Foto: Melestarikan Long Bumbung, Tradisi Penyambut Bulan Suci

Konten Media Partner
2 April 2022 21:13 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Festival Long Bumbung digelar warga Gondosuli, Tawangmangu, Karanganyar. FOTO: Agung Santoso
zoom-in-whitePerbesar
Festival Long Bumbung digelar warga Gondosuli, Tawangmangu, Karanganyar. FOTO: Agung Santoso
ADVERTISEMENT
KARANGANYAR - Tradisi menyulut long bumbung dulu identik dengan bulan suci Ramadan.
ADVERTISEMENT
Replika meriam dari pangkal pohon bambu tersebut kerap disulut anak-anak menggunakan tetesan minyak, di berbagai perkampungan setiap sore.
Warga menyulut long bumbung di Lapangan Gondosuli. FOTO: Agung Santoso
Suara dentuman dari bambu yang berdiameter besar itu menjadi penyambut Ramadan dari tahun ke tahun, sebelum akhirnya terkikis perkembangan zaman.
Seolah tak rela jika tradisi itu hilang begitu saja, warga Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar pun mencoba melestarikan long bumbung.
Long Bumbung adalah salah satu tradisi warga untuk menyambut Ramadan. FOTO: Agung Santoso
Festival Long Bumbung digelar warga, Jumat (01/04/2022), guna melestarikan tradisi tersebut.
“Ini salah satu tradisi warga dalam menyongsong Ramadan, yang sudah lama hilang. Padahal dulu suara long bumbung itu sudah seperti meriam zaman Belanda,” kata tokoh agama setempat Suroto.
Warga meniup long bumbung. Foto; Agung Santoso
Puluhan long bumbung pun dipasang di Lapangan Gondosuli, saat berlangsungnya festival. Meriam bambu itu lantas disulut satu demi satu oleh peserta festival.
ADVERTISEMENT
“Awalnya kami ingin menggelar di salah satu masjid. Tapi karena ada larangan dari petugas keamanan, warga menyelenggarakan kegiatan itu di lapangan,” terang dia.
Suasana riuh pun tercipta, manakala suara long menggelegar. Seiring sambutan meriah dari para penonton, penyelenggara festival berharap agar tradisi dan kearifan lokal itu tetap lestari.
(Agung Santoso)