IKN Pindah, Mantan Kepala Bappenas: Jakarta Tetap Eksis, Tak Akan Redup

Konten Media Partner
27 Oktober 2022 11:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Andrinof Chaniago. FOTO: Dok. Kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Andrinof Chaniago. FOTO: Dok. Kumparan.com
ADVERTISEMENT
SOLO - Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Andrinof Chaniago, menilai rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur (Kaltim) tidak akan membuat Jakarta lepas dari statusnya sebagai ibu kota. Bahkan Kota Jakarta akan tetap baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
"Akan tetap eksis. Apakah Jakarta akan redup? Pulau Jawa juga akan redup? tentu saja tidak. Tidak ada yang dikhawatirkan," katanya dalam acara bertema Nasib Jakarta Tanpa Status Ibu Kota, Kamis (27/10/2022).
Andrinof kembali memaparkan, justru dengan pemindahan ibu kota ke Kaltim memberi peluang bagi Jakarta untuk berbenah diri. Karena, cepat atau lambat, tekanan urbanisasi ke Jakarta dan kota-kota di sekitarnya seperti Tangerang, Depok, Bogor, dan Bekasi akan menurun.
"Suatu wilayah yang sebagian fungsinya dipindahkan ada implikasi kewenangan. Tapi itu bukan masalah, kewenangan untuk mendukung urusan. Tetapi Jakarta tetap akan tumbuh terus dengan berbagai hal yang mendukung kemajuan kota," terangnya.
Lebih lanjut Andrinof yang juga pendiri gerakan Visi Indonesia 2033 menjelaskan, kapasitas Jakarta sebagai kota megapolitan tak akan berkurang. Termasuk sumber pendapatan utama yakni anggaran pendapatan belanja daerah (APBD).
ADVERTISEMENT
Di mana dengan APBD sebesar Rp 70 triliun lebih, Jakarta menjadi daerah yang memiliki anggaran sangat besar. Jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi di Jawa lainnya.
"Jakarta pegang Rp 70 triliun, provinsi lain paling dengan jumlah orang yang sama dengan Jakarta hanya Rp 10 triliun. Makanya sangat bisa peningkatan kualitas kota dengan sumber anggaran cukup. Jadi kapasitas potensinya besar sekali," paparnya
Urbanisasi yang tinggi ke Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) itulah yang menjadi sumber munculnya berbagai masalah bagi Kota Jakarta, mulai soal sampah, kemacetan, polusi, banjir dan sebagainya.
Kemunculan IKN akan menjadi magnet baru. Di Kawasan Tengah dan Timur akan mengendurkan laju kedatangan penduduk ke Jabodetabek.
"Dengan pemindahan itu, harus kita sambut dengan agenda menata Jakarta untuk menjadi berkualitas secara lingkungan, ekonomi, dan sosial. Salah satu langkah strategis adalah dengan memperbanyak hunian vertikal dan membangun kawasan-kawasan terpadu. Jakarta harus menuju kota seperti Kota Taipei dan Singapura yang model huniannya didominasi oleh hunian vertikal," paparnya.
ADVERTISEMENT
(Fernando Fitusia)