cacing itu akan keluar,” ucap pakar dari Universitas 11 Maret Kota Solo ketika dikonfirmasi, Senin (20/04/2020).
Namun yang menjadi pertanyaan Prabang Setyono adalah soal keluarnya cacing tersebut yang begitu masif. Kondisi ini, disangkutpautkan karena faktor masa transisi dari penghujan menuju kemarau. Sebagaian masyarakat mengaitkan fenomena aktivitas Gunung Merapi beberapa waktu lalu. Dengan demikian Prabang Setyono hanya menegaskan kalau ada variabel yang menyebabkan habitat dalam tanah terganggu.
"Kita lihat, kita review ke belakang, pernah kejadian di Taiwan. Sebelum terjadi gempa juga muncul fenomena cacing, di Tiongkok juga begitu. Hanya persoalannya itu mungkin sebagai variabel pendukung saja. Tetapi yang jelas variabel utamanya itu mungkin karena faktor kelembaban tanah terganggu sehingga cacing pada keluar. Berarti di dalam tanah ada sesuatu,” tandasnya.
Pakar Lingkungan Hidup, Prabang Setyono. (Agung Santoso)
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut teori disampaikan, kemungkinan ada gelombang elektromagnetik frekuensi rendah didalam tanah. Dari pergerakan-pergerakan yang dipicu oleh biotektonik, serta gempa vulkanologi. Disinilah kemudian terjadi fenomena cacing muncul ke permukaan tanah, ditambah lagi wilayah Klaten, Sukoharjo, Boyolali, Surakarta masuk dalam zonasi Gunung Merapi.
“Jadi, jika ingin mengkait-kaitkan dengan Gunung Merapi. Maka ada logika teori yang bisa dibangun seperti itu,” tegasnya.
Prabang Setyono tidak sepakat jika fenomena tersebut disebabkan dari efek penyemprotan disinfektan ketika pandemi COVID-19, karena daerah yang tidak disemprot secara masif seperti Sukoharjo dan Boyolali tidak muncul fenomena cacing. Maka dari itu muncul teori tesis tersebut. Apalagi jenis cairan disinfektan tidak bermerek dan bertujuan untuk menyemprot hama.
"Kalau gara-gara disemprot, semprotan itu sebelum sampai tanah mestinya sudah ada proses penguapan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ketegasan dia secara teori terkait dihubungkannya fenomena dengan gempa bumi menurutnya terlalu dini. Dia menganggap datanya terlalu minim jika hanya cacing saja. Pasalnya harus disertai munculnya rangkaian hewan tanah lainnya seperti rayap hingga undur-undur.
Dalam kesempatan berbeda, salah satu warga bernama Nugroho ketika ditemui di kawasan Pasar Gede mengatakan, dia melihat ribuan cacing yang muncul ke permukaan tanah, tepatnya diselokan sejak Sabtu lalu. Cacing tersebut muncul dari 15 hingga 20 menit, setelah itu hilang karena disapu.
(Agung Santoso)