Keraton Kasunanan Surakarta Memperingati Berdirinya ke-275 M
ADVERTISEMENT
SOLO - Keraton Kasunanan Surakarta tetap menggelar peringatan berdirinya keraton ke-275 M atau 284 tahun Jawa meski di tengah pandemi COVID-19. Acara peringatan berdirinya Keraton Kasunanan Surakarta diisi dengan agenda wilujengan, kemudian pembacaan sejarah singkat berdirinya Keraton Kasunanan Surakarta ditutup dengan doa oleh ulama Keraton Solo.
ADVERTISEMENT
Dalam acara tersebut juga dihadiri Sentono Dalem dan Abdi Dalem. Mereka yang hadir wajib untuk menggunakan masker. Selain itu posisi duduk juga diatur berjarak satu dengan lainnya.
Direktur Eksekutif Lembaga Hukum Keraton Kasunanan Surakarta (LHKS), KPH Eddy Wirabumi mengungkapkan peringatan tetap digelar meski secara seserahan namun tidak menghilangkan maknanya agar dalam perjalanan ke depannya kita tidak melupakan sejarah.
"Tentunya dengan acara ini, agar dalam perjalanan ke depan kita tidak melupakan sejarah," ujar KPH Eddy Wirabumi.
Wilujengan ini juga digelar sebagai peringatan bergabungnya Keraton Kasunanan Surakarta dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kasunanan Surakarta merupakan daerah pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia sebagai negara melalui maklumat pada 1 September 1945, dan hari Selasa (01/09) merupakan peringatan 75 tahun Maklumat Paku Buwono (PB) XII dan Mangkunegaran (MN) VIII tanggal 1 September 1945.
ADVERTISEMENT
"Wilujengan berdirinya Keraton Surakarta dibarengkan juga dengan peringatan 75 tahun Keraton Solo bergabung dengan NKRI," ungkapnya.
Dalam acara wilujengan itu juga dibagikan bubur Suro kepada seluruh peserta yang hadir. Bubur Suro merupakan lambang rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas berkah dan rezeki yang diperoleh.
"Bubur Suro ini sendiri merupakan dalam bulan Suro ini (dahulunya) banyak kejadian-kejadian besar yang dialami oleh umat manusia," pungkasnya. (Tara Wahyu)