FOTO: Kesibukan Kakek Penjahit Bendera Jelang Peringatan Hari Kemerdekaan

Konten Media Partner
3 Agustus 2021 18:11 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nurhadi, penjahit asal Kota Solo memeperoleh order menjahit ribuan bendera.
zoom-in-whitePerbesar
Nurhadi, penjahit asal Kota Solo memeperoleh order menjahit ribuan bendera.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SOLO-Usia Nurhadi, warga Pajang, Kota Solo, tak lagi muda. Sebagian besar rambutnya sudah memutih. Namun, gerak-gerik kakek berusia 66 tahun itu masih cukup cekatan.
ADVERTISEMENT
Kedua matanya juga masih cukup awas. Di usianya yang sudah tua itu dia masih mampu menekuni pekerjaannya sebagai penjahit tanpa perlu memakai kacamata.
Nurhadi memajang bendera yang diproduksinya di depan tempat usahanya.
Saat ini merupakan bulan sibuk. Dia mendapat order untuk membuat ribuan bendera. Order serupa selalu diperolehnya tiap kali menjelang Hari Kemerdekaan.
"Order datang sejak Juli lalu," katanya saat ditemui, Selasa (03/08/2021). Tidak semuanya berupa bendera. Sebagian pemesan memintanya untuk membuat umbul-umbul.
Selama Juli lalu dia harus membuat 50 bendera setiap hari untuk bisa memenuhi permintaan pemesan. Memasuki Agustus, dia menggenjot produksinya menjadi 80 bendera tiap hari.
Nurhadi sibuk menyiapkan bahan untuk pembuatan bendera.
Sebagian besar merupakan pesanan pelanggan. Namun dia juga membuat bendera untuk stok. "Saya jual sendiri," kata Nurhadi.
Dia menjual benderanya dengan harga beragam. Bendera ukuran besar dijualnya seharga Rp 65 ribu per potong. Sedangkan bendera ukuran sedang dijual seharga Rp 25 ribu per potong. Khusus untuk umbul-umbul dijualnya seharga Rp 30 ribu per potong.
Nurhadi dan istrinya sedang menjahit bendera.
Dia juga membuat bendera ukuran kecil untuk dipasang di mobil atau motor. Bendera mini itu dijualnya seharga Rp 2 ribu per potong.
ADVERTISEMENT
Nurhadi menyebut bahwa pesanan bendera pada saat ini mengalami penurunan jika dibanding dengan sebelum pandemi COVID-19. Penurunannya mencapai sekitar 20 persen.
(Agung Santosa)