Khusyuk, Tadarus di Bawah Temaram Lampu Minyak

Konten Media Partner
5 Mei 2021 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Santri di Pesantren Baitul Mustafa Solo mengaji dengan penerangan lampu minyak dan lilin, Selasa (04/05/2021)
zoom-in-whitePerbesar
Santri di Pesantren Baitul Mustafa Solo mengaji dengan penerangan lampu minyak dan lilin, Selasa (04/05/2021)
ADVERTISEMENT
SOLO-Pondok Pesantren Baitul Mustafa, Mojosongo, Solo, menyambut malam Lailatul Qadar dengan cara berbeda. Pesantren itu mengajak para santrinya membaca Al Quran dengan diterangi cahaya lampu minyak dan lilin, Selasa (04/05/2021).
ADVERTISEMENT
Kegiatan itu seolah membawa para santri kembali ke masa lalu, masa di saat belum ada penerangan listrik. Mereka mengaji dengan cahaya temaram sehingga membuat suasana terlihat semakin khusuk.
Meski terbiasa dengan lampu yang terang benderang, para santri tidak terlihat kesulitan dalam melakukan kegiatan tadarus itu. Mereka hanya perlu menambah konsentrasi agar bisa membaca dengan benar.
Santri di Pesantren Baitul Mustafa Solo mengaji dengan penerangan lampu minyak dan lilin, Selasa (04/05/2021)
Salah satu pengasuh pesantren, Ahmad Hadinakarim mengatakan kegiatan itu sengaja dilakukan di sepertiga akhir Ramadhan. "Untuk menyambut malam Lailatul Qadar," katanya . Mereka ingin meneladani umat di masa lalu yang mengaji dengan sarana terbatas.
Menurutnya, terdapat makna filosofis dibalik penggunaan lampu minyak dan lilin untuk penerangan kegiatan tadarus itu. Ahmad mengatakan pihaknya ingin para santri juga bisa menjadi penerang bagi masyarakat di sekitarnya.
Santri di Pesantren Baitul Mustafa Solo mengaji dengan penerangan lampu minyak dan lilin, Selasa (04/05/2021)
Kegiatan tadarus dengan cahaya lampu minyak itu digelar rutin sejak 2013 silam. Hanya saja, kegiatan itu sempat terhenti pada tahun lalu lantaran pandemi. "Sekarang dimulai lagi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat," katanya.
ADVERTISEMENT
Salah satu santri, Arden Saputra mengatakan selalu ikut tadarus selama tiga tahun terakhir. Dia berharap bisa mendapatkan berkah dengan beribadah di malam Lailatul Qadar.
Arden mengaku tidak kesulitan membaca Quran dengan penerangan lampu minyak dan lilin. "Meski menggunakan teplok (lampu minyak), tulisan masih terlihat jelas," kata dia.
(Agung Santoso)