Ketua MUI DKI: Protokol Kesehatan Sejak Awal Diterapkan Pondok Pesantren

Konten Media Partner
6 Agustus 2020 21:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
K.H Munahar Muchtar sebagai Ketua MUI DKI Jakarta saat mengunjungi Pondok Pesantren Budi Utomo LDII di Kota Solo
zoom-in-whitePerbesar
K.H Munahar Muchtar sebagai Ketua MUI DKI Jakarta saat mengunjungi Pondok Pesantren Budi Utomo LDII di Kota Solo
ADVERTISEMENT
SOLO - Penerapan protokol kesehatan  dalam era tatanan baru justru sudah diajarkan dalam agama terutama Agama Islam. Hal ini dikatakan K.H Munahar Muchtar sebagai Ketua MUI DKI Jakarta saat mengunjungi Pondok Pesantren Budi Utomo LDII. Dalam kunjungannya, Muhar juga menyampaikan pondok pesantren diharapkan mencetak pemimpin. 
ADVERTISEMENT
"Sejak awal Agama Islam sudah diajarkan hidup bersih dari cuci tangan hingga berkaitan menutup rapi," ujar di sela-sela kunjungan, Kamis (06/07/2020).
Menurutnya, diajarkan selama ini seperti wudhu atau tahapan membasuh anggota badan yang tampak. Tata cara inilah dilakukan ini dan tatanan hidup bersih sudah diawali oleh orang beragama Islam.
Selanjutnya, bila ada tatanan baru menurut dia jika sudah diterapkan sejak dulu. Bahkan banyak dokter yang mengikuti yang diajarkan Agama Islam selama ini dalam menjalankan hidup bersih.
" Tidak ada istilah new normal karena setiap tahapan telah diajarkan. Namun menurut saya, diharapkan masyarakat tetap menjalankan hidup sehat, " ujarnya 
Terkait adanya sejumlah pondok yang santri terkonfirmasi positif COVID-19 diharapkan bukan menjadi klaster. Dia justru mempertanyakan ada atau tidaknya COVID-19 selama ini. Meskipun demikian, dia kembali mengatakan perlunya menjaga imunitas dan kesehatan seperti istilah kebersihan itu sebagian dari iman. Dan ini selalu dijaga karena semua sakit diawali dari hati bersih tidaknya. Apa yang terjadi yakni COVID-19 merupakan azab atau ujian dari Allah.
Penerapan protokol kesehatan  dalam era tatanan baru justru sudah diajarkan dalam agama terutama Agama Islam
"Setidaknya pemimpin itu juga harus hati dan  imannya bersih. Karena masih banyak pemimpin negeri yang hatinya kurang bersih ," jelasnya. 
ADVERTISEMENT
Setidaknya kedatangan ini di Pondok Pesantren Budi Utomo LDII merupakan safari dakwah dan silaturahmi dari Madura dan  Jawa Timur dan ziarah ke makam Walisongo. Meskipun mendadak dia berharap antara Pondok Pesantren (Ponpes) satu yang lain dengan yang lainnya satu arah, bukannya bergesekan karena tujuannya sama yakni membina umat. Banyak yang bisa diambil pelajaran pada pondok ini karena bisa menjadi motor terbaik untuk anak-anak.
"Harapan untuk bangsa ini justru dari santri karena pemimpin ke depan justru dari santri bukan dari sekolah umum," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Muhammad Taufiq sebagai Wakil Pembina Ponpes Budi Utomo mengatakan telah menjalankan protokol kesehatan. Bahkan pihaknya melakukan sesuai petunjuk dari provinsi dalam menjalankan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sejak awal Juli. Meskipun begitu dari 400 lebih jumlah santri masih ada yang belum masuk pondok sehingga menjalani kegiatan sistem daring.
ADVERTISEMENT
"Awalnya dulu pulang, tapi keinginan untuk masuk maka kita laksanakan dengan protokol kesehatan. Memang belum semua bisa masuk pondok," ujarnya.
Bagi mereka kembali ke pondok maka menjalani isolasi mandiri sebelum bergabung dengan santri lain. (Agung Santoso)