Guru MAN 1 Surakarta Ajarkan Sejarah dengan Komik

Tim Bengawan News
Media Kota Solo dan sekitarnya | Website: Bengawannews.com
Konten dari Pengguna
13 Februari 2019 13:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tim Bengawan News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Beberapa koleksi Komik Sejarah dari Siswa MAN 1 Surakarta. (Foto : Fernando Fitusia)
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa koleksi Komik Sejarah dari Siswa MAN 1 Surakarta. (Foto : Fernando Fitusia)
ADVERTISEMENT
Guru Sejarah MAN 1 Surakarta, Rusdi Mustapa, menerapkan pembelajaran sejarah dengan cara dan model baru yaitu membuat komik sejarah.
ADVERTISEMENT
Ide ini berawal dari sebuah pemikiran pelajaran sejarah yang identik dengan hafalan-hafalan yang panjang, membosankan, dan kurang menarik bagi siswa.
Metode ini diharapkan bisa menarik minat siswa agar senang belajar sejarah. Caranya, materi sejarah yang siswa baca digambarkan ke dalam sebuah komik, sehingga sejarah yang awalnya tidak bisa dilihat sekarang bisa dilihat.
Pembuatan komik sejarah ini diterapkan kepada para siswa kelas XI IPA 1-6 MAN 1 Surakarta.
“Jadi para siswa kelas XI IPA 1-6 MAN 1 Surakarta disini diberi tugas untuk membuat komik sejarah. Para siswa diberikan waktu selama satu bulan dari awal Januari hingga akhir Januari dan dibagi dalam tiga kelompok pada tiap kelasnya," ujar Rusdi.
ADVERTISEMENT
" Tiga Kelompok tersebut nantinya akan diundi dengan 3 tema yaitu proklamasi, penjajahan Jepang dan Rengasdengklok. Nah, untuk kelompok yang sudah mendapatkan tema, maka ia harus mempelajari tentang tema yang didapat, mulai dari membaca dan mempelajari isi yang terkandung didalamnya, kemudian men-setting percakapan atau dialog yang ada di dalam komik, jadi mereka berkreasinya disitu. Materi sejarah yang formal dikembangkan menjadi materi sejarah yang tidak terlalu formal yang berupa gambar, tokoh-tokoh, dan ada dialognya,” jelas Rusdi.
Para siswa sedang belajar menggunakan software Comic life. (Foto : Fernando Fitusia)
Dalam pembuatan komik sejarah menggunakan software khusus komputer yang bernama comic life.
Software ini didapatkan oleh Rusdi karena ikut pelatihan online pembuatan komik yang diadakan oleh Samisanov atau Satu Minggu Satu Inovasi, sebuah komunitas guru-guru untuk mengembangkan media.
ADVERTISEMENT
“Untuk sistem kerja penggunaan software-nya, disini yaitu anak-anak tinggal mencari gambar sesuai dengan tema yang mereka dapat. Tetapi tidak semua gambar sesuai dengan tema. Jadi ada beberapa kelompok yang menggambar sendiri kemudian di-scan jadi sebuah file gambar kemudian dimasukkan ke dalam software comic life. Jadi bagi siswa yang mempunyai kemampuan gambar di tugas ini masih bisa terakomodir,” tambah Rusdi.
Komik ini memiliki ketentuan minimal lima halaman. Dan hanya halaman depannya saja yang dicetak, sedangkan halaman belakangnya tidak. Sehingga tidak perlu dibolak-balik gambarnya.
Namun, hal ini tidak berlaku untuk komik yang memiliki halaman yang lebih dari lima. Jika halaman komik ternyata harus lebih dari lima, maka akan dicetaknya bolak-balik.
ADVERTISEMENT
Komik tersebut dapat dicetak oleh para siswa di rental komputer yang menerima jasa percetakan. Tugas ini juga tidak memerlukan biaya mahal karena kisaran harga cetaknya pun tidak sampai lebih dari Rp 20 ribu. Selain tidak memberatkan, siswa juga jadi senang dengan tugas ini.
Rencananya, sebanyak 20 komik sejarah yang dibuat oleh enam kelas akan dikumpulkan dan dijilid. Nantinya kumpulan komik tersebut akan disumbangkan ke perpustakaan madrasah. Sehingga perpustakaan akan memiliki koleksi komik sejarah dari materi kelas XI yang telah dipelajari dan tidak untuk dijual.
Salah satu contoh Komik Sejarah yang di Buat oleh Siswa MAN 1 Surakarta. (Foto : Fernando Fitusia)
“Harapan ke depannya dengan adanya tugas seperti ini anak-anak bisa lebih senang belajar sejarah. Jadi pelajaran sejarah tidak hanya berupa hafalan tetapi juga bisa memvisualkan apa yang mereka baca dalam sebuah komik sejarah. Sehingga mereka lebih senang belajar sejarah dan bisa meningkatkan prestasi belajar,” tutur Rusdi.
ADVERTISEMENT
Saat diwawancara terpisah, Farhat salah satu siswa yang membuat komik sejarah berjudul 'Jambu Biji' yang merupakan singkatan Janjimu Busuk Bikin Jijik mengatakan metode tersebut menyenangkan. “Seru sih, kayak gini jadi bisa buat ajang refreshing juga bagi kita, jadi belajar enggak harus pakai buku terus. Kita jadi bisa belajar pakai aplikasi komputer juga, seru lah seru!" ujar Farhat. /Fernando Fitusia